Home BERITA Pandangan Siswa Seminari John Boen dan MAN Insan Cendikia: Moderasi Beragama Membangun Kedamaian

Pandangan Siswa Seminari John Boen dan MAN Insan Cendikia: Moderasi Beragama Membangun Kedamaian

by Stefanus Lopis

Simpang Katis, Berkatnews.com– Ketua OSIS Seminari Menengah Mario John Boen Pangkalpinang Petrus Sanga Prason menyampaikan sebagai negara plural, Indonesia sangat rentan terhadap berbagai gesekan sosial. Sebab itu para siswa di sekolah harus menanggapi secara positif setiap perbedaan yang ada.

“Kita sebagai generasi muda harus sadar bahwa setiap zaman memiliki tantangan tersendiri. Oleh sebab itu, kita harus mengembangkan respon positif terhadap perbedaan, serta lebih toleran memaknai keberagaman yang ada di Indonesia,” kata Prason usai mengikuti kegiatan penguatan moderasi beragama bertema ‘Memupuk Toleransi dalam Konteks Masyarakat Global’, Kamis pagi.

Arbi Deo Saragi, salah satu siswa SMAK Seminari Mario John Boen menyebutkan agama merupakan hal yang sensitif dan rentan terhadap konflik. Maka, moderasi hadir untuk menciptakan keseimbangan dan keselarasan dalam kehidupan beragama.

“Cinta memang tidak beragama, tetapi semua agama mengajarkan tentang cinta. Marilah kita meredam ego,” ajaknya.

Sementara M. Hafidz Al Farid mewakili siswa-siswi MAN Insan Cendikia bilang prinsipnya menerapkan moderasi adalah hargai untuk dihargai dan dihormati sebagaimana hukum Newton III bahwa aksi sama dengan reaksi.

Mazzeto Faig, siswa MAN Insan Cendikia lainnya mengakui pengalaman mengikuti kegiatan penguatan moderasi beragama ini sebagai sesuatu yang sangat berkesan.

“Aku merasa berkesan karena kita bersama-sama hidup berasrama, semakin erat persaudaraan di antara kita. Tidak hanya mendapat ilmu namun merealisasikannya dalam hidup nyata”, ujarnya.

Marcelino Masala Sequeira Amaral juga merasa senang karena dapat teman baru.

“Sebagai manusia pasti merasa senang ketika mendapat teman baru, dijadikan untuk berbagi pengalaman yang dapat dijadikan pembelajaran dan berguna untuk masa depan. Harapnya, kunjungan ini dapat terjadi kembali, tidak hanya sekolah kita tetapi juga di setiap sekolah,” pungkas dia.

Semoga moderasi beragama dapat menjauhkan sikap ekstrem, bahkan pemikiran primordialisme dan intoleransi terhadap perbedaan.

Sejatinya, moderasi beragama menjadi kebutuhan untuk menemukan persamaan dalam perbedaan dan bukan mempertajam perbedaan dengan bersikap eksklusif. Moderasi beragama menjunjung nilai kemanusiaan dan menghadirkan keseimbangan pemahaman agama di tengah masyarakat demi terwujudnya kedamaian. (Martin da silva, Pr dan Arbi Saragi)

Related Articles

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.