Sungailiat—-Berkatnews.com—- Sabtu siang (27/01), terlihat sekelompok anak muda Katolik berkumpul di depan kantor Keuskupan Pangkalpinang. Orang muda Katolik (OMK) mahasiswa itu begitu antusias bercendagurau bersiap untuk menaiki bus yang akan membawa mereka ke Pantai Tanjung Pesona Sungailiat Bangka. Mereka akan berkemah disana (27-28/01), mengalami malam keakraban (dibaca: Makrab) bersama membangun persaudaraan sejati.
Para mahasiswa malam keakraban itu berasal dari beberapa perguruan tinggi di Bangka, yang meliputi UBB, STIE IBEK, ISB Atma Luhur, Poltekes, UT, Universitas Muhammadiyah, dan beberapa kampus yang ada di Bangka. “Bersatu dalam komunio membangun persaudaraan sejati”, menjadi tema yang diusung oleh mahasiswa-mahasiswi Katolik dalam Makrab mereka.
Hadir dalam Makrab itu, Mgr. Adrianus Sunarko ofm, Uskup Keuskupan Pangkalpinang, RP. Agus Riyanto msf, pastor rekan Paroki Sungailiat sekaligus Ketua Komisi Kerasulan Awam Kevikepan Bangka Belitung, Bernadus Reco, aktivis kerasulan awam.
Mgr. Adrianus hadir dan menyapa para mahasiswa dan mahasiswi, seakan kembali ke kampus lagi. Bapa Uskup menyapa tunas-tunas muda lewat materi yang beliau paparkan. Mgr. Adrianus mensyeringkan pengalaman kerasulan awam dalam Gereja Katolik di Korea. Kata Bapa Uskup, Perjalanan sejarah katolik di Korea, Seoul, dimana yang dibawa oleh kaum awam dan masyarakat Korea sendiri, yang menemukan kitab dalam Bahasa Chin.
Mgr. Adrianus menghubungkan dengan sejarah Gereja Katolik kita. Bahwa sejarah di Keuskupan Pangkalpinang yang membawa kaum awam sendiri, yang kita kenal Paulus Tjen On Ngie. Dan dalam sejarah nasional, juga kita kenal ada I. K Kasimo. Almahrum Kasimo merupakan pahlawan kaum awam yang membela kemerdekaan bangsa Indonesia. Disini dapat kita lihat bawa di Gereja Katolik ada beberapa pahlawan yang diakui oleh negara.
Lebih lanjut, Bapa Uskup Adrianus juga menandaskan bahwa sebagai mahasiswa katolik, kita tidak boleh melupakan sejarah kita. Kita harus berguna dan aktif sebagai rakyat yang 100% Katolik dan 100% Indonesia.
Bernardus Reco, aktivis muda ini dihadapan mahasiswa mensyeringkan perjalanan pengalamannya sebagai aktivis muda kerasulan awam. Reco, begitulah yang sering disapa, menegaskan bagaimana proses memanage waktu untuk berorganisasi. Dan yang terpenting disini ialah untuk menjadi pemimpin yang baik. Menjadi pemimpin yang baik haruslah memiliki ketiga hal ini, harus mempunyai tujuan yang jelas, bisa mempengaruhi orang lain untuk hal positif, dan mampu bersifat sosial.
Kegiatan perayaan Ekaristi bersama yang dipersembahkan oleh Romo Agus, msf yang juga ketua dari komisi Kerawam pada 28 Januari, menjadi puncak Mahasiswa Katolik membangun keakraban bersama Kristus, sumber dan puncak hidup Kristiani.
Acara makrab ini tidak hanya diisi dengan materi, namun juga dengan outbond. Kegiatan outbond sebagai sarana para peserta diajak untuk membangun berkomunio demi persaudaraan sejati, yang sudah disiapkan oleh panitia.
“Momen kebersamaan serta menambah ilmu, kehangatan, dan keakraban yang mendalam hingga memperkuat ikatan sosial antar mahasiswa Katolik, saling mendukung, dan menciptakan kenangan berharga dalam persaudaraan. Semoga juga acara ini menjadi pendorong semangat baru bagi Mahasiswa Katolik untuk pembentukan PMKRI”, ungkap dan harapan dari saudara Noven, ketua pelaksana acara Makrab kali ini.
Peliput: Risen-Vincentius