Home KATEKESE Renungan Harian Senin, 6 Desember 2021

Renungan Harian Senin, 6 Desember 2021

by Alfons Liwun

Bacaan 1, Yesaya 35: 1-10, Allah sendiri datang menyelamatkan kalian; Mazmur 85: 9a-10.1112.13-14, Allah sendiri akan datang menyelamatkan kita; Bacaan Injil Lukas 5: 17-26, Hari ini kita telah menyaksikan hal-hal yang sangat menakjubkan.

 Keselamatan itu Komunal

Oleh: Alfons Liwun*)

Yesaya dalam bacaan pertama mengungkapkan kehadiran Allah kembali, ketika bangsa Israel masih dapat mendengarkan dan berseru kepada Allah. Mereka mendengarkan dan berseru kepada Allah kembali, setelah kembali dari pembuangan Babilonia. Mereka tak malu untuk kembali ke pangkuan Allah, walau terus menerus mengingkari janji Allah.

Kehadiran Allah dalam bangsa Israel dilukiskan Yesaya dengan begitu indah. Padang gurun akan mengalir air. Padang belantara akan berbunga dan bersorak ria. Serigala dan singa menjadi tenang dan bersahabat dengan alam. Iya…, kedamaian akan terlaksana dalam Allah.

KBG St. Vincentius Mengunjungi Yang Sakit (foto:mega)

Kehadiran Allah yang digambarkan Yesaya, dimaksudkan bukan untuk diri Yesaya atau tokoh-tokoh berpengaruh dalam bangsa Israel. Tetapi untuk semua warga, suku yang ada di Israel. Allah hadir dalam keindahan alam, sehingga dapat dilihat, dirasakan, dan dialami oleh semua orang. Dan membuka pintu hati semua orang untuk kembali menghadap Allah, dalam gerak aktivitas dan doa-doa. Biarkan Allah yang membaharui diri orang beriman seperti pembaharuan Allah pada alam. Biarlah keadilan Allah dirasakan dan dialami oleh semua orang, supaya semua orang pun meneruskan rasa keadilan bagi sesamanya. Inilah bukti, bahwa keselamatan Allah tidak hanya diperuntukan bagi pribadi-pribadi tertentu, tetapi untuk semua orang yang percaya kepada-Nya.

Keselamatan Allah untuk semua orang, komunal juga diwariskan dalam bacaan Injil hari ini. Penginjil Lukas menceritakan penyembuhan orang lumpuh yang diadakan oleh Yesus. Saat penyembuhan, hadir juga lawan bicara Yesus, beberapa Farisi dan ahli Taurat, pelaku antagonis Yesus yang selama ini terus mengintai Yesus kepada Yesus pergi dan menjumpai khalayak ramai. Kehadiran tokoh antagonis Yesus ini, tidak membatalkan keselamatan Allah. Karena bagaimana pun, keselamatan jauh lebih penting ketimbang hanya mengurai benang kusut yang selalu dihadirkan Farisi dan ahli Taurat.

Keselamatan Allah ditegakkan untuk semua orang, tanpa terkecuali. Lukas menggambarkan bahwa orang-orang membawa si lumpuh kepada Yesus. Namun, karena terlalu banyak orang yang hadir di sekitar Yesus, mereka mencari jalan lain. Jalan yang ditempuh mereka, naik ke atas atap rumah, membongkar beberapa atap rumah kemudian menurunkan si lumpuh, tepat di hadapan Yesus. Tak terbayangkan, bagaimana jika rumah itu roboh membawa dampak lebih buruk untuk si lumpuh, mereka sendiri dan semua yang ada didalam rumah? Hanya karena demi keselamatan si lumpuh mereka harus berkurban: memikul si lumpuh dari rumah, kreatif mencari jalan keluar, menaikan si lumpuh di atas atap rumah, kemudian menurunkan si lumpuh di hadapan Yesus. Sebuah proses perjuangan yang tidak main-main. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Berjuang bersama demi keselamatan. Inilah bukti bahwa keselamatan Allah untuk semua orang baik yang sehat maupun yang sakit. Yang sehat harus tergerak hati menolong yang tidak sehat, atau sakit. Komunio berjuang untuk berpusat pada Kristus dan membawa misi: solider dan peduli bagi sesama.

Bagi kita, keselamatan Allah pun untuk semua orang, tanpa terkecuali. Sekarang, pemahaman dan penghayatan semacam ini, bagaimana diterapkan dalam hidup kita sebagai seorang kristiani?

KBG St. Vincentius hadir ditengah yang sakit (foto:mega)

Kita yang sehat dipanggil untuk membangun sikap solider dan peduli kepada sesama yang sakit, seperti ditunjukan oleh orang-orang yang membawa si lumpuh kepada Yesus. Orang-orang yang membawa si lumpuh kepada Yesus, memiliki latar, kekuatan berkomunio. Kekuatan berkomunio begitu tegak dibangun karena mereka bersama-sama berpusat pada Kristus. Mendengarkan pesan Yesus, menanggapi pesan Yesus dan melakukan pesan Yesus dalam kehidupan sehari-hari. Itulah misi: solider dan peduli kepada sesama!

Ketika misi: solider dan peduli ini dijalankan, benar uangkapan yang indah nan damai nabi Yesaya. Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak-sorai dan berbunga; seperti bunga mawar ia akan berbunga lebat, akan bersorak-sorak, ya bersorak-sorak dan bersorak-sorai. Semoga Tuhan memberkati kita. Amin!***

*) Staf PIPA Keuskupan Pangkalpinang

Related Articles

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.