Pangkalpinang-BerkatNews.com (2/11/2016 12.00 WIB). Bertempat di Hotel Sol Marina Jl.Koba bangka Tengah, Koordinator Nasional (Kornas) ME Indonesia telah menyelenggarakan sidang Dewan Nasional ke 43 di Distrik 15 Pangkalpinang dari tanggal 26 – 30 Oktober 2016.
Delegasi sidang ME berasal dari 17 Koordinator Distrik (Kordis) dan 7 wilayah dari seluruh Indonesia yang berjumlah sekitar 35 Imam dan 48 pasutri. Utusan mulai dari distrik Jakarta, Semarang, Yogyakarta-Solo-Magelang, Surabaya, Purwokerto, Bandung, Ende, Manado, Makasar, Malang, Pontianak, Denpasar, Cirebon, Banjarmasin, pangkalpinang, Maumere, Samarinda serta dari wilayah Bogor, Pekanbaru, Ruteng, Sorong dan Atambua. Dalam sidang denas kali ini distrik Maumere tidak bisa hadir.
Misa Pembukaan dipimpin Administrator Apostolik Keuskupan Pangkalpinang, Mgr. Yohanes Harun Yuwono di Gereja Katedral Santo Yosep, Rabu 26 Oktober sore hari dan dilanjutkan malam harinya dengan pembukaan sidang di Hotel Sol Marina.
Koordinator ME Indonesia pasutri Ina-Handono dan Pastor pendamping Rm. Yus Noron dalam sambutannya menyampaikan tema sidang dewan ke 43 ini “Be Missionaries of Joy and Mercy“. Rasa kagum kepada distrik Pangkalpinang sebagai tuan rumah yang mampu mempersiapkan dengan baik even nasional ini. Harapan ke depan agar ME distrik Pangkalpinang menunjukkan citra dirinya dan melebarkan sayap untuk menanggapi panggilan Tuhan dengan “Jadilah Misionaris Pembawa Sukacita dan Cinta Kasih”. Harapan secara umum agar pelayanan kasih sidang dewan ini semakin menunjukkan suka cita, keakraban,dan semangat baru bagi ME Indonesia.
Ketua Panitia sidang pasutri Sarju-Nina, dan RD Hendrawinata menyampaikan ucapan selamat datang kepada semua delegasi ME dan bersyukur telah tiba di Pangkalpinang. Penyelenggaran sidang dewan ME ini bertepatan juga dengan Lustrum ke 7 distrik Pangkalpinang. Ada perasaan was-was apakah distrik 15 Pangkalpinang ini mampu mengkoordinir dalan sidang dewan nasional ME ke 43 ini mengingat baru pertama kali sidang dewan dilaksanakan di Pangkalpinang namun dengan dukungan semua komunitas ME Pangkalpinang akhirnya rasa optimis muncul dan satu persatu permasalan dam teratasi. Menyadari kerapuhan sebagai manusia dan kesuksesan tidak datang dengan hanya mengandalkan kemampuan dan kekuatan manusia maka ME distrik Pangkalpinang mulai awal tahun 2016 melakukan Novena keliling ke seluruh paroki di Bangka untuk memohon agar sidang dewan nasional ME dapat terselenggara dengan baik dan memberikan pelayanan terbaik bagi peserta delegasi yang hadir dari seluruh Indonesia.
Koordinator distrik 15 Pangkalpinang pasutri Marsel-Susan, dan RD Yustinus Ta’Laleng menyampaikan impianya dengan terselenggaranya sidang dewan dan lustrum ke 7 ME ini akan lebih banyak lagi pasutri, Imam, Biarawan/wati di distrik Pangkalpinang yang merindukan dan belajar menghidupi niali-nilai yang diajarkan oleh ME. Harapan juga bagi yang sudah mengenal semakin menekuni dan menghayati dalam keseharian. “Semoga dengan sidang ME ini membawa angin segar yang menghidupkan bagi pasutri di keuskupan Pangkalpinang. Jika keluarga Katolik sehat dan kuat maka gereja akan semakin nyata menjadi sakramen yang menyelamatkan dunia”, ungkap RD. Yustin.
Berikut petikan wawancara BerkatNews.com dengan Bapak Marsel Supartono selaku Koordinator Distrik 15 Pangkalpinang:
Apa yang mendasari sidang dewan nasional ME ini?
Sidang dewan nasional ME merupakan kegiatan rutin ME Indonesia sebagai sarana berkumpul dari distrik yaitu perwakilan dari tiap keuskupan untuk melihat sejauh mana perkembangan kasih keluarga, kesulitannya, memberi motivasi dan pengayaan bagi tim kordis dan tim Weekend agar makin termotivasi dan menambah wawasan juga mengevaluasi model pendekatan yang bisa menjawab kebutuhan. Dalam sidang Denas ini lebih pada evaluasi dan konsolidasi, reformasi manakala ada yang harus diperbaharui serta peresmian distrik baru jika ada karena tidak semua keuskupan ada koordinator distrik…
Bagaimana Acara berjalan dan poin-poin penting yang dihasilkan?
Hasil sidang denas ME 43 pada hari pertama adalah formation untuk pengayaan tim sesuai tema Be Misionries Joy and Mercy yang dikemas dalam bentuk materi dan diberikan ke seluruk peserta sidang denas. Untuk hari kedua penyampaian laporan perkembangan dari distrik, kesulitan dan evaluasi apakah perlu ada pembaharuhan materi, dan penetapan 2 wilayah baru yaitu wil Mataram dan Palangkaraya.Terbentuknya wilayah ME ini sebagai persiapan untuk menjadi distrik.
Pada hari kettiga sidang berupa pengayaan skill, ketrampilan dan pemahaman tentang bagian –bagian tertentu dari keluarga misal kemampuan publik relation dari tim, dan kali ini lebih pada pemahan perkawinan dalam keluarga. Untuk hari keempat adalah renewal yaitu mengumpulkan pasutri ME untuk mendapatkan pengayaan dengan materi fokus pada tema..
Adakah isu khusus yang diangkat dalam sidang kali ini?
Isu yang diangkat dalam sidang adalah keprihatinan terhadap generasi muda saat ini yaitu kenakalan, tidak ada kepedulian akan iman kristiani dalam nilai-nilai kekeluargaan. Hal ini sumber utama dari keluarga yaitu keluarga yang tidak memerankan fungsinya maka solusinya pendampingan terhadap generasi muda oleh keluarga tentu keluarga yang terdidik, kuat dan harmonis…
Bagaimana Persiapan tuan rumah Distrik 15 Pangkalpiang ini ?
Distrik Pangkalpinang dalam persiapan penyelenggara kali ini tentu bayak yang harus dipersiapkan walaupun 2 tahun sebelumnya sudah diberitahu. Kami mulai dari novena di tiap paroki, beberapa kali pertemuan/rapat, menyiapkan fasilitas dan akomodasi bagi delegasi dari distrik, menyediakan “house couple” untuk pasutri yang ikut rombangan delegasi. Secara umum menghimpun dana, mempersiapkan tempat dan penyambutan, bersama kornas mempersiapkan materinya…
Kendala apa yang dialami pada sidang kali ini?
Dalam sidang kali ini secara umum tidak ada kendala dan berjalan dengan lancar dan harapan kedepan bagi ME distrik Pangkalpinang adalah ME ingin masuk ke paroki-paroki kita untuk mengenal dan mengalami tentang ME agar keluarga –keluarga bisa menghidupi dan merambat pada keharmonisan keluarga. Sedangkan cita-cita secara nasional adalah nilai-nilai ME dihidupi oleh keluarga-keluarga Katolik karena nilai ME adalah nilai Injili dari perkawinan yang digarap secara intens agar keluarga Katolik menjadi gereja kecil atau sel untuk terbentuknya gereja universal, juga mengajak para Uskup dan Imam ikut mengalami Weekend agar mengerti menjadi eadah bida lanjut bagi keluarga-keluarga di KBG.
Bagaimana perkembangan ME di Pangkalpinang?
Perkembangan ME di Pangkalpinang memang bisa dibilang relatif terutama keikutsertaan pasutri yang mau bergabung karena sesuatu yang baik biasanya sedikit peminatnya tetapi pasutri ME hampir semua mengatakan kenapa baru ikut tidak dari dulu begitu kira-kira ungkapan mereka setelah mengalami di ME. Anggapan bahwa kelompok kategorial biasanya disebut kelompok eksklusif merupakan keprihatinan bersama dimana hal ini mungkin dilakukan oleh beberapa orang, tetapi ME jelas tidak menginginkan hal demikian tetapi hakekat ME adalah garam yang bisa cair atau cahaya yang merambat kemana-mana, nilai kristiani dihidupkan dalam keluarga. Hal yang dilakukan ME untuk mewujudkan misi keuskupan Pangkalpiang untuk menuju tiga bintang antara lain ME menghadirkan diri tidak sebagai kelompok tetapi menghadirkan nilai-nilai kristiani dalam komunitas. ***