Lubuk Baja-BerkatNews.com (21/11/2016 16.00 WIB). Umumnya setiap dewan Legio Mariae selalu mengadakan rekoleksi tahunan. Bertempat di Gedung Serba Guna St. Petrus Batam, Minggu (20/11/2016), para legioner dari presidium senior Kuria Maria Pintu Surga mengadakan rekoleksi tahunan tersebut. Mereka yang hadir (35 anggota) adalah para legioner dari empat presidium senior yang bernaung di bawah kuria tersebut. Kuria adalah dewan legio yang mengkoordinir beberapa presidium Legio Maria dalam suatu wilayah tertentu.
Dihubungi BerkatNews.com, Maria Laurentia, Ketua Kuria Maria Pintu Surga menjelaskan bahwa peserta terdiri dari empat presidium senior: Presidium Bejana Rohani, Presidium Benteng Daud, Presidium Putri Kerahiman, dan Presidium Bunda Rahmat Ilahi.
Rekoleksi diberikan oleh Pemimpin Rohani Kuria Maria Pintu Surga, RD. Anselmus Ola Sony atau biasa dipanggil Romo Ansel. Rekoleksi tahun ini mengajak legioner untuk merenungkan nasehat dan arahan dari Buku Pegangan Legio Maria Bab 39 point yang ke 17 “Legioner Melihat dan Mengabdi Kristus Sendiri dalam Setiap Orang yang Dihadapi“.
Menurut Bu Maria, para peserta dengan antusias menyimak apa yang disampaikan oleh Romo Ansel. Beliau menyampaikan landasan permenungan yang diambil dari Injil Mateus 25:40 “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hima ini kamu telah melakukannya untuk Aku”. “Sebagai seorang legioner dituntut mengabdi Kristus melalui Bunda Maria dengan spiritualitas Maria“, ungkap Romo Ansel. Beliau memberikan tiga contoh yang dapat direnungkan oleh para legioner yaitu dalam tugas kerasulannya: yang pertama adalah Spiritualitas Kerendahan Hati; ketika Maria menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel, ia dengan rendah hati menerima tawaran Allah. Kedua adalah Spiritualitas Persaudaraan, ketika Maria mengunjungi Elisabeth saudaranya, kita tidak hidup sendiri kita memerlukan orang lain meskipun orang lain itu tidak seperti yang kita harapkan, tetapi dengan keberadaan mereka kita bisa melihat diri kita sendiri. Dan yang ketiga adalah Spiritualitas Kehadiran, ketika Yesus mengubah air menjadi anggur; beruntung dalam pesta itu Yesus dan Maria hadir sehingga tuan rumah tidak malu dengan habisnya anggur.
Setelah break sesi pertama, sesi selanjutnya adalah pengendapan permenungan dengan realitas tugas dan karya legioner. Pada sesi kedua ini, para legioner menimba bagaimana menjadi legioner yang militan, pantang menyerah dalam keadaan apapun, sekali menjadi legioner sampai akhir hayat tetap menjadi seorang legioner. Seringkali Tuhan memanggil orang percaya untuk melakukan sesuatu bagi Tuhan, tetapi banyak orang percaya yang hanya berkata “ya” tetapi tidak melakukan.
Dan akhirnya sesi kedua berakhir sudah dan para peserta merasakan bahwa pesan yang disampaikan Pastor Ansel harus diwujudnyatakan dalam kehidupan sehari hari sebagai seorang legioner. ***
Foto Dok.
de mariam numquam satis [costmust/BerkatNews.com]