Bacaan 1, Yesaya 30: 19-21. 23-26, Pastilah Tuhan mengasihi kalian, apabila kalian berseru-seru; Mzm. 147: 1-2.3-4.5-6, Berbahagialah orang yang menanti-nantikan Tuhan!; Bacaan Injil Matius. 9: 25-10: 1, 6-8, Melihat orang banyak itu tergerak hati Yesus oleh belas kasihan.
Hidup Ini Sebuah Adventus
RD. Lucius Poya H., Imam Keuskupan Pangkalpinang
Tak ada yang abadi di muka bumi. Semuanya musnah, bila Tuhan datang menunjukkan kuasa-Nya. Oleh karena itu, sejatinya hidup kristiani adalah sebuah adventus, sebuah moment untuk menantikan kedatangan Tuhan; sebuah persiapan untuk menyambut Kristus. Itulah sebabnya, kata Yesus, angkatlah mukamu. Jagalah dirimu, jangan saratkan dirimu hanya dengan kepentingan dan kesenangan duniawi, sebagaimana diamanatkannya pada hari Minggu I Adventus yang silam.
Demi memaknai hidup sebagai sebuah moment untuk menjaga diri itu, adventus hendaknya dimaknai sebagai kesempatan pengolahan diri; sebuah kurun waktu yang sangat tepat untuk melihat ke dalam diri sendiri sebagaimana sang perwira pada hari Senin; serentak pula dimaknai sebagai sebuah rentang waktu untuk sejenak meninggalkan kebisingan dan hiruk pikuk dunia demi berjalan bersama dan berkomunio dengan Yesus, sebagaimana Rasul Andreas, hari Selasa. Sebab hanya dengan memaknai adventus sebagai moment refleksi, berkomunio dengan Yesus dan mencahayai diri dengan injil, adventus boleh menjadi saat rahmat untuk memulihkan diri dari kelumpuhan, ketimpangan, kebutaan dan kebisuan yang boleh jadi pernah bahkan sedang melanda sisi-sisi kehidupan seorang peziarah, sebagaimana pesan Yesus hari Rabu.
Penting memaknai adventus sebagai sebuah saat rahmat untuk berkomunio dan mencahayai diri dengan injil, karena kekokohan iman tidak tergantung pada seberapa besar mulut berseru Tuhan-Tuhan. Kekokohan iman, kata Yesus hari Kamis, sangat terkait erat dengan keutamaan mendengar dan melaksanakan Sabda Allah. Siapa yang mendengar dan melaksanakan Sabda Allah dalam hidup konkret, ia bagai sedang membangun rumah di atas wadas. Ketaatan pada Sabda Allah ini yang membentuk St. Fransiskus Xaverius menjadi misionaris sejati, sekaligus pelindung misi, yang dipestakan Gereja pada hari Jumat, kemarin. Sabda Allah telah membentuknya untuk berani meninggalkan segala yang melekat pada dirinya dan pergi memberikan sebuah kesaksian tentang Yesus, walau jalan yang ditempuh begitu panjang, dan butuh keberanian.
Ya! Hidup ini sebuah adventus. Sebuah masa menantikan kedatangan Tuhan. Demi mempersiapkan diri menyambut kedatangan Tuhan itu, selain menjaga diri, mengolah diri, berkomunio dan mencahayai diri dengan injil sebagaimana St. Andreas, memulihkan diri dan membentuk diri, sebagaimana St. Fransiskus Xaverius; adventus juga hendaknya menjadi saat rahmat untuk mengasah diri. Sebuah moment untuk memberi hati diasah oleh Allah agar hati seorang peziarah selalu tergerak oleh belaskasihan, sebagaimana dkumandangkan hari Rabu dan akhir pekan hari ini.
Resep adventus yang dikumandangkan Tuhan sepekan ini, dipertegas oleh Yesaya hari ini:” Inilah Jalannya, ikutilah jalan ini”. Selamat berakhir pekan. Selamat memasuki pekan II Ziarah Adventus. Tuhan beserta kita. Amin!