Pangkalpinang, Berkatnews.com — Arah pastoral Gereja Keuskupan Pangkalpinang tahun 2026 akan berfokus pada semangat tanggung jawab bersama dalam misi “Merawat Rumah Bersama.” Hal ini menjadi kesepakatan utama dalam pertemuan rutin dua bulanan para imam se-Kevikepan Bangka Belitung yang berlangsung di Rumah Pembinaan Puri Sadhana, 14–15 Oktober 2025.
Pertemuan ini dihadiri oleh para imam, diakon, frater, utusan umat dari setiap paroki, komunitas lembaga hidup bakti, unit karya, dan kelompok kategorial.
Tujuannya, melakukan evaluasi program kerja pastoral 2025 sekaligus menyusun arah program 2026 yang lebih partisipatif dan selaras dengan fokus pastoral keuskupan.
Indikator dari pertemuan ini yaitu, umat (KBG, OMK, BIAR, Kategorial) memahami tanggung jawab bersama dalam hidup dan misi Gereja (berkat rahmat Sakramen Baptis (imam, nabi dan raja), Gereja sebagai Komunio, Satu Tubuh). Dan adanya kesadaran, komitmen dan kesediaan umat dalam melaksanakan tugas perutusan Gereja.
Dalam arahannya, Vikaris Episkopal (Vikep) Kevikepan Bangka Belitung RD. L. Yustinus Ta’laleng menekankan pentingnya setiap umat maupun imam yang hadir dipertemuan ini, akan menjadi pendamping utama umat di paroki masing-masing.

Vikep Kevikepan Bangka Belitung RD. L. Yustinus Ta’laleng memberikan arahan dalam membuka pertemuan
“kita yang hadir disini akan menjadi pendamping utama untuk umat yang ada di paroki kita masing – masing, dengan misi arah pastoral yang sudah ditetapkan ”, tegasnya.
Selama dua hari kegiatan, peserta difasilitasi oleh Tim PIPA Keuskupan Pangkalpinang melalui berbagai sesi seperti refleksi cermin diri, panduan evaluasi, goal setting, hingga simulasi penyusunan program kerja paroki.

Diskusi penyusunan program kerja tahun 2026
Pertemuan ini dipandu oleh RD. Bernardus Somi Balun, dengan metode partisipatif yang melibatkan seluruh paroki untuk berdiskusi dan menyusun program konkrit sesuai kebutuhan lapangan.
Salah satu dinamika menarik muncul saat sesi diskusi. Seorang awam dari Paroki Santa Bernadeth Pangkalpinang, Saryadi menanyakan bagaimana dalam situasi keusulitan atau kesibukan lain agar kita tetap bisa membawa umat merefleksikan diri mereka.
Pertanyaan tersebut dijawab oleh Romo Vikep Yustinus yang menyampaikan contoh tindakan yaitu perlu adanya pendekatan model ASIPA di mana program pastoral dijalankan oleh umat sendiri dalam kelompok kecil, dengan pendampingan berkelanjutan dari para pelayan pastoral.
“Model ASIPA menempatkan umat sebagai subjek. Programnya ada di tangan umat, tetapi tetap didampingi agar tumbuh berdasarkan pilihan dan situasi nyata di lapangan,” jelasnya.

RP. Yohanes Agus Riyanto, MSF menanggapi fokus pastoral di tahun 2026
Hal senada juga, disampaikan oleh RP. Yohanes Agus Riyanto, MSF, dari Paroki Sungailiat, saat ditemui wawancara oleh berkatnews, romo agus menyebut bahwa fokus pastoral 2026 sangat relevan dengan tantangan zaman.
“Fokus tahun depan adalah tanggung jawab bersama dalam misi merawat rumah bersama. Ini menuntun seluruh kegiatan pastoral agar umat semakin sadar akan perannya dalam karya Gereja,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, para imam akan mendampingi KBG dan pengurus paroki agar mampu menyusun program berbasis komunitas dengan semangat partisipatif.

Ibu Shito Kadari , PIPA Paroki Katedral Santo Yosef
Sementara itu, dari kalangan awam, Shito Kadari dari PIPA Paroki Katedral Santo Yosef Pangkalpinang turut menyampaikan komitmen untuk menindaklanjuti hasil pertemuan ini di paroki.
“Apa yang kami peroleh selama dua hari ini harus kami realisasikan di paroki. Kami akan terus mendorong KBG agar bertumbuh dalam semangat Gereja yang partisipatif dan sinodal,” tuturnya.
Menutup pertemuan Kevikepan Bangka belitung , Romo Vikep Yustinus Ta’laleng menyampaikan sejumlah informasi penting terkait pembagian tugas pastoral menjelang Natal dan Tahun Baru, termasuk persiapan Perayaan Natal Oikumene mendatang. (sfn)
Penulis / Reporter : Veronika Suci