Pangkalpinang, Berkatnews.com — Perayaan Hari Disabilitas Internasional 2025 menjadi momen istimewa bagi keluarga besar SLB Pesona. Pada Rabu, 3 Desember 2025, sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Tunas Karya dan Keuskupan Pangkalpinang ini menggelar rangkaian acara pentas seni yang menampilkan kemampuan para siswa mulai dari menyanyi, bermain musik hingga fashion show.
SLB Pesona yang diresmikan pada 24 Maret 2024 ini ingin menghadirkan ruang bagi setiap anak untuk menunjukkan potensi mereka. Tahun ini, sekolah mengusung tema “CERIA (Ciptakan Ekualitas Ramah Inklusi dan Aksesibilitas)”. Tema ini menegaskan harapan SLB Pesona agar lingkungan pendidikan semakin inklusif, tidak hanya bagi siswa, tetapi juga bagi keluarga dan komunitas yang mendukung perjalanan mereka. Karena itu, seluruh rangkaian kegiatan dirancang untuk memperkuat relasi antara sekolah, orang tua, serta para pemangku kepentingan.

Romo Pieters, Romo Yos dan Romo Nofen menghadiri acara HDI di SLB Pesona
Beberapa Imam Keuskupan Pangkalpinang turut hadir dalam acara tersebut, antara lain Romo Pieters Patrisius Padiservus, Romo Yosefus Anting Pattimura, dan Romo Agustinus Nofensius Sadipun, sebagai bentuk dukungan terhadap karya pendidikan inklusif yang terus dibangun di SLB Pesona.
Usai perayaan, saat dihubungi tim Berkatnews melalui pesan Whatsapp , Romo Nofensius turut menyampaikan pandangannya mengenai bagaimana masyarakat seharusnya memandang anak-anak disabilitas. Pandangannya ini menjadi penegasan nilai dasar yang ingin ditonjolkan pada perayaan tahun ini.
“ Anak2 disabilitas adalah anak2 “Spesial“, bukan berkebutuhan khusus apalagi anak2 cacat. Jadi saatnya kita bergerak dengan care dan bela rasa untuk menjadikan mereka, anak2 spesial ini dalam batas normal perlakuan, perhatian dan kasih sayang seutuhnya sehingga membuat mereka spesial di lingkungan rumah, sekolah dan tempat bermain mereka agar mereka bahagia dan ceria.” , ujar Romo Nofen

Penampilan pentas seni murid SLB Pesona
Peringatan Hari Disabilitas Internasional di sekolah ini pada dasarnya ingin menyampaikan pesan bahwa pendidikan inklusif bukan sekadar gagasan, tetapi harus hadir dalam praktik sehari-hari. Karena itu, tahun ini sekolah memilih fokus pada kegiatan perayaan yang melibatkan langsung siswa, guru, dan orang tua. Melalui penampilan seni, anak-anak diberi ruang untuk menunjukkan kemampuan, kreativitas, serta progres belajar mereka selama ini.
Selain perayaam dengan kegiatan pentas seni, sekolah juga menyiapkan kegiatan outing class sebagai bagian dari perayaan HDI 2025. Para siswa dijadwalkan mengunjungi BN Zoo Sungailiat dan Pantai Tikus Emas. Melalui kegiatan luar kelas ini, siswa diharapkan memperoleh pengalaman belajar yang berbeda, stimulasi sensorimotor, serta interaksi inklusif dalam suasana yang menyenangkan. (vsh)

