Stasi Kerakas, Berkatnews.com — Suasana Natal terasa berbeda di Gereja Katolik Stasi Santo Yakobus, Kerakas, pada Rabu malam, 24 Desember 2025. Umat Katolik dari tiga stasi yaitu Stasi Lampur, Stasi Simpang Rimba, dan Stasi Kerakas berkumpul dalam satu perayaan Misa Malam Natal yang dipusatkan di Stasi Kerakas, sebagai ungkapan syukur sekaligus kebersamaan iman.
Perayaan Ekaristi Malam Natal ini dipimpin oleh Romo Antonius Untung Sinaga dan didampingi oleh Diakon Aven. Sejak sore hari, umat dari ketiga stasi telah memadati gereja, menciptakan suasana perjumpaan yang hangat dan penuh sukacita menjelang perayaan kelahiran Yesus Kristus.

Suasana misa malam natal di Stasi Kerakas
Nuansa Natal semakin terasa melalui iringan musik liturgi yang menggunakan alat musik tradisional dari Flores. Alunan musik tersebut mengiringi seluruh rangkaian perayaan, memberi warna khas sekaligus memperdalam kekhidmatan suasana doa.
Prosesi Misa Malam Natal diawali dengan perarakan petugas liturgi, dilanjutkan dengan maklumat kelahiran Yesus, serta peletakan patung Bayi Yesus di kandang Natal.

Kemeriahan Koor mengiringi menggunakan musik tradisional dari Flores
Melalui liturgi Malam Natal, umat diingatkan akan kelahiran Yesus Kristus yang datang membawa keselamatan dan harapan baru bagi umat manusia. Perayaan ini tidak hanya dirayakan sebagai tradisi tahunan, tetapi sebagai momen untuk memperbarui hidup dalam kasih dan pengampunan Kristus.
Dalam homilinya, Romo Untung Sinaga menyampaikan bahwa Allah hadir untuk menyelamatkan keluarga. Ia menjelaskan mengapa Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) bersama Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) mengangkat tema tentang keluarga.

Romo untung sampaikan makna tema natal
“Kenapa KWI dan PGI mengambil tema ini? Karena keluarga-keluarga saat ini banyak menghadapi tantangan, atau tantangannya itu sangat kompleks,” ungkap Romo Untung.
Romo Untung menyoroti tekanan ekonomi, tingginya angka perceraian, serta pergeseran nilai sosial yang dihadapi banyak keluarga saat ini. Meski demikian, keluarga tetap diharapkan menjadi tempat kembali yang aman bagi setiap anggotanya.
Menurutnya, Natal kali ini ingin kembali mengingatkan bahwa keluarga merupakan pusat pengembangan kepribadian dan nilai moral bagi anak-anak. Hal ini tidak terlepas dari peristiwa kelahiran Yesus sendiri.
“Apa hubungannya dengan kelahiran Yesus? Yesus lahir dari keluarga sederhana, tapi harmonis. Kisah kanak-kanak Yesus sampai umur 12 tahun menunjukkan bahwa Yesus dididik oleh Maria dan Yosef. Ini seharusnya menjadi cermin bagi keluarga-keluarga,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa pembinaan dalam keluarga saat ini kerap tidak seimbang. Melalui perayaan Natal, umat diajak untuk kembali menjadikan keluarga sebagai pusat pembinaan pribadi, terutama bagi anak-anak.
Menambah nuansa kebersamaan, usai perayaan Misa Malam Natal, umat dari ketiga stasi melanjutkan acara dengan memeriahkan Natal bersama. Acara ini diisi dengan pentas seni dan penampilan dari anak-anak serta remaja dari masing-masing stasi, yang semakin mempererat persaudaraan dan semangat kebersamaan antarumat. (Vsh)
Penulis / Reporter : Veronika Suci

