Pulau Rempang, BerkatNews.com – Sekitar 900 umat dari berbagai wilayah di sekitar Pulau Rempang, seperti Cangkang, Galang, dan Teluk Nipah, memadati Gereja Paroki Santo Petrus Rempang untuk merayakan Malam Vigili dan Hari Natal, Selasa-Rabu (24-25/12). Meskipun di tengah kisruh berkepanjangan proyek Eco City yang telah berlangsung lebih dari setahun tanpa kepastian solusi, semangat umat tetap berkobar dalam menyambut kelahiran Sang Juruselamat, Yesus Kristus.
Dalam wawancara via WhatsApp, Romo Stefanus Tomeng Kelen, akrab disapa Romo Stefan, pemimpin Perayaan Natal di Pulau Rempang, mengungkapkan bahwa konflik berkepanjangan telah meninggalkan luka batin mendalam bagi umat. “Ketidakpastian yang mereka hadapi menjadi dilema besar,” ungkapnya. Banyak umat Pulau Rempang, yang sebagian besar berasal dari NTT, Sumatera Utara, dan Jawa, bekerja sebagai penjaga kebun atau lahan milik orang lain. Ketakutan akan penggusuran mengancam keberlangsungan hidup mereka.
Romo Stefan menekankan pentingnya keadilan bagi umat Rempang. “Kami tidak mempersoalkan proyek yang dibuat pemerintah, tetapi umat berharap hak mereka diperhatikan dan nasib mereka dipertimbangkan,” tegasnya. Ia juga mengingatkan bahwa kebijakan publik yang menyangkut perubahan besar-besaran di Pulau Rempang harus dikaji secara menyeluruh. “Jangan sampai dehumanisasi terjadi hanya demi mencapai target tanpa memperhatikan konsekuensinya,” tambahnya.
Meski berada di bawah sorotan nasional, umat Rempang tetap menyambut Natal dengan penuh harapan. Tema Natal tahun ini, “Marilah Sekarang Kita Pergi Ke Betlehem”, menjadi simbol pengharapan baru. Umat optimis bahwa pemerintah yang baru tidak akan meminggirkan mereka dan tetap mengutamakan dialog demi keadilan sosial.
Perayaan Natal di Gereja Santo Petrus berlangsung meriah dan khusyuk. Puncaknya adalah penampilan paduan suara malam Natal yang memukau. Dengan mengenakan sarung khas Flores Adonara dan kebaya bermotif merah, mereka melantunkan lagu-lagu pujian dengan semangat, menghidupkan suasana kekhidmatan di tengah perayaan.
Meskipun badai ketidakpastian masih melingkupi, umat Gereja St. Petrus Rempang membuktikan bahwa iman mereka tetap teguh, menjadikan Natal tahun ini sebagai simbol harapan yang tak pernah pudar.
Penulis : Tarsisius