Batam BerkatNews.com. Himpunan Mahasiswa Katolik (HMK) Kota Batam, pada tanggal 25-26 Juni 2017 yang lalu, baru saja menyelenggarakan Rekoleksi di Pulau Awi, Tanjung Piayu Laut, Kota Batam. Acara yang di kemas dalam nuansa persaudaraan ini, mengangkat Tema “Peran Mahasiswa Katolik dalam Gereja Partisipatif”.
Kegiatan yang diikuti oleh 35 peserta (Mahasiswa dan Alumni) dari berbagai perguruan tinggi di Kota Batam ini, adalah program kerja pertama HMK Kota Batam periode 2016/2018, sekaligus sebagai moment penerimaan anggota baru HMK.
Panitia Penyelenggara yang merupakan gabungan dari beberapa Mahasiswa Katolik dari berbagai Universitas dan Sekolah Tinggi di kota Batam ini, merancang kegiatan perdana ini secara baik, kendati dalam suasana kesibukan masing-masing di dunia kerja dan kuliah. Buah dari kerja keras panitia terbayar lunas ketika semua anggota dengan antusias juga mengikuti setiap rangkaian acara sejak sore hari (25/06) tiba di pulau yang ditempuh dengan kapal tradisional (pompong), sekitar 10 menit dari Tanjung Piayu laut.
Acara dimulai dengan pembagian kelompok, perkenalan dan doa bersama, dipandu oleh sie acara kepanitiaan. Tepat pukul 18.00 semua anggota HMK masuk dalam suasana rekoleksi. Acara Rekoleksi yang terbagi dalam dua sesi ini dipandu oleh Saudara Atanasius Dula yang adalah Fasilitator AsIPA Paroki MBPA-Sagulung Batam, yang selama ini juga menjabat sebagai Bendahara Umum Perkumpulan Diaspora Batam (PERDIBA).
Pada sesi pertama rekoleksi ini, Pak Atan yang juga alumni HMK ini membawa peserta rekoleksi untuk memahami jati diri mereka sebagai seorang Mahasiswa, sekaligus sebagai Mahasiswa Katolik, dengan menyuguhkan tema “DIRI KITA YANG SESUNGGUHNYA”. Dalam refleksinya, Pak Atan mengajak Mahasiswa untuk menyadari eksistensi diri dan berpaling dari cara lama yang berpusat pada diri sendiri, menuju cara Tuhan dan berpusat pada Tuhan yang adalah pencipta Manusia. “Kalau kita merefleksikan, merenungkan secara mendalam hidup kita ini, maka kita akan menemukan bahwa tujuan hidup kita jauh lebih penting dari segala usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup kita; jauh lebih penting dari sekedar supaya pikiran kita bisa tenang; jauh lebih penting dari sekedar mencari kebahagiaan. Tujuan hidup kita juga jauh lebih penting dari keluarga yang kita miliki; jauh kebih penting dari karya yang kita emban; bahkan jauh lebih penting dari ambisi-ambisi dan mimpi-mimpi liar yang barangkali sempat terlintas dari angan-angan kita. Jika kita ingin mengetahui mengapa kita ditempatkan di planet ini; mengapalah kita(anda dan saya) yang direncanakan untuk berada di bumi ini (dan bukan yang lain); maka kita harus memulainya dengan Allah. Kita dilahirkan karena tujuan Allah dan demi tujuan Allah. Kita berada hanya karena Allah menghendaki bahwa kita berada. Kita diciptakan oleh Allah dan untuk Allah. Dan hidup yang kita jalani ini tidak akan membuat kita mengerti semua itu. Hanya dalam Allah, kita menemukan asal muasal kita, identitas kita, makna hidup kita dan tujuan hidup kita” .
Setelah satu jam bergumul dalam refleksi akan identitas diri pada sesi pertama, semua peserta diberi kesempatan untuk istirahat sejenak, sembari menikmati suasana pantai Awi yang masih “Perawan” karena baru dikunjungi pertama oleh HMK Kota Batam. Para Panitia juga menyuguhkan permainan ringan dan lantunan lagu-lagu rohani yang diiringi petikan gitar Bung Martin, menambah suasana akrab malam itu.
Peserta rekoleksi kemudian masuk dalam sesi kedua. Pada sesi ini Pak Atan mengajak peserta Rekoleksi untuk “Menemukan Wajah Allah dalam Terang Sinode II Keuskupan Pangkalpinang”. Kepada Mahasiswa Katolik yang hadir diperkenalkan tentang Identitas Gereja Partisipatif yakni Visi-Misi dan Spiritualitas Keuskupan Pangkalpinang. Tujuan sesi ini adalah menyadarkan HMK, agar dalam setiap kegiatan kemahasiswaan sungguh-sungguh mengimplementasikan identitas Keuskupan Pangkalpinang yakni Gereja Partisipatif . “Pedoman Pastoral ini harus diketahui dan dilaksnakan oleh seluruh umat Allah Keuskupan Pangkalpinang dan menjadi bahan pembelajaran terutama bagi para Imam, Lembaga Hidup Bhakti dan kaum awam, yang dengan jabatan dan fungsi-fungsi tertentu ambil bagian dalam pelayanan pastoral di Keuskupan ini, sehingga dapat diterapkan dalam pelayanan pastoral umat Allah”. (Bdk. Dekrit Tentang Promuglasi Pedoman Pastoral Keuskupan Pangkalpinang Post Sinode II No:254/A.1B/2011 point 1,2,3-MGP hal XV).
Diakhir sesi II rekoleksi ini, HMK dituntun untuk merefleksikan “Tiga Bintang” dalam merancang program kerjanya. Buah dari refleksi ini adalah adanya pertemuan bulanan HKM yang di awali dengan Sharing Injil. Komitmen untuk Berpusat Pada Kristus dan Komunio ini dilengkapi dengan aksi nyata yakni penggumpulan buku-buku bacaan remaja (bekas maupun baru) untuk disumbangkan kepada anak-anak didik warga binaan di Lapas Anak Kota Batam.
Setelah selesai sesi II dalam rekoleksi, acara dilanjutkan dengan pencarian jejak tepat pukul 23.00 WIB, melewati 7 pos, dalam penghayatan akan setiap sakramen yang telah dan akan diterima dalam hidup setiap orang Katolik. Pukul 00.00 WIB, acara puncak malam itu ditandai dengan pengesahan terhadap anggota baru dalam kobaran api unggun yang melambangkan akan semangat membara Mahasiswa Katolik dalam berperan aktif untuk Gereja, Bangsa, dan Negara.
Keesokan harinya (26/06), setelah olahraga pagi, peserta dibekali dengan pengetahuan tentang kepemimpinan melalui materi “Teologi Kepemimpinan” yang diberikan oleh saudara Saverius Moa (Ketua Pekumpulan Diaspora Kota Batam). Tujuan dari materi ini adalah menyadarkan HMK untuk tunbuh menjadi Pemimpin bukan menjual pengorbanan. Pemimpin sama dengan partisipatif, pemimpin sama dengan solusi.
Acara kemudian ditutup pada pukul 14.00 WIB melalui sambutan dari ketua HMK Kota Batam Periode 2016/2018, Sakeus Laba dan ketua panitia, Kristina Kanai Loren, sekaligus melepaskan peserta Rekoleksi kembali ke Batam.
Reportase : Dominikus Jawa
Editor : Atanasius