Pekan XXX
Bacaan 1, Rm. 11: 1-2.11-12.25-29, jika penolakan mereka berarti perdamaian bagi dunia, dapatkah penerimaan mereka berarti lain daripada hidup dari antara orng mati?; Mzm. 94: 12-13a. 14-15.17-18, Tuhan tidak akan membuang umat-Nya; Bacaan Injil Lukas, 14: 1.7-11, Barangsiapa meninggikan diri, akan direndahkan; dan barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan.
Buka Mata – Rendah Hati
Oleh: RD. Lucius Poya H.
Homo Viator. Manusia itu insan peziarah. Hidupnya memang di dunia, namun puncak hidupnya adalah Kerajaan Surga. Inilah realitas manusia. Inilah identitas manusia kristiani: Homo Viator; Insan peziarah.
Demi memelihara identitas ini, maka jangan buta kepada Yesus. Kalau toh sempat buta, berjuanglah berdiri dan pergi berhadapan muka dengan Tuhan, meminta kepada-Nya:” Rabuni, semoga aku dapat melihat”, sebagaimana diperbuat Bartimeus, hari Minggu yang silam. Sebab hanya orang yang berjuang untuk melihat Tuhan, melihat karya-karya-Nya, melihat jalan yang dilewati-Nya; yang memiliki keberanian dan daya juang untuk berjalan menjumpai Yesus kendati tertatih, menyerahkan hidupnya untuk dikuasai Allah, kendati ada saja hambatan, sebagaimana diperlihatkan si perempuan yang telah sakit 18 tahun maupun si busung air, sebagaimana dilansir hari Senin dan Jumat kemarin.
Pentingnya mata untuk melihat Tuhan karena hanya mereka yang tak buta yang sanggup dan berani meninggalkan segalanya untuk berkomunio dengan Yesus, mengikuti Dia untuk menjadi saksi-Nya, sebagaimana diperlihatkan Rasul Simon dan Yudas, pada hari Kamis; berani mengadaptasikan hidupnya dengan nilai-nilai Kerajaan Allah demi melewati pintu yang sempit, sebagaimana dilansir hari Rabu; serta sanggup melihat diri sendiri seraya memperbaharuinya, sehingga benih Kerajaan Surga dapat bertumbuh dan menghasilkan buah kehidupan untuk dicicpi Allah dan sesaa, sebagaimana dilansir hari Selasa.
Agar sanggup melihat pribadi Tuhan, melihat karya dan jalan-jalan-Nya itu, maka jangan lupa berjalan bersama Maria dan belajar pada bunda kita ini. Sebab Bunda Maria adalah sosok peziarah sejati; sosok manusia yang rendah hati di hadapan Allah, sebagaimana warta injil di akhir pekan hari ini.
Hanya manusia yang rendah hati di hadapan Allah, yang tak tertutup mata dan hatinya kepada Tuhan. Hanya manusia yang rendah hati di hadapan Allah yang selalu siap menjawab panggilan Yesus, sebagaimana Bartimeus, Simon dan Yudas. Hanya manusia yang rendah hati di hadapan Allah yang selalu mengandalkan Yesus, sebagaimana sang perempuan dan si busung air. Hanya manusia yang rendah hati di hadapan Allah yang selalu siap membuka diri untuk ditabur benih Kerajaan Allah. Hanya manusia yang rendah hati berani mengadaptasikan hidup agar bisa memasuki pintu sempit demi mencicipi Kerajaan Surga.
Ya! Homo Viator. Manusia insan peziarah; dan hidup ini adalah sebuah ziarah. Jangan takut melintasinya, dalam kekuatan injil dan roasario suci. Sebab kendati kita hanya debu tanah, namun Tuhan tetap menjadikannya sebagai kebun untuk benih Kerajaan-Nya. Dan oleh karena itu kita percaya dalam derita cinta Tuhan selalu menyapa, karena untuk itulah Yesus diutus.
Mari berziarah bersama Yesus agar ziarah kita terarah; mari berjalan bersama bunda Maria agar perjalanan kita sampai ke puncak. Selamat berakhir pekan. Selamat mengakhiri Bulan Suci Rosario. Salam Komunio! ***