Berkatnews.com.Bengkong.
Modul pendalaman iman bulan Maret, tentang Tobat Ekologi yang bertepatan dengan masa Prapaskah, merupakan refleksi dan perwujudan dari isi Ensiklik terbaru, yang dikeluarkan di Vatikan tanggal 18 Juni 2015 yang berjudul “ TERPUJILAH ENGKAU (TUHAN): MEMELIHARA RUMAH KITA BERSAMA” (LAUDATO SI, ON CARE FOR OUR COMMON HOME).
Yang menjadi jantung dari Ensiklik ini ialah “Bumi macam apa yang hendak kita wariskan kepada generasi baru sesudah kita hidup, kepada anak-anak yang sedang bertumbuh?”. Pertanyaan ini menyentuh makna eksistensial hidup ini dan nilai-nilai sosial dari hidup itu sendiri. “Apa tujuan hidup kita di dunia ini”, “apa maksud dari pekerjaan dan usaha-usaha kita”, “apa yang dunia butuhkan dari kita”, merupakan serangkaian pertanyaan dasar yang disuguhkan. Paus berkeyakinan bahwa panggilan memelihara lingkungan hidup tidak bisa terlepas dari bagaimana manusia memberi makna dan cara manusia melaksanakan hidupnya di bumi pertiwi ini.
Menghadapi tindakan keserakahan dan arogansi manusia terhadap saudarinya ibu bumi, Paus mengangkat kembali seruan atraktif santo Yohanes Paulus II agar manusia melakukan “Pertobatan Ekologis”. Kita diajak untuk berbalik, memutar haluan, “merubah pola pikir dan pola bertindak kita” sebagai penghuni ibu pertiwi masa kini. Pola pikir dan bertindak baru perlu dikumandangkan. Pola baru itu berkenaan dengan “cara lebih memandang keindahan dan rasa tanggung jawab kita untuk melestarikan rumah kita bersama ini” dari pada mengeksploitasi habis-habisan isi perut bumi dan menghilangkan keindahan “saudari” kita ini.
Sentuhan humanis ensiklik ini melekat pada karakter pribadi Paus Fransiskus, pencetus surat apostolic “Evangelii Gaudium”. Kesegaran hidup penuh sukacita injili ditampilkan. Paus menegaskan bahwa ditengah hiruk pikuk pemerkosaan terhadap ibu bumi yang dilakukan saudara-saudari manusia tamak, arogan, sesungguhnya ada secercah harapan. Tidak sedikit saudara-saudari manusia di planet ini mempunyai jiwa serta semangat memelihara ibu bumi, rumah kita bersama ini. Dimana-mana berkecambah dan bertumbuh subur kesadaran di kalangan manusia berhati baik untuk memperhatikan lingkungan, menjaga alam, memelihara air, menumbuhkan pohon-pohonan, mengatasi polusi udara. Pengakuan akan realitas positif ini menjadi bagian intrinsik dari ensiklik ini. Mengakui kenyataan ini, Paus Fransiskus menegaskan: “Kita manusia ini mempunyai kemampuan untuk melahirkan tindakan yang positif terhadap ibu bumi, walau tidak disangkal anda juga anak manusia yang bertindak semena-mena terhadap saudari ibu bumi. Marilah kita memilih untuk mengembangkan kemampuan positip pada diri kita. Inilah saatnya kita “memulai lagi” bertindak dalam semangat “pertobatan ekologis”.
Berangkat dari modul-modul pendalaman iman yang dianimasi ke KBG-KBG ini, maka melalui media ini kontributor BerkatNews.com mensharingkan pengalaman iman KBG S.Maria Magdalena, yang beralamat di Komp. Villa Hang Lekir, Batam Centre, dalam pengelolaan sampah yang sudah berlangsung selama kurang lebih dua tahun, sebagai bagian dari misi Gereja dalam mengimplementasikan LAUDATO SI, ON CARE FOR OUR COMMON HOME. KBG ini masuk dalam wilayah S. Angela, Paroki St Damian- Batam.
Tahun 2014 yang lalu Ketua KBG , yang di pimpin oleh Bapak Adi Winasis , selalu mengumumkan ke setiap anggota KBG untuk mengumpulkan plastik-plastik bekas botol minuman sehabis doa KBG dan doa BIA/R. Pengumuman ini intens dilakukan oleh Pak Adi beserta Isterinya, agar sampah yang dikumpulkan tersebut dapat dijual kembali ke Bank Sampah yang ada di RT Block CC Vila Hang Lekir, tempat dimana KBG S.Maria Magdalena ini berada. Hasilnya, setiap minggu dan atau setiap saat bila ada sampah yang layak di daur ulang kembali, dapat ditampung di Bank Sampah tersebut di rumah Ketua KBG. Sebagai umat KBG, kami juga setuju dan senang, karena banyak manfaat yang dapat kami terima dan banyak hal dapat dilaksanakan berkat dari hasil Bank Sampah tersebut, demikian komentar Ibu Meriana MS Kaban, salah satu umat KBG ini.
Adapun beberapa manfaat yang telah kami nikmati bersama dari hasil Bank Sampah tersebut adalah : Dapat membuat Seragam anak-anak BIAR sudah empat kali, Membuat seragam KBG, Mengadakan family Gathering setiap tiga bulan sekali , Memberikan sumbangsih tanda kasih ala kadarnya ke Panti Jompo, Mengunjungi Biara SSCC, Memberikan motivasi untuk yang berprestasi bagi anak-anak BIA/R, Membeli perlengkapan dan peralatan KBG, seperti Speaker, WIFI, tikar dan peralatan rumah tangga untuk keperluan outing KBG.
Inilah sebagian kecil manfaat dari hasil Bank Sampah tersebut, yang diperoleh oleh KBG kami, jadi sebelum ada Modul tersebut, KBG kami telah melaksanakan hal Tobat secara Ekologi, sehingga sampai saat ini kami masih terus melakukan hal tersebut dan ditambah dengan Modul tersebut tentu kami menambah kegiatan yang lain yaitu bertanam dengan cara Hidroponik di rumah masing-masing di mana setiap KBG membuat dan merawat tanaman di halaman rumahnya, untuk menjaga kelestarian alam dan sekaligus merawat dan mencintai Ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sharing pengalaman iman yang dilakukan oleh KBG S.Maria Magdalena ini merupakan penegasan kembali dari Ensiklik “Laudato Si” yang bermuara pula pada inti hidup manusia. Peristiwa perjumpaan antar manusia ditempatkan selaras dengan perhatian untuk memelihara ibu bumi. Paus Fransiskus mengalamatkan ajarannya ini pertama-tama tertuju kepada umat katolik. Beliau mengingatkan: “Sadarilah tanggung jawab kita terhadap alam ciptaan Tuhan dan kewajiban mereka terhadap alam semesta dan Pencipta. Pelaksanaan tanggung jawab dan kewajiban ini merupakan bagian integral dan esensial dari hidup beriman”. Tetapi Paus Fransiskus mengarahkan pandangannya terhadap sesama umat manusia yang mendiami planet bumi ini. Diakuinya bahwa ada gerakan-gerakan memeliharan ibu bumi yang dimotori oleh Gereja-gereja Kristen lainnya dan juga umat beragama lain. Diakuinya pula institusi, yayasan-yayasan kemanusiaan yang mengutamakan penyelamatan ibu bumi. Menyadari realitas yang menggembirakan ini, Paus Fransiskus mengajak kita sekalian untuk meningkatkan gerakan dialog antar umat manusia dengan fokus pada “Laudato si, memelihara rumah kita bersama” kendati dengan aksi nyata kecil-kecilan sebagaimana yang ditunjukan oleh KBG S.Maria Magdalena di atas.
Laporan dari Meriana E.S. Kaban (Fasilitator Paroki St. Damian)