Home Highlight Mengenangmu: Mgr. Hilarius, SVD

Mengenangmu: Mgr. Hilarius, SVD

by admin

1. NARASI TERSISA

Mengenangmu, opa Bishop kami yang terkasih. Hanya tinggal narasi yang tersisa pada kami. Narasi tentang kasihmu nan abadi. Dunia dan seisinya akan musnah. Dunia ini sejatinya tidak kekal. Tapi lidah kami akan bercerita tentang engkau, seorang lelaki tua yang pernah ada, yang selalu tersenyum di tengah terpaan gelombang berderu, yang menyapa hingga YANG Di SINGGASANA, yang berkata lantang tentang SABDA yang tak pernah alpa dalam suka duka manusia, yang pernah engkau ikrarkan kekal dalam Serikat Sabda Allah, yang engkau dagingkan dengan tawa dan airmata hingga hembusan nafasmu yang penghabisan. Ini hanya narasi puitik yang tersisa, yang telah engkau badankan dalam sebuah buku kenangan tahun 2012, yang pada saat itu engkau bersyukur di bawah gemuruh sorak-sorai sayap-sayap langit Pangkalpinang atas pancawindu imamat dan 25 tahun imamat episkopalmu, yang membuat bahumu kian membungkuk demi meninggikan orang-orang yang kau layani, yang membuat engkau mati bagi kebudayaan sendiri di bumi Sikka-Maumere-Flores demi memberi hidup pada kebudayaan lain, yang membuat tongkat gembalamu kian termakan usia hingga berakhirlah segala-galanya di Singapura. Hanya ini narasi kami, satu-satunya yang tersisa pada bibir kami, kidung kami di dunia fana, gita terngiang mengantarmu ke surga.

โ€ข Opa bishop = panggilan sayang dari anak kami Beatus (juga dari kami sekeluarga) kepada YM Uskup Hilarius Moa Nurak SVD

2. BAHU YANG MEMBUNGKUK

lelaki tua
biasa-biasa bagi mata dunia
hanya memiliki jubah
yang dikenakannya sebagai tanda
dari Yang Maha Kuasa

lelaki tua, lelaki berjubah
seorang di antara manusia biasa
yang telapak tangannya diurapi
yang kepalanya ditumpangkan tangan-tangan mulia
yang dengannya jadi terang benderang
bahwa dia adalah tanda yang kasat mata
tentang Dia yang adalah Kasih
yang tak tampak kasat mata

langkahnya mantap
bahunya membungkuk
memanggul warta ke belantara dan samudera
dari nusa bunga hingga ke sudut-sudut semesta
tentang SANG CINTA
yang menjadi daging di dalam diri manusia yang bermartabat

lelaki tua, lelaki berjubah
dimuliakannya TUHAN di mana dia berpijak
bahunya membungkuk lesu
lalu rebah ke latarbelakang
tak ingin ia menjadi terdepan
dia sejatinya hanyalah tanda
yang senantiasa mengutamakan apa yang ditandakan
dia sejatinya hanyalah penyuara
yang senantiasa mendahulukan apa yang disuarakan

lelaki tua, manusia utama
dipeluknya semua perlakuan dengan ramah
seperti sesendok garam memeluk lautan
dibawanya semua dalam doa dan korban di atas altar
dipasrahkannya kepada kepada sang CINTA
dipersembahkannya kepada penyelenggaran-NYA
semoga DIA mengganjari semua perlakuan yang dia terima
di setiap jengkal bumi, tempat dia berpijak

lelaki tua, manusia utama
yang memberi dan mengasihi
yang menyandang tanda tentang Allah adalah Kasih
Kasih yang sampai habis
seperti kasih Lelaki di bukit Kalvari

lelaki tua, lelaki bersahaja
bahunya yang membungkuk
sejuk dan teduh
bagai air yang lembut mengalir ke tempat-tempat rendah
demikianlah hidupnya yang bersahaja
terbingkai di atas bahunya yang membungkuk
yang tahu-nya hanya memberi dan mengasihi
bagai anak sungai yang mengalir hilir
tanpa arah kembali.

3. TONGKAT HAMBA

tongkat lelaki tua
tongkat gembala
bersahaja di antara kawanan domba
servus servorum*
abdi pada sekalian abdi,
jauh dari pernak-pernik,
tongkat lelaki tua
tongkat hamba
tanda kuasa yang sejati
bukan uang, bukan harta,
bukan kenikmatan raga, bukan nama
tongkat gembala
tongkat hamba
untuk melayani sesama

* Servus servorum (kata Latin)= Hamba para hamba

โ€ข Kedua puisi โ€œBahu Yg Membungkukโ€ dan โ€œTongkat Hambaโ€ sudah diterbitkan dalam Buku Kenangan 40 Imamat Tahbisan dan 25 Tahun Imamat Episkopal, Keuskupan Pangkalpinang, 2012 dan ditulis kembali tanpa perbaikan begitu mendengar berita kepergiannya ke alam baka, Jumat 29 April 2016, di Mount Alvernia Hospital, Singapura

(gerard n bibang, petani humaniora, tmn aries, jkt,sabtu 30 April 2016)

Related Articles

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.