Home Asian Church Paus Leo XIV Serukan Doa Dan Bantuan Komunitas Internasional Untuk Korban Banjir Sumatera Dan Asia Tenggara

Paus Leo XIV Serukan Doa Dan Bantuan Komunitas Internasional Untuk Korban Banjir Sumatera Dan Asia Tenggara

by Veronika Suci Handayani

Vatican, Berkatnews.com – Paus Leo XIV menyampaikan kedekatannya dan mendoakan jutaan orang yang terdampak banjir bandang serta tanah longsor di Sumatera dan berbagai wilayah Asia Tenggara dalam beberapa pekan terakhir.

Kepedulian dan doa Bapa Suci ini diberitakan melalui kanal resmi Vatican News dengan judul “Pope Leo XIV prays for victims of floods in Southeast Asia”. Vatican News melaporkan bahwa sebanyak 883 korban meninggal telah ditemukan di Sumatera berdasarkan data 5 Desember 2025. (Sementara menurut pemberitaan detik.com per 8 Desember 2025, jumlah korban yang ditemukan telah mencapai 950 orang.) Jumlah tersebut diperkirakan terus bertambah mengingat masih banyak korban yang belum ditemukan.

Pada Minggu, 7 Desember 2025, dalam Doa Angelus, Paus Leo XIV secara khusus mendoakan para korban serta keluarga-keluarga yang berduka atas kehilangan orang-orang terkasih mereka.

Dalam Doa Angelus itu, Paus Leo XIV juga mengajak komunitas internasional untuk menunjukkan solidaritas melalui tindakan konkret berupa bantuan kemanusiaan.

Bapa Paus mengatakan:
“Saya merasa dekat dengan rakyat Asia Selatan dan Asia Tenggara – Indonesia, Sri Lanka, Thailand, dan Malaysia – yang telah mengalami tantangan berat akibat bencana baru-baru ini. Saya mendoakan para korban, keluarga yang berduka atas kehilangan orang-orang terkasih mereka, dan semua yang memberikan bantuan. Saya mendesak komunitas internasional dan semua orang yang berbaik hati untuk mendukung saudara-saudari kita di wilayah tersebut dengan tindakan konkret sebagai bentuk solidaritas.”

 

Solidaritas Gereja Lokal

Tim darurat dan posko bencana terus bekerja untuk membantu para korban banjir yang melanda berbagai wilayah di Asia tersebut. Laporan dari berbagai sumber menyebutkan banyak desa di Sumatera–Indonesia dan Sri Lanka masih tertimbun lumpur serta puing-puing, dan sekitar 900 orang masih hilang di kedua negara itu.

Sebagai bentuk tanggapan, para biarawan Kapusin di Sumatra Utara, Indonesia, membuka biara-biara mereka untuk menampung keluarga-keluarga yang terpaksa mengungsi akibat banjir.

Kepada jurnalis Fides News Agency, Pastor Yoseph Norbert Sinaga, Superior Provinsial Ordo Kapusin Sibolga, mengatakan bahwa meski situasi terburuk telah berlalu, krisis kemanusiaan justru baru dimulai karena banyak warga kehilangan tempat tinggal.

Wilayah Keuskupan Sibolga menjadi salah satu area dengan korban meninggal terbanyak akibat banjir bandang dan tanah longsor.

Pastor Yoseph menjelaskan:
“Saat ini kami menderita karena kekurangan air dan listrik, tetapi yang paling parah adalah kekurangan air minum. Bahkan kami di biara pun tidak memiliki air dan harus mengambilnya dari mata air di hutan.”
Ia menambahkan:
“Sekarang saudara-saudari kita membutuhkan bantuan segera. Ke depan, kami juga akan berusaha membantu membangun kembali rumah-rumah mereka.”

Selain laporan Vatican News, Caritas Indonesia (Carina) bersama Caritas Sibolga, Medan, dan Padang bergerak cepat membantu para korban. Donasi dari berbagai keuskupan, paroki, dan umat dari seluruh Indonesia juga terus berdatangan.

Bantuan yang diberikan umat beragam, mulai dari donasi uang, makanan, air minum, hingga pakaian. Banyak pula umat yang bergabung bersama para suster, pastor, dan frater untuk memasak di dapur umum serta menerobos jalan berlumpur demi menyalurkan bantuan.

 

Kebutuhan Bantuan Masih Panjang

Dampak banjir bandang dan tanah longsor ini diperkirakan masih berlangsung lama. Selain kebutuhan makanan dan air bersih, obat-obatan sangat diperlukan bagi para korban. Pembangunan kembali fasilitas umum seperti sekolah, klinik kesehatan, gereja, dan sarana lainnya tentu memerlukan dana besar, termasuk bantuan untuk membangun kembali rumah warga.

Paus Leo XIV telah menyerukan kepada komunitas internasional untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan. Karena itu, komunitas lokal—umat Gereja Stasi, paroki, keuskupan, dan Ordo/Kongregasi religius—juga diajak terus memberikan dukungan kepada saudara-saudari yang terdampak bencana.

 

 

Sumber : Mirifica.net

Related Articles

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.