Pangkalpinang, Berkatnews.com — Keuskupan Pangkalpinang resmi memperkenalkan Lagu Tahun Pastoral 2026 berjudul “Pelihara Rumah Bersama” sebagai bagian dari upaya merefleksikan dan mewujudkan Fokus Pastoral Keuskupan Pangkalpinang Tahun 2026, yakni “Bertanggung Jawab Bersama dalam Melaksanakan Misi untuk Memelihara Rumah Bersama.” Fokus pastoral ini telah ditetapkan oleh Uskup Keuskupan Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM, pada 8 Oktober 2025 di Pangkalpinang.
Lagu ini dihadirkan sebagai sarana pastoral yang diharapkan dapat membantu umat menghayati tema tahunan keuskupan, tidak hanya melalui refleksi dan aksi, tetapi juga lewat doa yang dinyanyikan bersama dalam perayaan liturgi. Lagu “Pelihara Rumah Bersama” akan dibagikan kepada umat dalam tiga versi, yakni partitur empat suara, versi cantus firmus (satu suara), serta versi not balok. Surat pemberitahuan tentang Lagu Tahun Pastoral Tahun 2026
Bapa Uskup Adrianus Sunarko, OFM juga mengimbau agar lagu ini dinyanyikan sebagai lagu penutup dalam Perayaan Ekaristi Kudus sepanjang tahun 2026, serta dapat digunakan dalam berbagai perayaan liturgi lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan yang telah berjalan di paroki-paroki.
Syair lagu Tahun Pastoral 2026 ini ditulis secara kolaboratif oleh Mgr. Adrianus Sunarko, OFM, bersama Valentinus Fernandes, Simplisius Lowa, Pr., Yohan Deona, Pr., Frengki Maing, Pr., Sesarius Liwun, Pr., Martin da Silva, Pr., dan Yopi Sogen, Pr. Lagu ini kemudian dinyanyikan oleh Paula, seorang umat dari Paroki Belinyu.
Proses pembuatan lagu berlangsung kurang lebih selama satu bulan. Setiap tahun, Lagu Tahun Pastoral memang selalu diciptakan baru dan disesuaikan dengan tema pastoral tahunan Keuskupan Pangkalpinang, agar pesan yang disampaikan tetap kontekstual dan relevan dengan situasi umat.
Untuk menggali lebih dalam kisah di balik terciptanya lagu ini, tim Berkatnews.com mewawancarai Romo Yopi Sogen, Pr., pada Selasa pagi, 16 Desember 2025, melalui sambungan telepon WhatsApp. Dalam keterangannya, Romo Yopi menjelaskan bagaimana proses perumusan lirik hingga pesan yang ingin disampaikan melalui lagu tersebut.
“Lirik lagu ini berkolaborasi dengan pastor-pastor yang bertugas di pulau dikarenakan lebih mewakili pelayanan mereka di pulau-pulau. Cerita di balik lirik ini menunjukkan tema pastoral ini sungguh mendalam menghayati bumi sebagai rumah, di mana bumi ini sudah rusak bahkan secara radikal itu dikatakan bahwa tidak mudah untuk disembuhkan. Jadi kita ini, seperti saya membahasakan itu, harapan yang terakhirlah. Jadi setidak-tidaknya jangan menambah kerusakan bumi ,” ungkap Romo Yopi
“ Lagu itu setiap tahun beberapa kali ada unsur bumi seperti di surga. Jadi di gambaran surga yang indah itu seperti ada di dalam doa-doa Bapa Kami itu kan “jadilah di bumi seperti di surga” . Seperti Injil Kolose bab 2 ayat 23, ‘‘apa pun yang hendak kau perbuat, buatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan’’, jadi mungkin merawat bumi harapannya sesuai dengan visi-misi Keuskupan Pangkalpinang menjadi Gereja partisipatif. Jadi semua umat, alam, berpartisipasi merawat rumah bersama yang adalah bumi tempat kita, tempat kita hidup, tempat kita menyambung hidup, karena makanan pun diberikan oleh bumi dan tempat kita nanti ujung-ujungnya pun ditanam di dalam bumi,” tambah Romo Yopi.
Melalui lagu “Pelihara Rumah Bersama”, Keuskupan Pangkalpinang mengajak seluruh umat untuk semakin sadar bahwa merawat bumi bukan sekadar isu lingkungan, melainkan bagian dari tanggung jawab iman bersama. Lagu ini diharapkan menjadi pengingat yang terus dinyanyikan, direnungkan, dan diwujudkan dalam sikap hidup sehari-hari umat sepanjang Tahun Pastoral 2026. (vsh)
Penulis : Veronika Suci
Sumber Surat : Sekretaris Keuskupan Pangkalpinang

