Home KATEKESE Renungan Harian 26 Mei 2022

Renungan Harian 26 Mei 2022

by Alfons Liwun

Pekan Paskah VI, Tahun C/II.ย  Hari Raya Kenaikan Tuhan.

Bacaan pertama, Kisah Para Rasul 1: 1-11, Mereka melihat Dia terangkat ke surga; Bacaan Kedua, Efesus 1: 17-23, Allah mendudukan Dia di sebelah kanan-Nya dalam surga; Bacaan Injil Lukas 24: 46-53. Ketika sedang memberkati

โ€œPengenalan Yang Benar Tentang Allah Akan Melahirkan Sikap, Tindakan, Dan Perbuatan Hidup Yang Benar Pulaโ€

Oleh: Bapak Fransiskus Andi Krishatmadi*)

Salam sejahtera saudaraku tercinta,

Dalam bacaan I (Kis. 11:1-11) dikisahkan pasca kebangkitan-Nya, Yesus berulangkali dan dengan berbagai macam cara menampakkan diri kepada para murid-Nya untuk membuktikan Ia hidup. Dalam setiap penampakan-Nya, Yesus selalu menjelaskan Kitab Suci dan memberi amanat perutusan-Nya, yaitu agar para rasul dengan kuasa Roh-Nya, memberi kesaksian bahwa Allah terus-menerus berkarya melalui kehidupan orang percaya untuk melanjutkan karya keselamatan dalam Yesus di dunia, mulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria bahkan sampai ke ujung bumi.

Dalam bacaan II (Ef 1:17-23) dikisahkan Paulus terkesan dan bersyukur kepada Tuhan akan iman dan kasih yang tampak dalam kehidupan jemaat Efesus. Ia pun berdoa supaya Tuhan memberikan hikmat kepada jemaat Efesus agar mereka memiliki pengenalan yang benar tentang Allah, agar mata hati mereka terang dalam memahami kekayaan kemuliaan yang ditentukan Allah bagi orang-orang kudus dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, yang dikerjakan Allah dalam Kristus yang telah bangkit dan duduk di sebelah kanan Bapa di surga.

Dalam Bacaan Injil (Luk 24:46-53) dikisahkan ketika Yesus menampakkan diri kepada para rasul-Nya, Ia menegaskan bahwa para rasul harus menjadi saksi dan mewartakan penderitaan dan kebangkitan-Nya pada hari ketiga, seruan pertobatan dan pengampunan dalam nama-Nya kepada segala bangsa. Untuk itu Yesus akan mengutus Roh Kudus sesuai jani Bapa-Nya, namun dengan syarat para rasul harus tetap berada di Yerusalem sampai utusan itu datang. Setelah menyampaikan amanat-Nya, Yesus pun naik ke surga disakasikan para rasul- Nya.

Peserta Prasinode Kevikepan Utara, sedang diskusi dalam kelompok kecil (foto:alfonsliwun)

Bagaimana dengan kita? Kebangkitan Yesus pada awalnya membuat para rasul bingung, merasa hampa dan jauh dari Tuhan. Namun setelah mengalami penampakan Yesus berulang-ulang, kini telah menimbulkan kegembiraan bagi para rasul. Yesus berhasil memulihkan iman para rasul dan karena itu ketika Yesus memutuskan untuk naik ke sorga meninggalkan para rasul-Nya, tidak ada warna duka lagi di antara mereka. Jika pada awal kebangkitan para rasul terpencar ke mana-mana, kali ini mereka menaati perintah Yesus untuk tetap berkumpul di Yerusalem menantikan janji Yesus yaitu Roh Kudus.

Dalam perjalanan hidup, kita juga sering kali mengalami rasa hampa dan jauh dari Tuhan. Doa-doa kita seakan menguap di ruang hampa. Kita sering bertanya โ€œdi mana Tuhan?โ€ Pada saat ini, seperti para rasul, kita diajak untuk membangun harapan dengan hanya mengandalkan Tuhan, walau dalam kenyataan, hakl itu seringkali tidak mudah. Hafi ini kita belajar dari para rasul: โ€œhal apa yang membuat para rasul dapat bersukacita di tengah kenyataan akan berpisah dengan Yesus?โ€

Jika kita simak bacaan-bacaan kitab suci selama masa paskah, dapat kita simpulkan bahwa hal yang membuat para rasul bersukacita ketika Yesus akan naik ke surga adalah: Pertama: mereka sudah mengerti Kitab Suci (Luk 24:44-47). Para rasul bersukacita karena mereka melihat maksud Allah di balik semua peristiwa yang mereka alami bersama Yesus (Luk 24:46-47). Pengertian akan kebenaran membuat seseorang memahami bahwa segala sesuatu terjadi menurut rencana Allah.

Diskusi dalam Kelompok

Kedua, mereka percaya bahwa akan menerima Roh Kudus (Luk 4:49). Tuhan tidak meninggalkan mereka seorang diri, tetapi akan mengirimkan kuasa yang memperlengkapi mereka dalam memberitakan pengampunan dosa dan menyerukan pertobatan kepada segala bangsa (Yoh 16:32). Ketiga, mereka menerima berkat dari Tuhan (Luk 24:50). Berkat dari Allah merupakan peneguhan otoritas bagi mereka sebagai pemberita Injil. Keempat, mereka menjadi saksi mata (Luk 24:51), menyaksikan secara langsung peristiwa terangkatnya Yesus ke surga, sehingga bukan dari kata orang mereka mendengar hal tersebut. Maka marilahn kita bersukacitalah selalu dalam Tuhan dan melakukan kepercayaan yang Tuhan berikan. Apa yang sekilas menyakitkan bagi kita, belum tentu akan seterusnya seperti itu. Tuhan tetap memegang janji-Nya; selalu ada pengharapan dan penghiburan bagi mereka yang berkenan kepada-Nya. Percaya kepada janji-janji-Nya dan Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita sendiri.

Rasul Paulus menegaskan: pentingnya memiliki pengenalan yang benar tentang Allah dan iman yang tangguh (Ef 1:17-23 dan Kis 1:1-11). Dengan iman yang benar dan kukuh, setiap orang Kristen akan mampu melewati setiap pergumulan dan beroleh kemenangan di dalam pertolongan-Nya.

Selain itu, iman yang kukuh akan mendorong orang Kristen menjadi saksi kebenaran Allah yang telah membebaskan manusia dari dosa dan kuasa jahat. Pada zaman ini siapa pun bisa terlena oleh berbagai aktivitas hidup yang nyaman sehingga ia lupa akan pentingnya mengenal pribadi Tuhan dengan benar. Pengenalan yang benar tentang Allah akan melahirkan sikap, tindakan, dan perbuatan hidup yang benar pula.

Dan pada akhirnya, setiap orang Kristen yang menjadi saksi-Nya pasti akan mengharumkan nama Allah. Sudah benarkah pengenalan kita akan Allah? Hal ini nyata melalui sikap kita sehari-hari sebagai saksi-Nya. Semoga. Tuhan memberkati. ***

Related Articles

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.