Pekan XX Tahun C/II; Bacaan Yehezkiel 37: 1-14, Hai tulang-tulang yang kering, dengarlah firman Tuhan. Aku akan membangkitkan kalian dari dalam kubur, hai kaum Israel; Mazmur 107: 2-3. 4-5. 6-7. 8-9, Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab kekal kasih setia-Nya; Matius 22: 34-40, Kasihlah Tuhan Allahmu, dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.
Bersama Allah Mengubah Maut Menjadi Hidup
RD. Marcel Gabriel*)
Para Pembaca BERKAT News yang terkasih: Shalom!
Firman Tuhan hari ini menghadirkan Tuhan Allah dengan Kasih-Nya yang berkuasa untuk memulihkan kematian menjadi kebangkitan dan maut menjadi hidup. Kuasa Kasih Tuhan Allah dengan daya pemulihan hidup tersebut berlangsung baik di masa Perjanjian Lama, khususnya dalam tugas-pelayanan Nabi Yehezkiel, dan mencapai puncaknya di masa Perjanjian Baru melalui Tuhan kita Yesus Kristus, Putera Allah sendiri, yang telah mengerjakan pemulihan untuk hidup manusia, melalui Jalan salib-Nya, serta sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya.
Kasih yang berkuasa menghidupkan dan membaharui kehidupan.
Oleh karena menjauh dari Tuhan, Sang Pencipta dan Sumber hidupnya, maka Israel mengalami nasib buruk, yang mengantar mereka kepada maut dan kebinasaan. Mereka seperti tulang-tuang kering yang berserakan. Sama sekali tidak ada hidup di dalamnya. Kepada tulang-tuamg kering itu, Allah mengutus Yehezkiel, nabi-Nya, untuk membukakan rancangan kasih Allah dengan kuasa-Nya yang akan memberikan kembali hidup kepada kaum Israel yang terkurung oleh kebinasaan di dalam alam maut itu.
“Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada tulang-tulang ini: Aku memberi nafas hidup di dalammu, supaya kamu hidup kembali. Aku akan memberi urat-urat padamu dan menumbuhkan daging padamu, Aku akan menutupi kamu dengan kulit dan memberikan kamu nafas hidup, supaya kamu hidup kembali. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN. … Sungguh, Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umat-Ku, dari dalamnya, dan Aku akan membawa kamu ke tanah Israel. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, pada saat Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umat-Ku, dari dalamnya. Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali dan Aku akan membiarkan kamu tinggal di tanahmu. Dan kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan membuatnya, demikianlah firman TUHAN, (Yeh. 37: 5-6. 12-14).”
Kasih sebagai Hukum yang terutama
Hukum Kasih ini disampaikan dalam konteks dialog antara Yesus dengan Kaum Farisi dan para ahli Taurat. Kelompok ini datang kepada Yesus dengan pertanyaan menjebak yang dimaksudkan untuk mencelakakan, namun kuasa kasih Allah di dalam Yesus mampu mengubah jebakan itu menjadi peluang untuk mewartakan kasih Tuhan kepada umat-Nya. Yesus menyambut pertanyaan itu dan memanfaatkannya untuk memaparkan warta keselamatan, yang dibukakan melalui kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi, (Mat. 22: 37-40).”
Mari ikutserta mengubah maut menjadi hidup!
Perubahan dari maut kepada hidup tersebut di atas, terjadi oleh karena kuasa kasih Allah yang bekerja di dalam diri Yehezkiel dan di dalam di Yesus Kristus, Putera-Nya sendiri. Nah, apakah kuasa yang sama itu bisa juga bekerja dalam diri manusia lainnya seperti saudara dan saya?
Pembaca BERKAT News yang terkasih, kemungkinan bahwa kita ikut dalam karya Tuhan Allah dengan kuasa kasih-Nya yang mampu mengubah Rancangan Kecelakaan menjadi Warta Keselamatan, dan Maut menjadi Hidup itu telah dimungkinkan ketika Tuhan Allah berbagi kasih-Nya itu dengan manusia. Melalui Surat Rasul Yohanes, Tuhan Allah membuka peluang untuk keikutsertaan kita dalam mengupayakan perubahan-perubahan ini, dengan menghadirkan diri-Nya sebagai KASIH itu sendiri. Sebagai Allah yang maha pengasih, beginilah yang Dia sampaikan melalui Yohanes, hamba-Nya, “Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia, (1Yoh. 4:16).”
Bahkan kemungkinan itu menjadi lebih terbuka lagi, ketika manusia diberi akses oleh Allah untuk menyatu dengan Allah melalui Kasih itu juga, “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. (1Yoh. 4: 8).”
Apakah manusia juga mampu untuk mengubah maut menjadi hidup? Jawaban kita sesuai dengan Firman Tuhan dalam Surat kepada Rasul Yohanes tersebut adalah, “Ya!” Terus, caranya? Dengan melakukan tindakan kasih itu sendiri, baik kasih kepada Allah maupun kasih kepada sesame.
Sebab dengan tindakan saling mengasihi itu, manusia tinggal di dalam Allah, dan Allah memiliki kuasa untuk mengubah maut menjadi hidup. Karena itu, di dalam dan bersama Allah, melalui tindakan-tindakan kasih, manusia dapat ikut-serta mengubah maut menjadi hidup. Terima kasih Tuhan, untuk kasih-setia-Mu yang kekal dan abadi bagi kami. Buatlah kami aman untuk tinggal di dalam kasih-Mu itu. Amin! ***