Hari Kamis dalam Oktaf PaskahTahun C/II; Bacaan pertama, Kisah Para Rasul 3: 11-26, Yesus, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh; tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; Mazmur 8: 2a.5.6-7.8-9, Ya Tuhan, Allah kami, betapa mulia nama-Mu di seluruh bumi!; Bacaan Injil Lukas 24: 35-48, Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga.
“Dalam Nama Yesus Berita Tentang Pertobatan Dan Pengampunan Dosa Harus Disampaikan Kepada Segala Bangsa”
Oleh: Bapak Fransiskus Andi Krishatmadi*)
Salam sejahtera saudaraku tercinta,
Dalam bacaan I (Kis. 3:11-26) dikisahkan peristiwa Petrus menyembuhkan orang lumpuh. Peristiwa itu mengherankan orang banyak dan mereka memandang kagum kepada Petrus dan Yohanes. Melihat tanggapan orang banyak Petrus menegaskan bahwa kesembuhan orang lumpuh itu bukan hasil kerjanya. Atau karena kesalehan dirinya, melainkan karena kuasa Allah yang telah bekerja di dalam Yesus yang telah mereka tolak dan salibkan.
Yesus, pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi. Dan karena kepercayaan dalam Nama Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini; dan kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua. Petrus meneguhkan orang banyak: Aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin kamu. Dan Allah telah memanfaatkan kesalahan mereka untuk menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Walau demikian Petrus tetap mengingatkan orang banyak agar sadar dan bertobat.
Dalam bacaan Injil (Luk. 24:35-48) dikisahkan dua murid dari Emaus setelah mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus, segera kembali ke Yerusalem dan dengan penuh semangat menceritakan peristiwa perjumpaan mereka dengan Yesus kepada teman-teman mereka. Ketika sedang bercakap-cakap, tiba-tiba Yesus menampakkan diri kepada mereka. Para murid terkejut dan ketakutan karena mengira melihat hantu.
Untuk meyakinkan para murid-Nya Yesus memperlihatkan tangan dan kakinya, mempersilakan mereka meraba dirinya. Ketika Yesus melihat bahwa para murid-Nya belum percaya, maka Ia meminta makanan dan makan di hadapan para murid-Nya. Kemudian Yesus menjelaskan bahwa penderitaan dan kematian yang Ia alami adalah penggenapan dari nubuat tentang diri-Nya yang tertulis dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur untuk menebus dosa manusia, dan untuk itu berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus diwartakan dan kamu adalah saksi dari semua itu.
Bagaimana dengan kita? Para murid dan orang-orang yang dekat dengan Yesus berbagi pengalaman bagaimana mereka mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Yesus yang bangkit dan ikut dibangkitkan. Pengalaman perjumpaan dengan Yesus itu berbeda-beda namun muaranya satu yaitu memiliki paham yang sama tentang Yesus yang mereka jumpai pasca kematian-Nya adalah Yesus yang sama dengan Yesus yang dulu pernah hidup bersama mereka, yang sudah mati dan kini hidup dengan cara yang lain dan kembali tinggal bersama mereka.
Yesus sungguh memahami kebingungan dan ketakutan para murid-Nya. Maka Ia tetap sabar menjumpai mreka dan menggunakan pelbagai macam cara untuk meneguhkan dan membuat mereka paham. Ketika para murid takut dan ragu, Yesus menyodorkan tangan dan kaki-Nya agar mereka bisa meraba bahkan memegang diri-Nya nyata adanya. Cara ini berbeda dengam cara Yang Ia gunakan ketika menjumpai Maria Magdalena. Waktu itu Yesus melarang Maria Magdalena memegang diri-Nya karena Ia belum pergi kepada Bapa. Yesus tahu kapasitas iman Maria. Walau ada rasa takut dan bingung namun Maria Magdalena tidak pernah kehilangan imannya.
Jadi Yesus sungguh menyelami kehidupan setiap kita dan selalu memberi solusi yang tepat untuk kita. Satu yang tidak boleh kita lupakan adalah: Yesus meminta kita menjadi saksi pertobatan (kembali percaya kepadea Yesus), dan saksi pengampunan-Nya. Itulah yang dilakukan Petrus yang dengan tegas mengatakan “Orang itu sembuh bukan karena kesalehanku tetapi karena Yesus.” Petrus tahu apa yang diinginkan Yesus atas dirinya: “Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.” (Luk 22:21-32).
Dalam nama Yesus berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa. Itulah tugas kita sekarang. Semoga. Tuhan memberkati! ***
*). Guru di Seminari Mario Jhon Boen Keuskupan Pangkalpinang