Home KATEKESE Renungan Harian Kamis, 28 Oktober 2021

Renungan Harian Kamis, 28 Oktober 2021

by Alfons Liwun

Bacaan 1, Ef. 2: 19-22, Kamu dibangun di atas dasar para rasul; Mzm. 19: 2-3. 4-5, Di seluruh bumi bergemalah suara mereka; Bacaan Injil Luk. 6: 12-19, Yesus memilih dari antara murid-murid-Nya dua belas orang yang disebut-Nya rasul.

Gereja Bukan Hanya Rumah Kita Bersama, Tetapi Juga Rumah Allah

Oleh: Oleh: Bapak Fransiskus Andi Krishatmadi

Salam sehat untuk saudaraku tercinta, di Hari Kamis dalam pekan Biasa XXX, 28 Oktober 2021, Tahun B/I. Pesta St. Simon dan Yudas, Rasul.

Dalam bacaan I (Ef. 2: 19-22)  St. Paulus menegaskan bahwa jemaat Efesus, sebagai orang-orang non-Yahudi (ay. 11), terpisah dari orang-orang Yahudi dan Allah. Mereka tidak termasuk kewargaan Israel, sehingga tidak menikmati semua hak istimewa sebagai umat Allah (ay. 12). Ada tembok pemisah dan perseteruan antara mereka dengan orang-orang Yahudi (ay. 13-15, 17). Mereka juga hidup tanpa Kristus dan Allah, sehingga mereka tidak memiliki pengharapan (ay, 12), hidup dalam perseteruan dengan Allah (ay. 16).

Kota Efesus masa Rasul Paulus (foto:stemipemuda)

Melalui penebusan Kristus, keterpisahan tersebut dijembatani dengan sempurna. Tembok pemisah diruntuhkan (ay. 14). Baik orang Yahudi maupun non-Yahudi dipersatukan di dalam satu tubuh serta dibawa untuk menikmati perdamaian dengan Allah (ay. 16, 18). Penebusan Kristus tidak hanya menyelesaikan perseteruan. Keintiman yang dihasilkan melalui darah Kristus juga menciptakan kesatuan, yang diungkapkan melalui “yang menjadikan keduanya satu” (ay. 14), satu manusia baru (ay. 15), satu tubuh (ay. 16), dan di dalam satu Roh (ay. 18).

Menurut Paulus orang-orang non-Yahudi, seperti Efesus yang sudah di dalam Kristus tidak lagi sebagai orang asing maupun pendatang (ay. 19), tetapi kawan sewarga dari orang-orang kudus, bahkan juga anggota-anggota keluarga Allah (ay. 19). Kesatuan di dalam Keluarga Allah (Gereja) jauh melampaui kesatuan secara politis maupun sosial. Bahkan lebih kuat daripada ikatan etnis maupun status ekonomi.

Keluarga Allah (Gereja) menjadi rumah bagi setiap jemaat. Tidak ada orang asing di dalam Gereja. Semua adalah satu keluarga. Bahkan lebih lanjut Paulus menegaskan Gereja bukan sekedar rumah bersama melainkan juga menjadi rumah Allah, karena dibangun di atas dasar iman para rasul dan nabi dengan Kristus sebagai batu penjurunya (ay. 20-22).

Dalam Injil (Luk. 6:12-19), dikisahkan Yesus naik ke bukit untuk berdoa. Ia berdoa sepanjang malam seorang diri. Siang harinya Yesus memanggil murid-murid-Nya dan memilih 12 orang menjadi rasul-Nya. Melihat nama-nama keduabelas rasul pilihan Yesus, mereka semua adalah orang Yahudi.

Yesus Berdoa sebelum memilih ke-12 Rasul (foto:renunganhariankatolik)

Yesus memilih mereka dan mempersiapkan kedua belas orang itu untuk mengemban misi-Nya, karena dunia (masyarakat umum, bukan hanya orang Yahudi) membutuhkan Dia. Ini nyata dari fakta bahwa, ada orang-orang yang datang dari berbagai penjuru untuk menemui Yesus (ay. 17). Bahkan orang-orang dari wilayah non Yahudi seperti Tirus dan Sidon.

Dapat kita bayangkan mereka pasti meninggalkan pekerjaan dan rutinitas mereka sehari-hari, menempuh perjalanan sedemikian jauh untuk bertemu Yesus. Dan pasti tak sedikit yang membawa anggota-anggota keluarga mereka, yang sedang sakit atau kerasukan setan. Mereka mau mendengarkan ajaran Yesus, butuh disembuhkan oleh Yesus (ay. 18-19).

Yesus memilih ke-12 Rasul, mendidik-Nya menjadi “dasar para rasul” Gereja (foto:hidupkatolik.com)

Oleh karena itu, Yesus mengajak keduabelas rasul-Nya menemui orang banyak itu. Dan di situ Yesus melatih keduabelas rasul-Nya untuk tidak hanya tinggal dalam komunitasnya sendiri, melainkan harus keluar dan berelasi dengan orang / bangsa lain (non Yahudi) dan berelasi dengan cara yang berbeda dengan dunia umumnya yaitu berelasi dengan rasa belas kasihan terhadap orang-orang yang membutuhkan Yesus dan kemudian mengantar mereka kepada-Nya.

Umat Katolik Wilayah Air Sena-Anambas gotong royong membangun Gerejanya (foto:groupwaairsena)

Bagaimana dengan kita? Sebagai orang yang telah mengikut Kristus, kita pun sesungguhnya dipanggil untuk ikutserta dan meneruskan karya para rasul Kristus. Kita pun diajak untuk tidak terus-menerus berorientasi hanya kepada diri atau kelompok sendiri. Kita diajak untuk berani memperluas pandangan pada dunia di sekitar kita dengan melihat orang-orang di sekitar kita sebagaimana Kristus melihat mereka, lalu melayani mereka. Kita sebagai Gereja (Tubuh Kristus) bukan hanya rumah bersama, tetapi harus menjadi Rumah (Bait) Allah, di mana semua bangsa bisa berjumpa, mendengarkan dan mengalami Allah. Semoga. TUHAN memberkati. Amin. Salam Komunio. ***

Related Articles

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.