Bacaan 1, Rm. 1: 1-7; Mzm. 98:1-2.3ab.3cd-4; Bacaan Injil, Luk. 11: 29-32
Jemaat Roma ditandaskan Rasul Paulus sebagai umat yang dikasihi Allah. Maka mereka pun dipanggil Allah dalam kekudusan karena kasih karunia Allah yang mendamaikan mereka hidup dintara mereka. Pemazmur memperkenalkan Allah yang diimani manusia ialah Tuhan yang menyelamatkan, pertama-tama menyelamat Yesus dari hidup antara orang mati dan melalui-Nya menyelamatkan kita. Yesus yang dibangkitkan Allah, tinggal dintara manusia, mengajarkan keselamatan dan memakhlumkan diri, wujudnyata Allah yang hidup. Mukjizat dan tanda heran, adalah sarana kearah keselamatan itu.
Kasih Karunia Allah, Kristus: Tanda Kasih Allah Menyelamatkan Umat-Nya
Oleh: Alfons Liwun
Umat Kristiani di Roma disapa Paulus, Rasul Yesus sebagai “orang-orang kudus”. Orang-orang kudus ialah orang yang telah menerima kasih karunia Allah. Orang-orang yang telah percaya kepada Allah, dalam diri Kristus, Yesus Tuhan. Untuk itu, Paulus memberikan nasihat sekaligus motivasi bahwa orang-orang kristiani di Roma, dipanggil juga untuk memberikan “tanda” atau “kesaksian” hidup Kristus bagi sesama.
Tanda dan kesaksian Allah bagi manusia, sudah dinyatakan oleh para nabi. Lukas dalam injilnya hari ini merujuk pada tanda nabi Yunus. Lukas menegaskan, Yesus menyebut orang yang datang memminta tanda, sebagai angkatan yang jahat. Mengapa, dikatakan Yesus sebagai angkatan yang jahat?
Karena Yesus telah dimana-mana, selama pewartaan-Nya, mereka telah mendengar dan menyaksikan sendiri: orang sakit, sembuh, orang buta, melihat, orang lumpuh, berjalan, orang mati, dibangkitkan, dan bahkan telah makan sampai kenyang dalam mukjizat pergandaan roti dan ikan. Masa masih belum percaya dan minta lagi tanda! Memang, kebutaan dan kekurangan peka orang semacam, inilah yang meragukan hal kepercayaan akan Allah.
Berangkat dari sinilah, Yesus berbicara mengenai tanda nabi Yunus, sebagai tanda yang mendorong mereka untuk semakin membuka mata hati dan mengambil sikap untuk percaya.
Yunus diutus Allah untuk memberikan kesaksian kasih karunia Allah kepada Niniwe, tetapi ia menolaknya. Walau secara pribadi Yunus menolaknya, namun cara Allah supaya kasih karunia-Nya dialami oleh Niniwe tak pernah surut. Niniwe dimotivasi Allah bahkan tanda disadari oleh Yunus sendiri. Cara Allah bekerja inilah menjadi bukti bahwa Allah tak pernah meninggalkan umat-Nya. Yunus sampai di Niniwe, berkarya dan Niniwe bertobat. Allah menyelamatkan Niniwe.
Tanda nabi Yunus, tidak hanya semacam tanda begitu saja. Lukas sekali lagi menegaskan pengajaran ini, sebagai sarana implisit bagi orang Yahudi untuk melihat lebih dalam lagi ‘tanda nabi Yunus’. Bahwa tanda nabi Yunus, juga sebagai wujud pribadi Allah yang hidup dalam diri Yesus sekarang ini, yang hadir diantara mereka. Pribadi Yesus, adalah tanda cinta kasih Allah, tanda kasih karunia Allah bagi mereka, yang menyelamatkan mereka. Karena itu, percaya! Berbalik kepada Allah, sehingga datangnya penghakiman, keselamatan pun akan dialami oleh mereka yang percaya kepada Allah.
Sekarang, kita yang telah dibaptis dan hidup dalam kasih karunia Allah, masihkah kita meminta tanda dari Yesus untuk meyakinkan iman kepercayaan kita? Bagaimana kalau kata-kata Yesus, kamu adalah angkatan yang jahat juga kepada kita, tatkala kita meminta tanda?
Kita telah mendaraskan “credo”, kita percaya dan dibaptis. Baptis, kita dibersihkan dan tanda kita masuk dalam persekutuan hidup dengan Kristus. Didalamnya kita merayakan Ekaristi, raga dan jiwa kita dikuatkan serta persekutuan ditegukan. O…, begitu indahnya, kita dalam kasih Tuhan. Amin. Salam Komunio. ***