Home KATEKESE Renungan Harian Rabu, 5 Januari 2022

Renungan Harian Rabu, 5 Januari 2022

by Alfons Liwun

Bacaan I, 1Yoh. 4: 11-18, Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita; Mazmur 72: 1-2.10-11.12-13, Segala bangsa di bumi, ya Tuhan, sujud menyembah kepada-Mu; Bacaan Injil Markus 6: 45-52, Para murid melihat Yesus berjalan di atas air.

 Ora et Labora

RD. Fransikus Paskalis *)

Sanak keluarga yang terkasih dalam Kristus…

 Mungkin kita bertanya-tanya, “mengapa Yesus harus berdoa?”. Bukankah Dia adalah Tuhan? Apakah keuntungan bagi Yesus untuk berdoa? Mengapa Dia harus naik ke atas bukit pada tengah malam untuk berdoa? Pertanyaan-pertanyaan ini bisa jadi terlintas di pikiran kita  ketika kita membaca Injil pada hari ini.

Kesibukan Yesus untuk melayani orang banyak yang mengikuti Dia, tidak membuat-Nya lelah. Oleh sebab itu, setelah menyelesaikan tugas dan karya pelayanan-Nya, Yesus tau bahwa Dia membutuhkan doa secara pribadi dengan Bapa-Nya. Oleh sebab itu, Dia menyuruh para murid segera berlayar menuju seberang sementara Dia meninggalkan kerumunan orang banyak itu untuk mendaki sebuah bukit untuk berdoa. Yesus memilih waktu yang cocok bagi-Nya, yakni tengah malam untuk mendekatkan diri-Nya pada Bapa-Nya.

Bagi Yesus, doa ternyata begitu penting dalam hidup-Nya. Doa itu menjadi kekuatan bagi Yesus untuk terus menjalani hidup dan karya pelayanan-Nya terhadap orang banyak.  Saat doa menjadi kesempatan bagi Yesus untuk bersyukur kepada Bapa-Nya, atas apa yang Bapa perbuat terhadap diri-Nya.

Yesus berdoa dalam keheningan (foto:komKatkwi)

Dengan doa, Yesus mau membangun hubungan_Nya dengan Bapa, agar relasi antara Diri-Nya dengan Allah Bapa-Nya semakin akrab. Yesus menyadari bahwa Dia harus menepi untuk berdoa di tempat yang sunyi, karena Dia hendak mendengarkan Allah Bapa-Nya berhadapan dengan godaan untuk mencari popularitas diri-Nya.

Ketika Ia memberi makan lima ribu orang dengan beberapa roti dan ikan, pasti membuat orang banyak itu semakin membanggakan Diri-Nya. Dan pada saat bersamaan, godaan yang dialami oleh Yesus adalah popularitas diri-Nya semakin menonjol sehingga melupakan apa yang menjadi kehendak Allah atas diri-Nya. Oleh sebab itu, Dia memilih untuk hening dan mendengarkan kehendak Bapa agar arah karya-Nya tetap focus pada misi perutusan-Nya.

Sebuah pengalaman yang bertolak belakang; saat Yesus sibuk berdoa dan kita sibuk bekerja sehingga kita tidak punya waktu untuk berdoa. Terlalu sibuk kita bekerja, sehingga kita merasa tidak cukup waktu untuk doa, dan semakin jauh hidup doa, semakin kita focus pada harta duniawi dan semakin miskin dengan harta surgawi.

Hidup di tengah dunia, kita selalu  berhadapan dengan kuasa-kuasa jahat yang menyesatkan kita. Maka doa menjadi sangat penting. Dengan doa, kita bisa menghalau semua pengaruh jahat, melepaskan diri dari cengkeraman setan dan membiarkan diri kita dituntun oleh Allah. Amin. ***

*). Imam Keuskupan Pangkalpinang dan kini Pastor Paroki di Paroki Regina Pacis Tanjungpandan

Related Articles

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.