Sekitar 2.000 umat Katolik menghadiri Misa di Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk mendesak pemerintah agar pihaknya tidak membiarkan Pantai Pede dirusak demi membangun hotel, dan perlu mempertimbangkan keindahan alam yang luar biasa ini.
Misa 31 Mei itu digelar untuk menolak rencana perusahaan investasi untuk membangun hotel di wilayah Pantai Pede, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, dengan luas 4,2 hektare.
Pemerintah setempat berusaha mempromosikan pariwisata, maka baru-baru ini pihaknya memberikan izin perusahaan untuk membangun daerah itu.
“Orang kecil ingin merasakan cinta dan perhatian Allah melalui Pantai Pede ini maka pantai ini harus dilindungi,” kata Uskup Ruteng Mgr Hubertus Lenteng dalam homilinya pada Misa tersebut.
“Pantai Pede adalah ruang hijau untuk semua orang dari berbagai latar belakang. Pantai ini tidak hanya untuk orang kaya. Jadi mari kita menyelamatkan pantai ini demi keharmonisan,” katanya.
Prelatus itu mengatakan bahwa ia ingin para imam yang melayani di semua paroki di kabupaten itu untuk menyerukan umat Katolik mengunjungi ruang hijau itu dan menikmati keindahannya.
Uskup Lenteng berjanji akan melanjutkan aksi protes damai terkait rencana pembangunan tersebut.
“Saya siap untuk memimpin (protes) setiap saat,” katanya.
Pada Desember tahun lalu sekitar 1.000 demonstran, termasuk pastor dan suster menggelar aksi di Labuan Bajo, di mana mereka mendesak pemerintah setempat melindungi kawasan hijau yang terus menyusut, bukannya membangun banyak hotel.
Sumber: ucanews.com