saya dengar kadang-kadang mencari pengurus KBG saja tidak mudah. (Uskup Pangkalpinang Mgr Prof Adrianus Sunarko O.F.M.)
Pangkalpinang, Berkatnews.com– PASTORAL kaum muda hingga problem kerelaan hati umat untuk terlibat membangun gereja sebagai pengurus-pengurus komunitas basis gereja (KBG) setidaknya merupakan dua hal yang disorot Uskup Pangkalpinang Mgr Prof Adrianus Sunarko O.F.M., menjelang puncak perayaan syukur 100 tahun Keuskupan Pangkalpinang, akhir bulan ini.
Bahkan, Bapa Uskup Adrianus menyebut dua persoalan tersebut sebagai tantangan internal di Keuskupan Pangkalpinang.
“Secara internal, tantangannya menyangkut kehidupan menggereja sendiri dari umat. Bagaimana umat tetap menjaga untuk punya semangat berpartisipasi dalam membangun gerejanya dimulai dari unit paling kecil yakni KBG-KBG,” kata Bapa Uskup dalam dialog ruang tengah Bangkapos bertajuk “100 Tahun Keuskupan Pangkalpinang: Quo Vadis?” pada Senin (11/12/2023) siang.
Dalam konteks orang muda, Profesor Teologi ini mengaku melihat banyak anak-anak muda setelah menyelesaikan pendidikan di SMA lalu merantau untuk melanjutkan pendidikan.
Menurut Uskup Adrianus Sunarko, orang-orang muda potensial yang pergi untuk menuntut ilmu ternyata juga menciptakan tantangan tersendiri bagi gereja karena selain kurang orang muda di satu pihak, tapi di pihak lain tantangan untuk Keuskupan dalam arti memberi bekal yang cukup untuk mereka.
“Mudah-mudahan orang muda di Keuskupan Pangkalpinang ini katakanlah sampai SMA punya bekal iman yang cukup ketika nanti merantau,” harap Wakil Ketua KWI ini.
Bapa Uskup kelahiran Merauke Papua itu mengisahkan pengalamannya berjumpa dengan orang-orang muda asal Keuskupan Pangkalpinang di Jakarta dan Yogyakarta yang bercerita bahwa dulu waktu masih di Pangkalpinang sering ikut pertemuan-pertemuan, termasuk rutinitas mereka ke gereja.
“Waktu orang-orang muda ini di rantau tidak ada yang ingatkan, tapi karena sudah biasa jadi itu membantu,” tukas Ketua Komisi Teologi KWI itu.
Tantangan lain, lanjut Uskup, bagaimana mendorong agar yang tinggal ini tetap aktif berpartisipasi membangun gereja.
“saya dengar kadang-kadang mencari pengurus KBG saja tidak mudah, jadi bagaimana mendorong mereka dengan sukacita terlibat membangun gereja,” pungkas Bapa Uskup.
Adapun tantangan secara eksternal, jelas monsegniur, berkaitan dengan kehidupan sosial kemasyarakatan yang kompleks, bagaimana membangun kerukunan di antara umat beragama baik dalam gereja sendiri maupun di tengah masyarakat. (SHL)