Bengkong-Berkatnews.com. Merangkai bunga altar merupakan salah satu tugas liturgi, yaitu menjadikan tempat dirayakannya liturgi menjadi indah sehingga mendukung kemeriahan perayaan liturgi. Agar rangkaian bunga tidak sekedar indah, seorang perangkai bunga altar perlu memahami kaidah-kaidah liturgi. Dengan demikian, rangkaian bunga altar juga turut memperjelas misteri iman yang dirayakan.
Menyadari akan pentingnya hal itu, maka seksi Ibadat Ilahi Paroki Santo Damian Batam mengadakan pelatihan untuk menghias altar untuk para seksi Ibadat Ilahi KBG pada hari Minggu, 19 November 2017, bertempat di Aula Paroki. Bapak Agus Baro Nama bersama ibu Ambrosia Tulit sebagai koordinator seksi Ibadat Ilahi 3 tahun ini bergandengan tangan dengan seksi Ibadat Ilahi periode 2017-2020 mewujudkan program kerja seksi ibadat Ilahi tahun 2017.
Acara diawali dengan Sharing Injil 7 Langkah pada pukul 10:30 wib, sampai langkah ke-4, lalu dilanjutkan dengan pembukaan oleh RP Kornelis Arundati Gaga, SS.CC. Pada pukul 10:30 wib masuk sesi pertama yaitu pemaparan materi oleh RD Philips Seran, Koordinator Komisi Liturgi Keuskupan Pangkalpinang sebagai narasumber dalam pelatihan ini.
Sebelum menjelaskan tentang merangkai bunga altar, Pastor Philips lebih dulu menjelaskan tentang liturgi. Liturgi adalah perayaan misteri keselamatan Allah. Liturgi dilaksanakan oleh Yesus Kristus, Sang Imam Agung bersama Gereja-Nya di dalam ikatan Roh Kudus. Karenanya, liturgi disebut juga perayaan Tuhan atau perayaan iman. Disebut perayaan Tuhan karena Tuhan yang berinisiatif menjumpai manusia, Allah yang mencari dan mengundang manusia. Dan disebut perayaan iman karena dalam liturgi manusia menanggapi undangan Tuhan untuk terlibat dalam perjamuan-Nya. Dengan demikian, dalam liturgi terjadilah perjumpaan antara Allah dan manusia. Perjumpaan ini membawa anugerah keselamatan bagi manusia, baik yang merayakan dan yang didoakan.
Pastor Philip juga menjelaskan bahwa, dilihat dari isinya, liturgi mengandung 4 unsur yaitu dialogis, epiclesis, anamnesis dan simbolik. Unsur dialogis menegaskan aspek perjumpaan atau komunikasi antar dua belah pihak, yaitu manusia dan Allah secara dialogal. Unsur anamnesis menegaskan aspek kenangan, yaitu kenangan akan karya penyelamatan Tuhan yang terjadi pada masa lalu dan berlangsung sampai sekarang. Unsur epiclesis menegaskan peran Roh Kudusdalam Liturgi. Roh Kudus itulah yang menguduskanseorang pribadi atau suatu barang/benda tertentu. Sedangkan unsur simbolik menegaskan suatu keyakinan bahwa kehadiran Yesus Kristus dan karya penyelamatan-Nya dalam liturgi dalam bentuk tanda atau symbol.
Dilihat dari kegiatannya, liturgi memiliki 2 unsur yaitu kebersamaan dan keresmian. Unsur kebersamaan liturgi nampak dalam kehadiran umat. Umat yang hadir bukan penonton tetapi dipanggil berpartisipasi secara sadar dan penuh, yakni berpartisipasi dengan jiwa dan raganya serta dikobarkan dengan iman, harapan dan kasih. Unsur keresmian liturgi nampak dari adanya ketentuan-ketentuan, aturan-aturan/pedoman yang ada. Secara umum pedoman liturgi mengacu pada Pedoman Umum Misale Romawi (PUMR). Dengan demikian liturgi bukan sembarang kegiatan dan sembarang perayaan, karena harus memenuhi unsur-unsur tersebut di atas. Dan sebagai salah seorang petugas liturgi, seorang perangkai bunga altar harus memahami benar tentang hal ini.
Merangkai bunga altar merupakan kegiatan liturgis yaitu kegiatan untuk menciptakan liturgi agar menjadi meriah dan indah. Tetapi bukan hanya sekedar meriah dan indah, tetapi juga mengandung makna rohani yang dalam. Di satu sisi bunga melambangkan tanggapan yang penuh sukacita atas karya penyelamatan Tuhan yang berlangsung secara liturgis. Dan di sisi lain bunga juga turut menghadirkan secara simbolik misteri iman yang dirayakan. Dalam PUMR disebut beberapa nomor yang membahas tentang bunga altar dan hias altar, yaitu: PUMR 288, PUMR 289, PUMR 292, PUMR 295, PUMR 296, PUMR 304, PUMR 306 dan PUMR 307. Dari PUMR tersebut, ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan yaitu: keindahan, kepantasan dan mutu rangkaian, keaslian dan kesederhanaan, liturgis, dekoratif, inkulturatif, koordinatif, pelayanan
Semua umat dipanggil untuk berpartisipasi secara sadar dan aktif dalam liturgi. Partisipasi tersebut meliputi: partisipasi batin (penghayatan pribadi), partisipasi lahir (keikutsertaan dalam berbagai tugas) dan partisipasi sacramental (menerima komuni)
Partisipasi umat itu memungkinkan terciptanya liturgi yang hidup yang mempunyai 3 ciri, yaitu:
- Mampu mengantar semua umat untuk mengalami kehadiran dan perjumpaan dengan Tuhan
- Melibatkan semua umat yang hadir untuk berpartisipasi dalam aneka tugas liturgi
- Dilakukan secara benar, menarik dan kontekstual. Benar artinya memperhatikan ketentuan-ketentuan liturgis, menarik artinya apapun yan disajikan memberi kepuasan hati kepada semua umat yang merayakannya, dan kontektual artinya perayaan dirayakan sesuai dengan konteks dan situasi setempat sehingga segala rasa perasaan, harapan, dan keprihatinan umat dapat terangkat dalam liturgi.
Setelah mendengarkan pemaparan Pastor Philips tentang bunga dalam liturgi dan keindahan dalam liturgi gereja, peserta yang berjumlah 169 orang ini makan siang bersama, lalu dilanjutkan dengan praktik merangkai bunga sesuai dengan tema yang diinginkan. Setelah diberi waktu 30 menit, setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil rangkaiannya dengan menyebutkan tema dan sutuasi dalam kelompoknya. Ada 3 tim yang mendapat apresiasi dari pastor Philips karena penjelasan tentang makna rangkaian kelompoknya.
Pada akhir pelatihan ini, Pastor Arun berharap utusan KBG yang mengikuti pelatihan ini mendapat pengetahuan yang cukup serta membagikannya pada umat di KBGnya. Pastor Arun juga berharap dibentuknya wadah bagi para penghias altar di paroki St. Damian untuk bisa saling berbagi pengetahuan tentang dekorasi altar dan kaidah liturgisnya.
Pastor Philips juga berharap pelatihan ini tidak berhenti sampai di sini, tetapi ditindak lanjuti dengan pelatihan-pelatihan liturgi lainnya, atau pelatihan dalam ruang lingkup yang lebih kecil, agar umat semakin terampil dan memahami kaidah liturgis dalam menghias altar.
Rangkaian bunga altar diharapkan tidak hanya memperindah liturgi, tetapi juga menjadi simbolisasi dari hormat, syukur dan pujian dari seluruh alam dan semua makhluk ciptaan Tuhan. Dan untuk lebih membekali umat, seksi Ibadat Ilahi berencana mengadakan rekoleksi untuk para peserta pelatihan ini dan umat lain yang berminat, pada tanggal 3 Desember mendatang. Ad Maiorem Dei Gloriam.*
Fot Doc.