Bengkong-BerkatNews.com. Pada hari Minggu, 11 Februari 2018, di Paroki St. Damian – Batam, ada warna yang berbeda. Pelataran parkir dihiasi oleh beberapa mobil ambulance yang mengantar orang-orang sakit dan lansia, untuk mengikuti misa peringatan Hari Orang Sakit Sedunia, di aula paroki.
Perayaan Ekaristi yang dimulai pukul 10:30 wib ini dipimpin oleh Romo Budi sebagai selebran utama dan Romo Arun sebagai konselebrannya. Misa ini sangat istimewa, karena ini merupakan misa pertama bagi Romo Arun setelah beliau sakit. Kebulatan semangat beliau, doa dari seluruh umat, doa semua rekan Pastor dan kuasa Tuhanlah yang bisa menghadirkan Romo Arun untuk memimpin misa pagi itu.
Kehadiran Roh Kudus sangat terasa di ruangan itu, paduan suara dari PDKK St. Damian membawa umat memasuki ruang kudus dengan penuh keharuan. Dalam misa ini, selain pemberian komuni pada para orang sakit, lansia dan seluruh umat, juga dilakukan pemberkatan dengan air suci dan pemberian Sakremen Pengurapan Orang Sakit pada semua yang sakit, baik sakit jasmani maupun rohaninya.
Kegiatan dengan tema “Yesus sembuhkanlah aku” (bdk Markus 1:40b) ini diprakarsai oleh Sie Kesehatan PIPA Paroki yang dikoordinatori oleh Ibu Manurung dan bekerjasama dengan KMKI (Komunitas Medik Katolik Indonesia) yang dilantik oleh Uskup, di bawah bimbingan Pastor Budi dan Pastor Frans Mukin, yang diketuai oleh dr. Marianti.
Ketika diwawancarai oleh Berkatnews.com, Romo Budi menyampaikan bahwa kegiatan ini didasari oleh Paus, yang diteruskan kepada para Uskup di keuskupan masing-masing, lalu diteruskan lagi ke paroki-paroki dimana kita berada.
Perayaan Ekaristi Hari Orang Sakit Sedunia XXVI ini melaksanakan Misi Gereja, yaitu tanggapan terhadap karunia Yesus karena Gereja mengetahui bahwa Ia harus membawa orang yang sakit kepada Allah dengan penuh kelembutan dan belaskasihan sebagaimana ada dalam pesan Paus Fransiskus dalam pesan Hari Orang Sakit Sedunia.
Gereja ingin merangkul orang-orang yang sakit dan memberi perhatian pada mereka sehingga mereka merasa “diwongke” (= diorangkan, red), alias menjadi subjek agar mereka bisa merasakan sukacita dan kasih Allah.
Gereja ingin membawa orang-orang sakit mengalami sentuhan, urapan, jamahan dari Tuhan sendiri, sama seperti yang dilakukan Yesus pada masa itu.
Adapun harapan Romo Budi, demikian RP Yohanes Budiyanto, SS.CC ini dipanggil, semoga Gereja kita dapat mengadakan lagi kegiatan seperti ini sehingga saudara saudari kita yang sakit bisa merasakan sebagaimana yang beliau sampaikan di atas.
Beliau juga berharap, semakin banyak orang yang terlibat dalam pelayanan terhadap orang-orang sakit dan lansia ini, sehingga mereka merasa bahwa hidup dan diri mereka tetap berharga meskipun mereka memiliki keterbatasan. (LVEP)*
foto dok