(Wawancara kepada Yanselmus Nanga; Ketua THS-THM Paroki MBPA-Tembesi, Nopember 2012)
“Kalau orang tua sendiri tidak tahu imannya, apa jadinya anak-anak kalian ke depan?” demikianlah kira-kira kata-kata Romo Stanislaus Bani yang saat itu masih bertugas di Tembesi ketika upacara Pembaptisan di Kapel Yosafat, Dapur 12.
Yanselmus Nanga yang saat itu turut membaptiskan anaknya menjadi “kepikiran” akan kata-kata itu. Siang malam ia merenungkan kalimat sederhana yang menurutnya menohok hatinya itu.
Sampai akhirnya dalam permenungannya itu, ia memutuskan untuk menyalakan kembali semangat yang telah ia terima selama menjadi anggota THS-THM di Timor-timur. THS-THM yang menurutnya telah memberi pengaruh spiritual sebagai Orang Katolik yang militant baginya.
Ia pun merapatkan barisan, cari-cari tahu dimana dan siapa orang-orang yang bisa ia ajak untuk menghidupkan THS-THM di Paroki Tembesi. Pria kelahiran Ende 31 tahun yang lalu itu pun menghadap Romo Poya, Pastor Paroki, untuk menyampaikan niatnya. Gayung bersambut, Romo Poya pun langsung meminta dibentuk kepengurusan. Dan pada Januari 2011 di kapel St. Yosafat dibentuklah kepengurusan itu dengan total tujuh orang.
Pada 29 Gebruari 2011 dilantiklah kepengurusan itu oleh Pastor Paroki, Romo Poya. Dan segera diumumkan publik pendaftaran untuk angkatan I.
Yansen, panggilan akrab ayah dari dua putera dan satu puteri ini merasa gembira, karena baru angkatan pertama saja sudah kurang lebih 45 orang yang hadir dalam latihan perdana bulan Maret 2011. Dari empat puluh lima orang itu tiga puluh dua telah berhasil dalam pendadaran perdana yang dilaksanakan mulai Kamis, 8 September s/d Minggu, 11 September 2011 di Galang.
Ditanya tentang kesan selama pendadaran perdana ini, Yansen menuturkan bahwa pendadaran ini sungguh luar biasa dan hal terindah dalam hidupnya. “Dengan tenaga senior yang sangat minim (11 orang) dan minimnya juga peralatan dan perlengkapan kesekretariatan namun berkat dukungan semua pihak kamipun sanggup menyelesaikannya”ujarnya. Ia pun mengucapkan terimakasih kepada Team Sekretariat Paroki Tembesi yang tulus mendukung siang malam terlibat menyiapkan segala-sesuatunya. Ibu Lilis, Enjel dan Oa Ida yang sering lembur mengetik demi lancarnya pendadaran perdana ini, maklum kalau Om Jefri diminta ngetik bisa hancur keyboardnya…pake jurus pulak ntar ngetiknya hahaha…(Jangan lupa Over Time nya ya bro….heheheh ayam penyet dan tempe goreng ajah…J)
Harapan apa saja setelah suksesnya Pendadaran perdana ini? Pria kekar, suami tercinta Maria Sanctisima Da Des ini menuturkan bahwa anggota THS-THM harus bisa menjadi terang bagi yang lain, menjadi pribadi yang rendah hati dan berpegang teguh pada janji prasetia. Tak lupa ketika ditanya apa harapan bagi Paroki MBPA yang fokus pada KBG, ia dengan bijak mengatakan “anggota THS-THM harus menjadi garda terdepan dalam KBG”.
Menanggapi pandangan-padangan sempit tentang THS-THM yang bisa membuat orang Sakti Mandraguna, ia berpesan “yang paling penting dalam THS-THM adalah menumbuhkan sikap iman yang kokoh, yakin akan Tuhan Yesus dan Bunda Maria, seperti firman Tuhan Yesus; sekiranya kamu mempunya iman sekecil biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada gunung untuk pindah, dan gunung itu akan pindah”
Di akhir wawancaranya, ia menuturkan rencana ke depan: merapatkan barisan, menempatkan orang-orang baru dari hasil pendadaran perdana dalam kepengurusan dan siap untuk mengembangkan THS-THM di empat Paroki di Batam. Hidup THS-THM !!!
Salam Gloria…!!!
sumber: arsip Cosmas