Batam, Berkatnews.com – Sore itu, 24 Desember 2025, tidak biasanya. Kemacetan parah tiba-tiba terjadi di Gereja Bunda Maria Pembantu Abadi (MBPA) Batu Aji, Batam. Padahal di gedung gereja Katolik tersebut sedang terjadi misa malam Natal pertama. Kemacetan tersebut terjadi karena umat yang mengendarai mobil sedang mencari tempat parkir.
Malam itu, menjelang jam 18.15. Saya dijemput Om Julius dengan kijang tua. Dengan kiang berwarna kopi coklat, Kami berdua dari Pastoran, menuju pintu keluar Gereja MPBA. Ternyata tidak selancar yang saya bayangkan. Kami tertahan sekitar 10 menit. Kami sempat ragu-ragu. Mau balik arah untuk menempuh jalan tikus melewati perumahan, juga tidak memungkinkan. Padahal kami pun sedang menuju Kapel Wilayah Santo Josephat untuk merayakan misa natal di sana, puluhan menit lagi. Tiba di Dapur 12, parkir pun menjadi masalah. Tetapi bagi umat Dapur 12, masalah yang lebih rumit dan berulang-ulang tiap tahun adalah kurangnya kursi. “Umat kita di sini sekitar 3000an, jadi tiap kali malam Natal dan juga malam Paskah, pasti masalah kekurangan kursi ini terjadi,” aku seorang umat, Virgil.

Situasi keramaian umat dalam misa malam natal
Apakah karena kekurangan kursi, lalu umat Yosephat yang tidak mendapat kursi itu, pulang ke rumah? Mereka tetap mengikuti misa. Mereka berdesakan jalan aspal.
Begitu pun yang terjadi di Kapel Santo Dominikus Kavling Lama Batam. “Malam natal di sini, umat meluap. Banyak umat tidak dapat kursi. Umat hampir 3000.an, cerita Eusebius, Koordinator Kapel Santo Dominikus.
Misa malam Natal di Kapel St Dominikus dipimpin Romo Parokus MPBA, RD Emanuel.Vengi Nivak. “Umat banyak, koornya juga bagus,” jelas Romo Eman. Untung Kapel-kapel Wilayah kami buka kembali untuk misa minggu dan misa hari raya, sehingga komunio umat sungguh terasa pada setiap minggu dan Hari Raya.
Sedangkan Romo Ferdinandus M Bipu yang memimpin misa di wilayah Santo Benediktus, Sagulung, bahkan tidak habis berpikir, bahwa umat begitu banyak, tidak biasanya itu datang dari mana saja. Sependapat dengan Romo Ferdi, Frans Purek, seorang umat juga mengungkapkan kedepannya. “Saya pun bingung, umat yang datang itu, kebanyakan selama ini tidak kelihatan batang hidungnya (idak pernah kelihatan). (sfn)
Reporter : Stefan & Komsos MBPA

