Dalam sesi kedua Retret Imam Keuskupan Pangkalpinang Kevikepan Babel, Pater Aurelius Pati Soge, SVD mentenggarai adanya sebuah fenomena dalam persaudaraan imamat.
“Kita menilai diri terlalu tinggi. Sedangkan komunitas imamat di keuskupan ini boleh disebut komunitas beragam wajah,” ungkap Pater Aurelius, di ruang pertemuan lantai 2 Mario John Boen Pangkalpinang, 13 Oktober 2021.
Kebiasaan menilai diri terlalu tinggi, menurut Pater Aurel tentu lah menjadi penghalang membangun komunitas yang penuh persaudaraan. Pasalnya, “komunitas imam itu sesungguhnya adalah himpunan pribadi-pribadi yang unik,” imbuh Pastor yang juga ahli dalam soal Sosiologi ini.
Untuk mensiasati situasi itu, Pater Aurel mengusulkan perlu dihidupkan budaya sharing. “Karena, sharing adalah sarana yang baik untuk saling mengenal di antara para imam,” tegasnya lagi di hadapan empat puluhan imam.
Lebih dari itu, ternyata menurut Pastor yang bertugas di Bible Centre Batam ini, komunitas imam, tak lain adalah himpunan pribadi demi satu tujuan.
Untuk mencapai komunitas sebagai himpunan pribadi demi satu tujuan, Pater Aurel mengusulkan agar, para imam harus menghidupi semangat “mutual respect.” Harapan dengan menghidupi mutual respect ini, Pater Aurel mengajak para Romo agar harus menjadi man for others. “Selain itu, kita pun diharapkan untuk mampu membentuk diri menjadi man for community dan man for mission,” pungkas Pater Aurelius yang selama ini menetap di Bible Centre Batam. (RD. Stefan) ***