Bacaan pertama, Sirakh 47: 2-11,Dengan segenap hati Daud memuji-muji Tuhan dan mengungkapkan kasihnya kepada Sang Pencipta; Mazmur 18: 31. 47. 50. 51, Mulialah Allah, penyelamatku; Markus 6: 14 – 29, Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, kini bangkit lagi.
Kekuasaan Berikut Godaannya: Belajar Dari Daud Dan Herodes
Oleh: RD. Gabriel Marcel *)
Pembaca BERKAT News yang terkasih, Salam COMMUNIO et MISSIO.
Perjalanan kita bersama sebagai komunitas kaum beriman kristiani (aspek sinodalitas Gereja) telah melewati bulan pertama tahun 2022 dan kini memasuki hari ke-empat dalam bulan yang kedua. Pada Hari Jumat Pertama Bulan Februari ini, Firman Tuhan mempertemukan kita dengan dua tokoh pemegang kekuasaan sebagai “raja” yakni Daud dalam Bacaan Pertama dan Herodes dalam Bacaan Injil.
Diantara pelaksanaan kekuasaan sebagai raja yang dilakukan oleh kedua tokoh alkitab ini, ada Pemazmur yang juga hadir dengan puji-pujian kepada Allah sebagai Pelindung dan Penyelamat. Pembaca kita ajak untuk belajar dari Daud dan Herodes tentang bagaimana mereka menggunakan kekuasaan yang dipercayakan Tuhan kepada mereka? Sebagai raja, apakah yang mereka hadirkan bagi diri mereka dan bagi rakyat yang dipercayakan kepada mereka: berkat atau bencana?
- Syarat untuk mendapatkan Berkat Tuhan.
Syarat untuk mendapatkan berkat Tuhan, langsung ditegaskan kepada kita ketika kita melangkah masuk ke dalam hari pertama tahun baru. Dalam rumusan berkat yang harus didoakan ketika memberkati orang-orang Israel, yang menjadi Bacaan Pertama setiap Perayaan Tahun Baru (Hari Raya Santa Maria Bunda Allah / Hari Perdamaian Sedunia), Tuhan Allah sendiri menegaskan bahwa perjumpaan dengan diri-Nya merupakan syarat untuk mendapatkan berkat, perlindungan, kasih-karunia dan damai-sejahtera, (Bil.6: 24-27). Ketika seseorang diberi jabatan raja oleh Tuhan, apakah hal-hal yang ditegaskan di dalam Doa Berkat ini yang mereka kerjakan bagi umat yang dipercayakan ke dalam kepemimpinan mereka?
- Mengandalkan pertolongan Tuhan
Raja Daud, yang kita jumpai dalam Bacaan Pertama hari ini, oleh Putera Sirakh digambarkan sebagai seorang raja yang sungguh-sungguh berpegang pada hukum dan perintah Tuhan. Dan oleh karena hubungannya yang istimewa dengan Tuhan inilah Daud diberi kekuatan untuk mengalahkan musuh-musuhnya, dan semua yang dikerjakannya diberkati Tuhan, (Sir.47: 5. 8.). Bahkan kedekatan Daud dengan Tuhan Allah-nya ikut mempengaruhi rakyatnya sehingga mereka juga menjadi orang yang taat dan patuh kepada Tuhan (Sir.47: 10).
Sebaliknya, ketika Daud berbalik dari Tuhan dan melakukan apa yang jahat di mata-Nya, Daud pun tidak segan-segan diganjar oleh Allah dengan hukuman ketika ia mengambil isteri Uria menjadi isterinya, (2Sam.12: 9-12). Namun ketika Daud menyadari kesalahannya, lalu bertobat dan kembali kepada Tuhan dengan bersungguh-sungguh memohon ampun kepada-Nya, Tuhan mengampuninya dan memulihkan kekuasaannya (bdk. 2Sam.12: 13. Sir.47: 11).
- Tidak berdaya dan kalah terhadap bujukan dosa
Dalam Bacaan Injil, Firman Tuhan mempertemukan kita dengan Raja Herodes. Ia seorang berdosa, dan karenanya dia ditegur oleh Yohanes Pembaptis. Herodes, sekalipun memenjarakan Yohanes Pembaptis, namun suka mendengarkan Yohanes dan bahkan melindunginya (Mrk. 6: 17-20).
Herodes menghadapi dua kecenderungan, yakni kecenderungan untuk tunduk dan taat kepada Allah yang diwakili oleh Yohanes, dan kecenderungan untuk mengikuti nafsu kuasa manusiawi yang diwakili oleh Herodias dan puterinya. Dan ketika kedua kecenderungan itu dibenturkan pada saat perayaan hari ulang tahun raja, Herodes memilih untuk membungkam suara kebenaran yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis dengan membunuhnya. Herodes tahu bahwa apa yang dibuatnya itu salah, namun suara kenabian Yohanes Pembaptis kembali harus dikalahkan oleh harga diri Herodes berikut sumpah yang dia lakukan di hadapan para tamunya (Mrk.6: 21-28).
- Godaan kekuasaan
Dari perjumpaan kita dengan Daud dan Herodes dalam Firman Tuhan hari ini, kita menemukan bahwa seseorang yang mendapatkan kekuasaan, apakah sebagai raja atau berbagai bentuk kekuasaan lainnya, orang-orang itu tidak mendapatkan kekuasaannya untuk diri mereka sendiri. Bahwa di balik kekuasaan sebagai raja atau kuasa lainnya, ada nilai-nilai yang harus diperhatikan dan ada kepentingan orang banyak yang juga harus diperjuangkan. Baik Daud maupun Herodes, ketika menduduki jabatan raja, keduanya pernah jatuh ke dalam godaan kekuasaan, yang membuat mereka lupa diri dan bertindak semaunya mengikuti kecenderungan hati mereka.
Pasca kejatuhan ke dalam dosa, pada Daud ada pertobatan sedangkan pada Herodes tidak ada unsur pertobatan itu. Daud bertobat dan memohon ampun kepada Tuhan, sementara Herodes sekalipun tahu bahwa Yohanes Pembaptis adalah orang yang benar dan suci, namun tetap memenggal kepalanya karena sumpahnya. Daud berbalik kepada Tuhan sementara Herodes tetap melekatkan diri pada kecenderungan hatinya yang jahat.
Saudara, hal kekuasaan ini, entah besar atau kecil, dipercayakan kepada kita juga. Jikalau tidak terkait dengan kepentingan orang lain, paling tidak kita diberi kuasa untuk mengatur diri kita sendiri. Kita belajar dari Daud dan Herodes, bahwa ketika kita mengatur diri kita sendiri ataupun mengatur orang-orang lain dengan merujuk kepada hukum dan perintah Tuhan, maka berkat dan perlindungan Tuhan akan menjadi bagian tetap dari kehidupan kita. Demikian hanya orang-orang yang hidup menurut hukum dan perintah Tuhan, hanya merekalah yang dapat menikmati berkat-Nya. Amin!***
*). Sekretaris General PIPA Keuskupan Pangkalpinang