Pangkul-Bateng — Berkatnews.com — Gereja Katolik Santo Yoakim Pangkul terlihat dari depan ada tenda depan dan tenda samping kiri. Umat memenuhi tenda-tenda itu. Aying, penjaga pintu depan ketika ditanya, mengatakan kursi-kursi didalam Gereja sudah penuh. Ternyata, Gereja Pangkul, tak memenuhi umat lagi ketika hari raya.
Romo Nugroho Krisusanto SS.CC dalam kata pengantar perayaan Ekaristi Kamis Putih (14/4/2022), mengajak umat Katolik Pangkul untuk melakukan pembaharuan hidup, termasuk perjalanan hidup menggereja kita.
Lanjut, Vikjend Keuskupan Pangkalpinang, Kamis Putih, saat yang tepat, karena awal trihari suci, dimana Yesus makan bersama dengan para murid-Nya. Pengorbanan dan pelayanan kasih ditunjukkan Yesus bagi kita. Jumat Agung, kita peringati wafat Tuhan kita Yesus, Sabtu Kudus kita dipenuhi pengharapan akan kemenangan Kristus dan Hari Minggu, kita bisa merayakan paskah Tuhan dengan penuh kegembiraan.
Perayaan Kamis Putih di Gereja Pangkul, Paroki Katedral St. Yosef berjalan dengan hikmat sebab umat dihantar dengan suasana yang tenang serta nyanyian-nyanyian pujian yang dikomandoi Ibu Lellys, guru SMA Seminari Mario Jhon Boen.
Dalam Kothobah, Romo mantan provinsial Kongregasi SS.CC menegaskan, Tuhan telah memberikan hatinya untuk kita umat-Nya. Pemberian hati Yesus, itulah Ekaristi.
Dan setelah kita menerima ekaristi, kita harus siap diutus, itulah arti kata Misa dari kata Latin. Kata Ekaristi dan misa, tidak sekedar disebut begitu saja. Ketika kita mengatakan Ekaristi dan misa, kita siap memberi hati seperti Tuhan kita dan siap kita diutus untuk banyak orang.
Kamis Putih, dalam tradisi Gereja Katolik, ada perjamuan bersama Yesus dengan para murid. Perjamuan bersama dalam hidup kita, dalam keluarga kita pun juga harus ada makan bersama, disana kita saling berbagi satu sama lain. Supaya kita bisa melakukan dalam hidup kita, kita berkorban untuk membungkuk, tanda rendah hati, dan siap untuk melayani sesama, tegas Romo Nugroho yang sering dalam kothobahnya berbalut dengan bahasa Bangka.
Kamis Putih, perayaan pelayanan dan lahirnya imamat suci itu ditutup tanpa berkat penutup, karena lazimnya perayaan Kamis Putih; bunyi dua potongan kayu yang ditabuh Puteri Altar menghantar Tubuh Kristus untuk ditakhtahkan di tempat tuguran. Umat pun secara bergiliran berdoa dan bernyanyi di depan Sakramen Mahakudus. ***