Home Asian Church Ketika Doa Menyentuh Langit, Umat Belinyu Mengenang yang Telah Pergi dalam Cahaya dan Harapan

Ketika Doa Menyentuh Langit, Umat Belinyu Mengenang yang Telah Pergi dalam Cahaya dan Harapan

by Veronika Suci Handayani

Belinyu, Berkatnews.com — Pagi itu di hari minggu, 02 November 2025 pukul 09.00 WIB, sinar matahari menembus lembut pepohonan di Pekuburan Katolik Santo Joseph Belinyu. Di antara hembusan angin dan aroma tanah basah, tampak ratusan umat Katolik Paroki St. Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda Belinyu berdiri dalam keheningan. Setiap langkah yang mereka ayunkan bukan sekadar menuju makam, tetapi menuju kenangan dan cinta yang tak lekang oleh waktu.

Mgr. Adrianus Sunarko, OFM, didampingi oleh RD. Wendilinus Pantaleon dan RD. Marsen Damanik. Di tengah hamparan nisan dan lilin-lilin yang menyala, suasana misa terasa begitu menyentuh seolah langit pun ikut menunduk mendengar doa-doa yang mengalir tulus dari hati umat.

Dalam homilinya yang penuh makna, Bapa Uskup mengajak umat untuk memperdalam iman dan belajar memberi pengampunan tanpa batas.

Perayaan Ekaristi Kudus Hari Arwah Semua Orang Beriman dipimpin penuh kekhidmatan oleh Bapa Uskup

“Kalau ada saudaramu berdosa tujuh kali sehari dan tujuh kali datang kepadamu, kamu harus mengampuni. Memang tidak mudah, apalagi tujuh kali dalam sehari. Maka murid-murid Yesus berkata, ‘tambahkanlah iman kami’. Iman itulah yang menuntun kita untuk mengasihi, mengampuni, dan berharap pada kebangkitan,” ujar Mgr. Adrianus Sunarko, OFM, dengan nada lembut yang menyejukkan jiwa.

Setiap umat membawa lilin dan daftar nama orang-orang terkasih yang telah berpulang. Lilin-lilin kecil itu menyala berderet, menjadi simbol cinta yang menembus batas kehidupan dan kematian. Saat lagu-lagu rohani bergema lembut, banyak mata yang berkaca-kaca, bukan karena kehilangan, tetapi karena keyakinan bahwa kasih tidak berakhir di liang lahat.

Usai misa, Bapa Uskup bersama para imam dan umat melanjutkan doa tabur bunga di makam. Kelopak bunga jatuh satu per satu di atas batu nisan, seolah menjadi pesan lembut: “Kami tidak lupa. Kami percaya engkau hidup dalam terang Kristus.”

Perayaan ini menjadi wujud nyata iman dan kasih umat Paroki Belinyu. Di tengah kesunyian pekuburan, umat menyadari bahwa dalam Kristus, kematian bukanlah akhir perjalanan, melainkan awal dari kehidupan kekal.

Ketika misa usai dan lilin perlahan padam, satu hal tetap menyala dalam hati setiap umat yaitu harapan. Harapan bahwa suatu hari nanti, semua akan berkumpul kembali di rumah Bapa, dalam terang yang tak pernah padam.

 

Penulis / Reporter : Komsos Paroki Belinyu

Related Articles

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.