Pangkalpinang, BerkatNews.com – Suasana SMP Budi Mulia mendadak berbeda saat seorang pastor hadir di hadapan para siswa sebagai guru tamu, Rabu (5/11). Sosok tersebut adalah RD Stefanus Tomeng Kelen, yang akrab dipanggil Pastor Stefan Kelen, mantan Ketua Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Pangkalpinang. Pastor yang sering bercanda mengaku berasal dari “Florida” — plesetan untuk Flores pedalaman — berbicara tentang demokrasi, dari sejarah hingga kondisi demokrasi saat ini.
Pastor Stefan mengungkapkan keterkejutannya ketika dihubungi oleh salah satu guru SMP Budi Mulia, Praba, yang dulu merupakan umatnya di Paroki Santa Bernadeth Pangkalpinang. “Saya terkejut ketika Pak Praba menghubungi saya. Selama ini saya belum pernah diminta mengajar di sekolah setingkat SMP,” ujar Pastor Stefan, Jumat (11/11).
Selama menjadi anggota Yayasan Tunas Karya (YTK), Pastor Stefan mengakui bahwa ketika berbicara di depan umum, topiknya kadang kurang dipahami oleh para guru, bahkan kepala sekolah. “Saya kuliah komunikasi, tapi soal teori saya cuma tahu sedikit. Guru-guru justru lebih pandai dalam praktik berkomunikasi,” ujarnya dengan rendah hati.
Namun, meskipun merasa tidak terlalu menguasai teori, Pastor Stefan senang berbicara tentang demokrasi. Dalam pemaparannya, ia menjelaskan tiga prinsip utama demokrasi: menghargai martabat setiap orang, menjunjung tinggi konstitusi, serta menerapkan etika dan moral. “Demokrasi sekarang adalah milik rakyat. Siapa pun yang nanti memegang kekuasaan, tidak boleh menyalahgunakannya,” tegasnya.
Ia berharap para siswa SMP Budi Mulia memahami bahwa dalam demokrasi, mereka memiliki kebebasan yang bertanggung jawab. “Kalian hidup di era digital yang luar biasa, di mana kebebasan tidak terbendung. Namun, kebebasan itu harus diimbangi dengan moral dan etika,” pesan Pastor Stefan. Menurutnya, setiap orang harus mampu menjaga keseimbangan dalam mengabdikan diri 100% untuk negara dan 100% untuk agama.
Dengan gaya bicara yang santai dan penuh pesan moral, Pastor Stefan sukses menarik perhatian para siswa, meninggalkan kesan mendalam tentang pentingnya demokrasi yang beretika. (Tri)