Pangkalpinang ——- Berkatnews.com —– Pangkalpinang (9/2) sore yang rintik itu, tidak menyurutkan semangat umat untuk berkumpul memenuhi gereja Katedral St. Yosef, Pangkalpinang. Nampak wajah yang hadir dari berbagai kalangan usia, baik anak kecil hingga orang tua. Tidak hanya itu, umat yang hadir disambut oleh para petugas tatalaksana yang memakai pakaian berwarna merah, dan umat yang hadir pun kebanyakan mengenakan pakaian merah.
Hal itu terjadi karena sore itu diselenggarakan Misa imlek, yang dipersembahkan langsung oleh Mgr. Adrianus Sunarko, ofm. Nuansa imlek pun tidak lepas dari busana liturgi yang dikenakan bapa uskup, ia mengenakan kasula berwarna emas dengan bordiran tulisan 福 (fú), yang berarti keberuntungan. Misa imlek ini diadakan saat Sam Sip Pu, yang berarti hari terakhir dalam penanggalan kalender Tionghoa, atau penutup tahun imlek yang lama. Sedangkan tahun baru imlek jatuh di tanggal (10/2)
Perayaan Ekaristi sore itu diawali dengan tarian oleh anak-anak, yang menghantar bapa uskup dan para imam, sera para petugas liturgi dari sakristi menuju depan gereja. Dalam homilinya, bapa uskup menegaskan jika pesan penting yang pertama ialah meminta berkat dan memberi berkat. Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepada kehidupan kita sehari-hari. Kita bersyukur Tuhan tidak meninggalkan kita, tapi Ia menampakan wajah-Nya kepada kita. Jika itu terjadi, maka dunia ada damai sejahtera. Pesan kedua, bercermin pada nasihat rasul Yakobus, intinya adalah, jika Tuhan mengkehendaki, maka segala sesuatu akan terjadi.
Hal yang unik dalam perayaan ini selain warna merah dan ornamen imlek ialah : dalam Ekaristi, koor dan umat menyanyikan lagu – lagu dari buku “LIM” (Laetentur Insulae Multae). Buku nyanyian milik keuskupan Pangkalpinang yang dilaunching pada (31/12/23) yang lalu saat puncak perayaan tahun syukur. Lagu – lagu yang dikumandangkan sangat khas bernuansa tionghoa.
Usai perayaan Ekaristi, umat menerima angpao dan jeruk sebagai simbol keberkahan dan keberuntungan di tahun imlek yang baru. Tidak sampai disitu, umat juga bersukacita bersama dihalaman gereja dengan menyaksikan atraksi barongsai, bersama dengan bapa uskup, romo, serta para suster yang hadir. Anak – anak juga tampil dengan partisipasi mereka dalam menari dihadapan seluruh yang hadir di halaman gereja. Doa dan harapan serta kegembiraan yang tersirat dalam tepuk tangan sorakan juga nampak saat kembang api dinyalakan sebagai penutup dari rangkaian semua perayaan.***
Peliput: Risen-Vincentius