Individualisme, penutupan dalam kelompok-kelompok kecil dan kecenderungan berhubungan “dari jauh”, juga telah menginfeksi komunitas-komunitas Kristen.
Berkatnews.com– Paus Fransiskus menerima para pemimpin paroki muda dari kelompok Aksi Katolik Italia di Vatikan, Sabtu (29/10) pagi.
Di hadapan para pemimpin muda Aksi Katolik Italia, Paus Fransiskus menegaskan dirinya berbeda generasi dengan para kaum muda tapi punya cinta yang sama terhadap Gereja.
“Jadi, orang-orang muda yang terkasih, kita dari generasi berbeda tetapi kita memiliki kesamaan cinta untuk Gereja dan semangat untuk paroki, yaitu Gereja di tengah-tengah rumah, di tengah-tengah orang-orang,” kata Paus.
Paus asal Buenos Aires, Argentina tersebut lantas mendesak mereka untuk berkontribusi pada pertumbuhan Gereja dalam persaudaraan.
Menukil komunio.id, Paus juga mengungkapkan penghargaan atas kepedulian mereka terhadap paroki, dan mengatakan bahwa paroki adalah lingkungan ‘normal’ di mana kita belajar mendengar Injil, mengenal Tuhan Yesus, menawarkan pelayanan dengan cuma-cuma, berdoa dalam komunitas, berbagi proyek dan inisiatif, merasa menjadi bagian dari kekudusan Allah.
Berkontribusi pada pertumbuhan Gereja
Bapa Suci kemudian merekomendasikan cara-cara di mana Aksi Katolik dapat berkontribusi pada pertumbuhan Gereja dalam persaudaraan.
Pertama, dia mengimbau agar mereka tidak gentar meski menghadapi “dimensi” komunitas yang lemah – sebuah fakta sosial – yang juga diperparah oleh pandemi.
Paus mencatat bahwa banyak orang muda tidak lagi memiliki keinginan untuk mengadakan pertemuan dan kebaktian seperti dulu 50 tahun yang lalu, dan itu adalah hal yang baik, karena “Aksi Katolik tidak harus menjadi ‘Sesi’ Katolik, dan Gereja tidak melanjutkan pertemuan.”
Namun, ia memperingatkan bahwa individualisme, penutupan dalam kelompok-kelompok kecil dan kecenderungan berhubungan “dari jauh”, juga telah menginfeksi komunitas-komunitas Kristen. Sebab itu, kita perlu meresponnya, dimulai dengan “sebuah karya” pada diri kita sendiri.
Bapa Suci juga memperingatkan agar tidak bergosip, yang ia sebut sebagai “penyakit paling serius dalam komunitas paroki.”
Dia menekankan bahwa itu “bukan Kristen” dan “jahat karena memecah belah.”