PANGKALPINANG, Berkatnews.com – Hari ketiga pelaksanaan Pertemuan Para Imam Keuskupan Pangkalpinang, Kamis (8/5), diisi dengan sesi refleksi terang psikologi yang membangkitkan kesadaran akan pentingnya empati antarimam. Materi tersebut disampaikan oleh Ketua Yayasan Tunas Karya, Pastor Servasius Samuel di Ruang Kapel Puri Sadhana.
Sebelum sesi dimulai, seluruh peserta mengikuti pemeriksaan kesehatan oleh tim dari Prodia. Pemeriksaan ini menjadi bentuk nyata perhatian terhadap kesehatan fisik para imam yang menjadi dasar bagi pelayanan yang optimal.

Pemeriksaan kesehatan para Imam oleh Tim Prodia
Dalam penyampaian materi , Pastor Samuel menekankan pentingnya membangun empati, khususnya dalam konteks hidup bersama para imam dan umat yang mengalami keterbatasan atau merasa terpinggirkan.
“Kita semua punya kebutuhan psikologis yang sama, hanya intensitas dan situasinya yang berbeda. Maka, dengan memahami kebutuhan itu, kita bisa saling berempati dan saling memperhatikan satu sama lain,” ungkapnya.
Menurutnya, membangun empati adalah bagian dari spiritualitas sinodalitas: berjalan bersama, terutama dengan mereka yang merasa diabaikan karena sakit, keterbatasan, atau tantangan hidup lainnya.

Situasi pemberian materi Refleksi Terang Psikologi
“Materi ini disiapkan agar para imam menyadari pentingnya memperbaiki relasi yang mungkin rusak, dan memahami bahwa empati dimulai dari kesadaran atas kebutuhan sesama. Jika para romo saling mendukung, maka pelayanan pun akan menjadi lebih utuh,” lanjut Pastor Samuel.
Ia menambahkan bahwa psikologi adalah pelayan bagi teologi. Ketika para imam menyadari kondisi psikologis mereka dan sesamanya, maka kehidupan menggereja akan tumbuh lebih sehat, manusiawi, dan kuat dalam iman.
Penulis : Veronika Suci