Rempang-BerkatNews.com. Delapan tahun yang lalu, tepatnya Juni 2010, Kompleks Asrama dan SD Ignatius Loyola-Rempang Galang menjadi saksi pertemuan akbar remaja Katolik se Dekenat Provinsi Kepulauan Riau; yang diberi nama Jambore Akbar Remaja Misioner. Selain mendiang Mgr. Hila dan 22 imam, saat itu hadir staff KKI (Karya Kepausan Indonesia), ibu Yohana Halimah yang memantau acara dari awal sampai akhir. Salah satunya oleh ibu Yohana pula lah semangat Jambore ini ditularkan di keuskupan-keuskupan lain, bahkan saat ini sudah menjadi agenda nasional (KKI KWI) dalam bentuk Jambore Nasional Remaja Misioner.
Di tempat yang sama, pada hari Jumat (22/6) sampai Minggu (24/6) remaja Katolik paroki Maria Bunda Pembantu Abadi (MBPA) mengadakan acara yang sama dengan skop tingkat paroki.
Jambore Akbar Remaja Misioner Paroki (Jampar) MBPA 1-2018 ini mengambil tema yang sama dengan tema Jambore Nasional, yaitu “Berbagi Sukacita Injil dalam Kebhinnekaan”. Untuk mengarahkan tema menjadi semangat para peserta, maka kegiatan ini dibagi menjadi tiga bagian; Pra Jambore, Pro Jambore, dan Post Jambore.
Tema Nasional pun di kontekstualisasikan dengan situasi para remaja Katolik MBPA saat ini, maka dalam kegiatan Pra Jambore, peserta mendapatkan animasi-animasi setiap minggu terkait 4 tema: Remaja dan Panggilan Khusus, Remaja dan KBG, Remaja dan Kebhinnekaan, dan Remaja dan Teknologi Informasi. Kegiatan animasi pra jambore berlangsung kurang lebih dua bulan yang berlangsung di setiap wilayah (9 wilayah).
Direktur Diosesan KKI Keuskupan Pangkalpinang Membuka Jampar 1 – Paroki MBPA
Hari yang dinantikan tiba, 400 san remaja dan pembina beriring dengan menggunakan bus menuju lokasi jambore di kompleks Asrama dan SD Ignatius Loyola, Rempang. Tepat pukul 10.00 WIB Dirdios (Direktur Diosesan) KKI Keuskupan Pangkalpinang RD. Yosefus Anting Patimura memimpin perayaan Ekaristi Pembukaan bersama para imam selebran; Parokus MBPA (RD. Emmanuel Vengi Nivak), Pastor rekan MBPA (RD. Laurentius Dihe Sanga), RD. Marianus Manse, RP. Filipus, SS.CC. Romo Dirdios; Yos Anting menegaskan kepada peserta jambore dalam homilinya agar membangun semangat kebersamaan di tengah kebhinnekaan. “Motto Childern Helping Children dan semboyan 2D2K (red: Doa, Derma, Kurban dan Kesaksian) harus menjadi semangat kalian dalam keragaman budaya, suku, bahasa dan agama”, tegasnya. Romo Yos Anting sangat mencintai kegiatan jambore hingga beliau bertahan dari awal sampai selesai jambore, mengalami seluruh proses jambore.
Hari Pertama Jambore: Remaja dan Penggilan Khusus
Pada hari pertama, setelah Misa Pembukaan, panitia menggenjot semangat remaja dengan menyanyikan Theme Song Jampar 1 MBPA “Wartakan Injil Sukacita” diiringi para pemusik dari 14 seminaris John Boen dari MBPA yang sengaja diundang panitia. “….Hai kawan-kawanku semua…Tuhan telah panggil kita…jadi alat-Nya wartakan sukacita Injil…jangan takut akan perbedaan kita… kita Bhinneka…kita Indonesia…“, demikian salah satu penggalan lagu yang dinyanyikan dengan semangat.
Acara selanjutnya adalah perkenalan Imam, Suster, para Frater, Novis, dan para seminaris kepada peserta jambore. Acara ini seru, selain memperkenalkan diri,mereka juga rupanya berasal dari berbagai macam suku dan daerah asal sebagaimana tema jambore tentang kebhinnekaan. Demikian juga para calon imam yang saat ini masih seminaris di Seminari Menengah John Boen, Pangkalpinang; empat belas (14) seminari dari paroki MBPA hadir memberi semangat kepada adik-adiknya. Benar, salah satu buah-buah jambore adalah semakin banyaknya panggilan khusus untuk menjadi imam, biarawan/wati sesuai semangat jambore perdana yang dilakukan pada Tahun Imam (2010).
Setelah makan siang, peserta kembali digenjot semangatnya dengan “Yel-yel Match”, lomba yel-yel antar wilayah. Walau hujan pasca Misa namun tak sedikitpun meruntuhkan semangat remaja misioner.
Malam harinya, semua kongregasi imam, biarawan/wati hadir untuk memperkenalkan kongregasi mereka kepada peserta.Para imam-imam SVD, SSCC, dan imam diosesan mendapat sesi pertama, dilanjutkan dari kongregasi suster-suster FCh, FSE, JMJ, dan SSCC. Dan acara semakin hening ketika semua peserta masuk ke ruangan-ruangan, mereka bertemu dengan para imam/suster yang selama ini telah mereka doakan selama 9 kali di rumah mereka masing-masing. Di sini mereka saling mendoakan, saling berbagi, begitu indah.
Hari Kedua Jambore: Remaja dan Cinta Tanah Air (1)
Diawali dengan Misa pagi, dipimpin Romo Eman didampingi Romo Yos Anting, acara dilanjutkan dengan Upacara Bendera. Bertindak selaku Inspektur Upacara adalah Kompol Rusdi dari Binmas Polda Kepri. Upacara Bendera berjalan dengan khidmat walau matahari begitu terik di pagi itu. Lagu Indonesia Raya menggema di bumi jambore remaja Katolik MBPA.
Selesai upacara Bendera, Kompol Rusdi didampingi Ipda Saidi Manalu kembali memberikan materi kepada para remaja tentang wawasan kebangsaan. Di awal sesi Kompol Rusdi memberikan gambaran tentang begitu kaya nya bangsa Indonesia. Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa, budaya dan agama, tetapi bisa bersatu karena adanya 4 pilar penopang; Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Untuk memacu semangat cinta tanah air, beberapa kali panitia mengajak peserta jambore untuk menyanyikan lagu-lagu perjuangan dan lagu nasional di sela-sela materi.
Hari Kedua Jambore: Remaja dan Teknologi Informasi (2)
Remaja tumbuh di tengah gempuran bahaya dari efek negatif perkembangan teknologi informasi. Oleh karena itu panitia menghadirkan pemateri yang menguasai bidang ini sebagai pembicara; Kak Nasrun Siagian dan Kak Eka Bambang dari Lembaga Gerakan Hati Nurani Anak. Begitu apiknya presentasi mereka dan sesuai dengan situasi para remaja hingga peserta dengan serius mengikuti sesi-sesi yang dibawakan. Kak Eka Bambang yang jauh-jauh datang dari Tanjungpinang memulai sesinya dengan situasi riil bagaimana remaja memanfaatkan smartphone dan gadget untuk aktifitas media sosial. Dilanjutkan dengan bagaimana membedah bahaya-bahaya yang dapat ditemukan dari berbagai aplikasi termasuk game android. Bahaya-bahaya bisa berupa adegan kekerasan, pelecehan, konten pornografi, bahasa yang buruk dan juga bagaimana bentuk anatomi tubuh pemeran yang sering mempengaruhi gaya para remaja.
Hari Kedua Jambore: Pentas Seni Kebhinnekaan (3)
Sebelum dilanjutkan agenda terakhir hari kedua yaitu Pentas Seni, para peserta mendapat asupan materi dari Romo Eman tentang Remaja dan KBG. Romo Eman mengingatkan para remaja sebagai subjek pastoral untuk aktif dalam kegiatan-kegiatan komunitas. Sebelumnya Romo Eman mengawali dengan membeberkan empat ciri Komunias Basis Gerejawi (KBG).
Kisah Indah Menjelang Maghrib
Sesaat menjelang maghrib para sahabat dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) & Ikatan Pelajar Perempuan Nahdlatul Ulama (IPPNU) sampai di lokasi bumi jambore yang berjarak 50 Km dari Kota Batam. Mereka jauh-jauh dari kota Batam menggunakan kendaraan pick-up, sepeda motor dan cary. Mereka datang ketika panitia sedang sibuk memindahkan tenda utama yang digeser akibat hujan deras selama dua hari. Pemidahan tenda utama sebelumnya atas instruksi Pastor Paroki mengingat akan hadir para tamu dari luar. “Kalau kita-kita gak masalah, tapi karena nanti malam akan ada tamu dari saudara-saudari kita Muslim, saya minta tenda utama digeser ke tempat yang lebih baik, karena ini sudah berlumpur dan tergenang air…“, ungkap Romo Eman kepada panitia. Para pelajar IPNU-IPPNU disambut Suster Agnes,JMJ dan panitia dan dipersilakan masuk di ruang Gedung Serba Guna/ Aula. Mengingat akan tiba waktunya sholat Maghrib, anggota Banser yang mengawal adik-adik IPNU-IPPNU langsung bergegas mencari Mushalla atau Masjid terdekat. Setelah dicek, lokasi Mushalla/Masjid amat jauh, apalagi kendaraan yang mengantar sebagian sudah kembali ke Batam. Akhirnya setelah berdiskusi dengan pengelola Gedung Serba Guna dan panitia mengecek ketersedian air untuk berwudhu, Sholat Maghrib dilaksanakan di Aula tesebut. “Kami juga siap menyediakan air galon (red: air minum peserta yang dibawa dari Batam) jika dibutuhkan…” ungkap salah seorang panitia kepada anggota Banser, khawatir jika ketersediaan air kurang. “Saya kagum dengan mereka, tidak meninggalkan sholat walaupun dalam situasi seperti ini…” ujar Mas Bowo seksi Dokumentasi panitia.
Setelah Sholat Maghrib dilanjutkan dengan makan malam bersama sambil menikmati minuman kopi untuk menghangatkan badan mengingat cuaca dingin di lokasi jambore. Pentas Seni pun tiba, tim Hadroh IPNU-IPPNU berjalan ke pentas disambut lagu “Selamat Datang” oleh seluruh peserta jambore. Perwakilan dari tim kemudian memperkenalkan tim dan mengucapkan terimakasih atas undangan yang telah diberikan. Setelah Hadroh, penampilan sahabat IPNU-IPPNU ditutup dengan puisi Kebhinnekaan dan Lagu Syubbanul Wathon – Yaa Lal Wathon – Hubbul Wathon Minal Iman, yang dibawakan dengan penuh semangat. Tak lupa setelah penampilan dari sahabat Muslim para peserta memberikan hadiah “Tepuk Salut” ala remaja Katolik.
Malam itu masih panjang, undangan berikutnya adalah para peserta Jambore Nasional (Jamnas) Sekami yang akan berangkat ke Pontianak untuk memperkenalkan diri dan menampilkan tarian Theme Song Jamnas. Mereka yang datang adalah perwakilan peserta Jamnas dari paroki-paroki yang ada di Batam. Pentas seni dilanjutkan dengan penampilan kratifitas remaja wilayah-wilayah. Ada penampilan drama panggilan, Drama Anak yang Hilang, seni budaya, tari modern, dan kreativitas lainnya, ditutup dengan joged bersama ala MBPA.
Hari Ketiga Jambore: Rosario Misioner dan Misa Penutup
Hari ketiga jambore diawali dengan Rosario Misioner, sebuah ritual wajib bagi SEKAMI untuk berdoa bersama Bunda Maria bagi panggilan dan anak-anak di lima benua. Walau awalnya hujan dan angin kencang datang, namun semangat para remaja misioner tak patah, menyala terang, mereka memindahkan seluruh perlengkapan Rosario Misioner ke gedung Aula. Rosario Misioner menghantar para remaja untuk mengikuti Misa Penutupan Jambore. Misa dipimpin Parokus Romo Eman bersama Dirdios KKI Romo Yos Anting. Dala Misa Penutupan yang bertepatan dengan peringatan St. Yohanes Pembaptis, Romo Eman mengajak remaja misioner untuk meneladani Santo Yohanes Pembaptis; menghantar rekan-rekan mereka yang selama ini kurang atau tidak aktif untun dapat aktif kembali. Setelah pengumuman, ketua Panitia Ibu Fenti mengucap syukur atas berkat Allah yang diterima dalam jambore sehingga berjalan dengan sukses, seraya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya jambore pertama tingkat paroki ini. Sebelum peserta meninggalkan bumi jambore, kak Osner bertanya kepada peserta “Masih mau lanjut….” serentak dijawab peserta “Mauuuuuuu“, “Ya, entah kapan lagi kita pasti akan adakan kembali…jadi pastikan semangat kalian ya…” tutup kak Osner.
Post Jambore
Kegaitan jambore remaja misioner ini bukanlah kegiatan yang selesai begitu saja. Masih banyak hal-hal yang harus dilakukan hasil dari refleksi selama masa animasi. Panitia setidaknya menyampaikan bebarapa program lanjut, diantaranya pertemuan rutin remaja tingkat wilayah, penguatan pembina remaja karena masih banyak KBG yang belum meiliki pendamping remaja, penguatan kantong-kantong remaja (Legio Maria Junior, Misdinar, THS-THM), kerjasama linta agama melalui kegiatan-kegiatan bersama, dll.
Walau jambore telah usai, semoga semangatnya tetap tinggal diantara kita. Amin. Sampai jumpa di jambore selanjutnya.*
costmust/BerkatNews.com