Home KATEKESE Renungan Harian Jumat, 18 Februari 2022

Renungan Harian Jumat, 18 Februari 2022

by Alfons Liwun

Pekan VI Masa Biasa Tahun C/II

Bacaan pertama, Yakobus 2 : 14-24. 16; Sebagaimana tubuh tanpa roh itu mati, demikian pula iman tanpa perbuatan; Mazmur 112 : 1-6, Berbahagialah orang yang suka akan perintah Tuhan; Bacaan Injil Markus 8 : 34 – 9 : 1, Barangsiapa kehilangan nyawa demi Aku dank arena Injil, akan menyelamatkan nyawanya.

 Hubungan Timbal Balik Antara Iman Dengan Perbuatan

Oleh: RD. Marcel Gabriel *)

Pembaca BERKAT NEWS yang terkasih! Salam Komunio dan Missio.

Mengambil inspirasi dari Bacaan Firman Tuhan hari ini, kami mengemas permenungan ini untuk anda dengan tema Hubungan Timbal-balik Antara Iman Dengan Perbuatan.” Hubungan itu ditegaskan secara langsung dan terbuka oleh Rasul Santo Yakobus, dan juga oleh Tuhan kita Yesus Kristus didalam Injil. Penegasan itu antara lain bahwa “salib dan penyangkalan diri merupakan hal yang wajib bagi seorang pengikut Kristus”. Sementara Pemazmur menegaskan bahwa “orang-orang yang berbahagia adalah mereka yang suka akan perintah Tuhan”.

Sebuah ilustrasi: Dari Kelompok Doa menjadi Komunitas Basis Gerejawi (KBG)

Sebelum menerapkan KBG (Komunitas Basis Gerejawi / Basic Ecclesial Communities / Basic Christian Communities / Small Christian Communities / Comunidades Ecclesia de Base), di berbagagai wilayah Keuskupan di Indonesia, kita sudah mengenal adanya pembagian wilayah dengan berbagai nama seperti Lingkungan, Kring, Wilayah, Gabungan Basis dan lain sebagainya. Dibedakan dengan KBG yang selain berdoa dan merenungkan Firman Tuhan, kegiatan pokok di dalam kelompok-kelompok “praKBG” tersebut, umumnya adalah berdoa, entah Rosario atau doa lain. Hanya berdoa dan setelah doa, bubar.

Karena itu kelompok-kelompok pra-KBG tersebut lebih merupakan Kelompok Doa atau Kelompok Liturgi. Kegiatan-kegiatan di dalam KBG, selain doa adalah Analisis Sosial dan Aksi Nyata Iman. Firman Tuhan yang dibaca dan direnungkan di dalam Pertemuan Doa kemudian diwujud-nyatakan dalam Aksi Nyata, yaitu kegiatan atau perbuatan yang dilakukan untuk mewujudkan nilai-nilai iman yang diambil dari Firman Tuhan yang tadi dibaca dan direnungkan.

Iman dan Perbuatan

Jikalau di dalam Kelompok Doa, kosentrasinya adalah “iman” yang diwujudkan melalui Doa dan Firman, di dalam pertemuan KBG melalui Sharing Injil 7 Langkah, ada unsur atau aspek baru yakni Aksi Nyata Iman. Melalui pertemua-pertemuan KBG, refleksi iman diikuti dengan perbuatan atau aksi untuk meweujudkan refleksi iman ke dalam perbuatan-perbuatan atau Aksi Nyata.

Pertemuan KBG, Refleksi Firman Tuhan dan Aksi Nyata (foto:groupfasisliat)

Pertemuan-pertemuan di KBG menyatukan doa yang dikatakan Rasul Yakobus di dalam suratnya, “Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? … Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. Tetapi mungkin ada orang berkata: “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan”, aku akan menjawab dia: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku, (Yak. 2: 14. 17-18).”

Selanjutnya, dengan mengacu kepada panggilan hidup Abraham, Rasul Yakobus juga menegaskan, bahwa “… iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. Bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman, (Yak. 2 : 22. 24).”

Demikian, dengan mengikuti pertemuan Doa di KBG dan dilanjutkan dengan melakukan Aksi Nyata Injil yang diambil dari inspirasi Firman Tuhan dalam pertemuan tersebut, kita mendapatkan kesempatan untuk menghayati iman melalui perbuatan-perbuatan kita.

Keharusan salib sebagai ekspresi iman

Melalui Penginjil Markus dalam Bacaan hari ini, Yesus menegaskan tentang salib dan penyangkalan diri sebagai hal yang wajib bagi semua pengikut-Nya, (Mrk. 8: 35). “Keharusan salib” ini adalah juga merupakan “ekspresi atau ungkapan iman yang paling radikal.” Demi menjaga dan melestarikan hubungan mereka dengan Yesus Kristus, para martir bahkan rela, tidak segan untuk menyerahkan nyawa bagi Dia yang mereka imani. Santo Polycarpus dari Smyrna misalnya, ketika sudah berada di depan algojo sebelum dibunuh, mewariskan kata-kata ini kepada kita tentang hubungannya dengan Yesus yang tak ingin dia lepaskan, “Delapan puluh enam tahun lamanya aku melayani Dia, dan tak pernah sekalipun Ia mengecewakan aku, bagaimana mungkin aku menyangkal Rajaku yang telah menyelamatkan aku?”

Berbagi satu sama lain, wujudnyata dari iman (foto: sesawi.net)

Dan Tradisi Gereja merayakan “peringatan para martir” bukan pada hari kelahiran mereka, melainkan pada hari di mana mahkota kemartiran itu dikenakan kepada mereka atau pada hari di mana mereka mati sebagai martir. Dan hari itu dicatat sebagai “hari kelahiran mereka ke dalam hidup yang kekal.” Secara jasmani mereka mati, tetapi tindakan atau perbuatan yang mereka lakukan “rela mati demi iman mereka akan Kristus,” itulah yang membawa mereka kepada kehidupan.

Meminjam ungkapan Pemazmur hari ini, para martir bukan hanya “menyukai perintah Tuhan (bdk. Mzm. 112: 1).”, tetapi demi terlaksananya perintah itu, nyawa mereka pun dengan sukarela mereka berikan.

Mari kita mendaraskan doa ini, supaya iman yang kita hayati nyata dalam perbuatan baik kita. “Ya Tuhan Yesus, berilah kami kekuatan dan keberanian untuk mewujudkan iman kami ke dalam perbuatan-perbuatan. Amin!”

*). Imam Keuskupan Pangkalpinang, Sekretaris General PIPA Keuskupan Pangkalpinang

Related Articles

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.