Bacaan I, Rom 3:21-30: Manusia dibenarkan berkat iman, bukan karena melakukan hukum. Mzm. 130:1-2.3-4b.4c-6; Bacaan Injil Luk 11:47-54: Darah para nabi, mulai dari Habel sampai kepada Zakharia, akan dituntut.
Rendah Hati
Oleh: Alfons Liwun
Rendah hati adalah karakter. Karakter positif. Karakter ini melekat pada diri seseorang. Tampak karakter ini dalam kehidupan sehari-hari ialah sikap yang ditunjukkan seseorang. Sikap itu seperti tidak angkuh, tidak sombong, berlaku baik kepada siapapun tanpa pandang bulu. Itulah rendah hati.
Dalam bacaan pertama Rasul Paulus menegaskan kepada umat di Roma begini. “Manusia dibenarkan berkat iman, bukan karena melakukan hukum”. Jelas bahwa Paulus menyampaikan kebenaran iman. Bahwa iman yang dihayati seseorang bukan kerena rutinitas patuh pada hukum.
Namun, ia menaruh harapan yang besar dan benar pada Kristus Yesus. Karena Yesus Kristus telah sengsara, wafat, mati, dan bangkit untuk menebus dosa-dosa manusia. Berkat kasih karunia Allah dalam diri Kristus Yesus ini, harapan dan iman yang benar dari manusia, dengan seluruh masa lalu yang berdosa ditebus Kristus Yesus. Disinilah, titik manusia dibenarkan berkat iman. Dan kerendahanhati seseorang harus ditampilkan.
Dalam bacaan Injil, disana Lukas menampilkan sikap tegas Yesus lagi, seperti bacaan Injil hari Rabu, 13 Oktober 2021.
Yesus sedang mengecam perilaku ahli-ahli Taurat. Kecaman Yesus kepada orang cerdik pandai ini, karena mereka lebih menampilkan sikap tahu segalanya. Cerdik pandai! Mempunyai kebanggaan atas pengetahuan yang berlebihan. Pengetahuan yang semestinya menuntun mereka kepada pembangunan sikap rendah hati, tetapi hal ini tidak mereka miliki. Pengetahuan menjadi penghambat bagi mereka dan juga orang lain yang mau memperoleh keselamatan dalam Kristus.
Bagi kita, nota Paulus kepada umat di Roma, perlu menuntun kita pada suatu sikap kerendahanhati. Karena cara Allah menyelamatkan kita dalam dan melalui Kristus Yesus, seluruh dosa kita ditebus. Kita memperoleh hidup baru dalam Kristus. Inilah yang menjadi iman kita. Iman yang menyelamatkan kita, bukan rutinitas kepatuhan kita pada hukum. Hukum semestinya sarana yang menghantar kita memahami dan mengerti tentang iman kita.
Hukum adalah kumpulan ilmu. Baik juga kita memahami dan mematuhi. Memahami dan mematuhi untuk menolong diri sendiri dan sesama. Ini jauh berbeda dengan sikap ahli-ahli Taurat yang disampaikan oleh Lukas dalam teks tadi. Kaum cerdik pandai bukan menolong orang menjumpai Yesus, malahan membodohi orang lain untuk menjumpai-Nya. Sikap rendah hati, tidak dimiliki ahli-ahli Taurat. Tentu, kita tidak seperti ahli-ahli Taurat. Yesus mengehendaki kita mengimani-Nya dan bertumbuh dalam iman dan berani mempertanggungjawabkan iman kita. Amin. Salam Komunio! ***