Pekan Adven III, Tahun C/II
Bacaan I, Yesaya 54:1-10, Dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau; Mazmur 30:2.4-6.11-12a.13b, Aku akan memuji engkau, ya Tuhan, karena engkau telah mensyukuri daku; Bacaan Injil, Lukas 7:24-30, Yohaneslah utusan yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan.
Jangan Takut, Masih Ada Harapan Karena Allah Setia Dalam Kasihnya
Oleh: Bapak Fransiskus Andi Krishatmadi *)
Salam jumpa saudara-saudariku tercinta,
Dalam Bacaan I (Yes. 54:1-10) digambarkan bagaimana kasih Allah kepada umat-Nya (Israel). Kasih Allah itu diwujudkan dalam bentuk perubahan dari kemandulan menjadi beranak banyak. Hal itu diungkapkan dengan kalimat “bersorak-sorailah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan. Bergembiralah dengan sorak-sorai dan memekiklah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! (ay. 1a) Mengapa bersorak-sorai? Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami, (ay. 1b).
Bahkan keturunan mereka akan banyak sekali yang dilambangkan dengan kata-kata “lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu! Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi” (ay. 2-3). Hal itu akan terjadi “sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya” (ay. 5). Kasih setia Allah juga diwujudkan dalam bentuk memulihkan rasa malu (ay 4), dan susah hati (ay 6). Kasih Tuhan juga digambarkan di ayat 7-10: dari murka meluap yang menjadi perjanjian kekal bahwa Allah tidak akan menghukum umat-Nya, melainkan menyelamatkan,(ay. 8).
Dalam Injil (Luk. 7:24-30) Yesus menegaskan siapa sebenarnya Yohanes Pembaptis. Pertama, Yohanes adalah nabi terbesar sebelum Kristus (ay. 26-28). Kedua, Yohanes adalah pelopor tentang kedatangan Mesias dalam dunia. (ay. 27) Sebagai pelopor, Yohanes Pembaptis bertugas untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Dan Yohanes telah menyiapkan jalan itu melalui sikapnya yang tegas dan kata-katanya yang keras di sungai Yordan. Banyak orang yang bertobat dan dibaptis. (ay. 29) termasuk di antaranya ada yang berasal dari kelompok pemungut cukai (ay 29).
Orang-orang Farisi dan ahli Taurat mengecam Yohanes Pembaptis sebagai orang yang kerasukan setan (ay. 33). Bukan hanya Yohanes yang mereka tolak. Yesus yang diwartakan oleh Yohanes pun tidak luput dari cemoohan dan penolakan, karena Yesus makan dan minum serta bersahabat dengan pemungut cukai dan orang berdosa. Oleh sebab itu, orang Farisi dan ahli Taurat menamakan Yesus, pelahap dan peminum (ay 34). Sebutan ini merupakan sebutan bagi anak yang durhaka, yang menurut hukum Musa, harus dilempari batu sampai mati (Ul 21:20-21).
Bagaimana dengan kita? Kasih setia Allah tidak pernah meninggalkan kita, karena Dia telah menganugerahkan janji-janji-Nya (Yes. 54:1-3), karena Dia menghilangkan rasa malu kita (Yes. 54:4-6), dan karena penghakiman-Nya adalah sementara, keselamatan, dan pengampunan merupakan sikap-Nya yang kekal terhadap kita (Yes. 54:7-10).
Didasarkan pada tiga poin di atas, bahkan jika kita dalam keadaan berdosa, kita juga tahu bahwa kita masih memiliki alasan untuk memuji dan bersorak-sorai. Ini bukan berarti situasi kita telah segera berubah. Tetapi karena janji dan kesetiaan Tuhan, tidak akan pernah berubah. Ketidakberubahan ini menyuntikkan harapan ke dalam hidup kita dan menjadi alasan bagi kita untuk bersorak-sorai.
Maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak berharap. Hari ini Allah telah menunjukkan jalan bagaimana bangkit dari dosa. Tentang hal ini, Yesus mengingatkan kita akan peran Yohanes Pembaptis. Dan peran itu disajikan kepada kita dalam masa adven pekan ketiga ini. Harapan Yesus agar kita tidak seperti orang Farisi dan ahli Taurat yang menolak baik Yohanes Pembaptis maupun Yesus sendiri.
Kita diajak menjadi seperti pemungut cukai yang mau memanfaatkan kesempatan untuk bertobat. Semestinya, kita pun harus memanfaatkan kesempatan saat ini untuk bertobat. Melalui pertobatan itu, Allah akan mengubah hidup kita. Jangan takut. Allah itu setia dalam kasih-Nya. (bdk. 2 Tim. 2:12-13). “Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah membebaskan daku.” (bdk. Mazmur Tanggapan hari ini). Semoga, Tuhan memberkati kita. Amin!
*). Mantan Katekis dan kini guru di Seminari Menengah Mario Jhon Boen Pangkalpinang