Adven pekan IV, Tahun C/II.
Bacaan 1, Mal 3: 1-4; 5-6, Ak1: 39-45, Aku akan mengutus Nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari Tuhan; Mzm. 25:4bc-5ab.8-9.10-14, Bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat; Bacaan Injil Luk. 1: 39-45, Siapkah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?
Mari Kita Tempatkan Ketaatan Kita Dan Keluarga Kita Untuk Melayani Tuhan Sebagai Yang Utama Dan Pertama
Oleh: Bapak Fransiskus Andi Krishatmadi
Selamat pagi saudaraku tercinta,
Dalam Bacaan I (Mal 3:1-4; 4:5-6) digambarkan keadaaan Israel setelah masa pembuangan, di mana Israel sedang berada dalam kondisi yang tidak baik. Mereka berada di bawah pemerintahan Persia. Persia memberikan kekuasaan kepada para imam untuk memerintah Israel. Sayangnya, para imam ini menyalahgunakan kekuasaan yang mereka terima.
Kondisi seperti ini membuat keadaan orang-orang Israel semakin menderita. Tidak ada lagi yang dapat mereka anut dalam kehidupan mereka. Keputusasaan Israel inilah yang membuat mereka meragukan kasih Tuhan bagi mereka. Mereka merasa bahwa Tuhan tidak mengasihi mereka. Kata mereka, “Di manakah Allah yang menghukum?” (Mal. 2:17). Sikap menantang ini langsung dijawab oleh Allah: “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya Ia datang, firman Tuhan semesta alam” (Mal. 3:1). Tuhan memberikan kepastian akan kedatangan-Nya. Mesias digambarkan sebagai api tukang pemurni logam dan sabun tukang penatu. Simbol pribadi yang memurnikan sekaligus membersihkan yang cemar dan yang kotor. (Mal. 3:2-3).
Dengan demikian Mesias melayakkan manusia untuk mempersembahkan kurban kepada Tuhan. Dengan kata lain, manusia dapat layak berdiri di hadapan Tuhan. (Mal. 3:4). Untuk kedatagan Mesias itu Tuhan menegaskan, Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu. Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah. (Mal. 4:5-6). Maleakhi menegaskan tak banyak orang yang akan tahan terhadap kedatangan Mesias. Karena hanya mereka yang taat dan setia yang akan bertahan melalui proses pemurnian dan pembersihan.
Dalam Injil (Luk. 1:57-66) dikisahkan, begitu mendengar Elisabet melahirkan, para tetangga datang untuk mengucap selamat dan sesuai tradisi mereka memberi nama anak itu Zakaria seperti nama ayahnya (ay. 57-59). Tetapi Elisabeth menegaskan nama anak itu Yohanes (ay. 60). Tetangga menyatakan nama Yohanes tidak ada dalam silsilah keluarga Zakaria (ay. 61). Maka mereka meminta penegasan Zakaria, dan Zakaria pun mengiyakan jawaban istrinya.
Pada saat itu juga Zakaria terbebas dari bisunya. Kejadian itu membuat para tetangga heran dan bertanya-tanya “Menjadi apakah anak ini nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia. (ay. 62-66).
Bagaimana dengan kita? Nubuat Malaekhi intinya ingin mengembalikan kesetiaan umat kepada Allah. Untuk itu umat dituntut mau bertobat yaitu membiarkan diri dibersihkan dan dimurnikan. Zakharia dan Elisabeth telah memberi teladan ketaatan itu. Ia dan Elisabet istrinya, bisa saja menolak tugas berat yang ditawarkan malaikat. Namun, mereka membuktikan diri sebagai orang-orang yang taat kepada Tuhan. Mereka menjunjung tinggi perintah itu. Salah satu bukti ketaatan itu terlihat dalam pemberian nama anak tersebut.
Masa Advent ke-4 tahun 2021, khususnya hari Kamis, sehari sebelum malam natal tiba, mengajak kita untuk membaharui ketaatan dan kesetiaan kita dalam penantian akan kedatangan Kristus. Masalahnya apakah kita sudah siap atau belum membaharui diri? Pembaharuan diri inilah yang akan menjadi persembahan yang menyenangkan hati Tuhan di dalam totalitas kehidupan kita. Persembahan yang membuahkan dampak besar di dalam masyarakat.
Diharapkan kita dapat mengesampingkan, bahkan menempatkan segala kepentingan lain di bawah ketaatan kepada-Nya. Bersama St. Petrus Kanisius yang terkenal karena ketaatan dan semangatnya yang bernyala-nyala dalam mewartakan Injil, khususnya melalui buku-buku yang ia terbitkan dan hari ini peringatannya kita rayakan, mari kita tempatkan ketaatan kita dan keluarga kita untuk melayani Tuhan sebagai yang utama dan pertama. Semoga. Tuhan memberkati. ***
*). Mantan Katekis Keuskupan Pangkalpinang dan kini Guru di Seminari Mario Jhon Boen Pangkalpinang.