Home KategorialKevikepanKevikepan KepriHati St. Maria Tak Bernoda (Tg. Pinang) Jurnal Sabda Akhir Pekan VII, Sabtu 26 Februari 2022

Jurnal Sabda Akhir Pekan VII, Sabtu 26 Februari 2022

by Alfons Liwun

Bacaan pertamaYakobus 5: 13-20, Doa tekun seorang jujur amat sakti; Mazmur 141: 1-2.3.8, Semoga doaku membubung ke hadapan-Mu, ya Tuhan, bagaikan dupa; Bacaan Injil Markus 10: 13-16, Barangsiap tidak menerima kerajaan Allah seperti anak-anak ini, tidak akan masuk ke dalamnya.

 Konsekwensi Iman

RD. Lucius Poya H. *)

 Jika iman berarti penyerahan diri yang total kepada Allah, maka konsekwensi iman adalah membuka seluruh hati, budi jiwa dan raga untuk menerima seluruh keputusan Allah dalam hidup seseorang. Dan oleh karena itu, kalau iman kristiani dimaknai sebagai penyerahan  diri kepada Yesus sebagai satu-satunya sumber keselamatan, maka konsekwensi dari iman kristiani adalah menerima Kerajaan Allah yang dibawa oleh Yesus, dan siap menjadikan Yesus sebagai satu-satunya Raja yang merajai kehidupan.

Penyerahan diri yang total kepada Allah dan penerimaan secara total seluruh rahasia Allah untuk manusia itu, bukanlah sesuatu yang mudah. Dan rasanya itulah alasan mengapa Yesus meminta para murid untuk menerima Kerajaan Allah  seperti seorang anak kecil.  Yesus menggunakan standard anak kecil dalam menerima Kerajaan Allah, karena anak kecil itu menerima apa yang diberikan dengan seluruh hati, budi, jiwa dan raga. Mereka adalah kelompok manusia yang lurus hati, tulus, polos, tak munafik, satu antara kata dan tindakan,  tak ada  motivasi tersembunyi; tak ada kepalsuan di dalamnya.

Sosok yang berkarakter anak kecil seperti ini, yang sangat siap untuk menyerahkan diri kepada Yesus, serentak menerima seluruh rahasia Kerajaan Allah yang dibawa Yesus Kristus. Sebaliknya bila mengikuti Yesus dengan motivasi tersembunyi, maka  akan sulit pula bagi seseorang untuk menyerahkan diri serentak menerima seluruh rahasia Kerajaan Allah. Sebab sosok seperti ini selalu penuh perhitungan, penuh pertimbangan, muka belakang, suam-suam kuku, munafik, karena perjalanannya mengikuti Kriatus  sarat dengan kepentingan-kepentingan tersembunyi.

Yesus dan anak-anak (foto:mirifica.net)

Begitulah manusia. Ia insan peziarah. Realitas hidupnya memang di dunia, tetapi sejatinya sedang berziarah menuju Kerajaan Surga.  Sebagai insan yang hidup di dunia, ia perlu mengelola hidup sebagai insan dewasa, penuh perhitungan, kalkulasi dalam setiap tindakan, hati-hati dalam bersikap dan berperilaku. Namun sebagai peziarah menuju Kerajaan Surga,  ia juga wajib mengekspresikan iman dengan kepribadian anak kecil. Sebab hanya dengan melakoni iman seperti anak kecil, ia mampu membangun hidup meneladani Bapa yang murah hati, membangun kedekatan dan keintiman dengan Allah dalam doa, mampu membangun kebersamaan yang jujur dan tulus dengan sesama, sebagaimana dilansir Injil hari Minggu, Senin dan Rabu.

Ya! Homo Viator. Manusia insan peziarah. Ia memang hidup di dunia, tetapi sedang berziarah menuju Kerajaan Surga. Dan oleh karena itu, iman harus ditopang dengan pengenalan dan pengetahuan yang mendalam akan siapa Kristus yang diimani, sebagaimana dilakoni Petrus, hari Selasa, agar oleh pengenalan itu, seseorang ditolong untuk membangun hidup yang seimbang, sesuai rencana Allah sejak awal mula, antara kebutuhan raga dan kepentingan  jiwa, sebagaimana dilansir hari Kamis dan Jumat, kemarin.  Selamat berakhir pekan. Selamat memasuki pekan terakhir masa biasa.

*). Imam Keuskupan Pngkalpinang, sedang mempersiapkan calon Paroki di Tanjung Uban, Paroki Tanjungpinang, Bintan Kepri

Related Articles

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.