Pekan Biasa IV, Tahun C/II.
Peringatan fakultatif St. Blasius, uskup, martir dan St. Ansgarius, uskup.
Bacaan Pertama 1Raja-raja 2: 1-4.10-12, Aku akan mengukhiri perjalananku yang fana ini. Kuatkanlah hatimu, dan berlakulah kesatria; Mazmur, (1Taw.) 29: 10.11ab.11d-12a.12bcd, Ya Tuhan, Engkau menguasai segala-galanya; Bacaan Injil Markus 6: 7-13, Yesus mengutus murid-murid-Nya.
“Gaya Hidup Salib”
Oleh: Bapak Fransiskus Andi Krishatmadi*)
Salam sejahtera saudara-saudaraku tercinta…
Dalam Bacaan I (1Raj. 2:1-4.10-12) dikisahkan menjelang kematiannya, Daud menyampaikan pesan terakhir kepada Salomo. “Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan, ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya seperti yang tertulis dalam hukum Musa. Jika pesan ini ditaati maka Salomo akan beruntung dalam segala yang ia lakukan dan dalam segala yang ia tuju. Selain itu, keturunan Daud tak akan terputus dari takhta kerajaan Israel.
Dalam Injil (Mrk. 6:7-13), dikisahkan para murid diutus Yesus pergi berdua-dua untuk mewartakan kabar sukacita Allah. Mereka di beri kuasa untuk mengusir roh jahat dan menyembuhkan orang-orang yang sakit. Namun Yesus memberi beberapa ketentuan yang harus mereka taati, antara lain: jangan membawa kasut, pakaian, atau makanan yang berlebihan, bagaimana sikap mereka jika kedatangan mereka diterima atau ditolak.
Bagaimana dengan kita? Pesan terakhir Daud untuk Salomo agar hidup menurut jalan, ketetapan, perintah, peraturan, dan ketentuan Allah seperti yang tertulis dalam hukum Musa merupakan pesan yang sangat berharga. Pesan-pesan itu dimaksudkan agar janji Allah kepada Daud dan keturunannya tetap dapat dinikmati baik secara pribadi oleh Salomo maupun oleh keturunannya di masa akan datang. Namun pesan-pesan itu menuntut usaha yang tidak ringan dari Salomo.
Senada dengan pesan Daud, Yesus ketika mengutus para murid-Nya juga memberi pesan. Pertama, hidup saling menjadi sobat bukan sabit. Para murid diutus berdua-dua mengandung banyak makna antara lain: saling mendukung dalam menjalankan tugas, saling menemani ketika mereka berada di tengah-tengah orang asing, saling menguatkan dan mendorong semangat; saling menolong jika ada sesuatu yang salah, dan tetap saling menjaga satu sama lain. Intinya, Kristus mengajarkan supaya kita saling berteman dan membantu satu sama lain, menganggap orang lain sebagai partner bukan musuh, sobat bukan sabit.
Kedua, hidup mengandalkan Tuhan. Dalam menjalankan tugas perutusannya, Kristus memerintahkan para murid untuk tidak membawa bekal, baik itu berupa makanan, minuman maupun uang, kecuali tongkat gembala. Perintah ini agak aneh, apalagi pada jaman sekarang ini di mana berlaku hukum: tidak ada modal / uang, siap-siap untuk menjadi gelandangan.
Maksud Yesus dengan perintah itu adalah agar para murid tidak meletakkan kebahagiaan pada kekayaan dan kekuatan yang dimiliki, melainkan hanya pada Tuhan. Kekayaan atau kekuatan sifatnya tidak kekal, bisa berkurang atau melemah, dan jika kekayaan dan kekuatan itu sudah melemah atau berkurang, maka kita akan ditinggalkan dan dilupakan.
Sebaliknya jika mengandalkan Tuhan, Ia tidak akan pernah mengkhianati kita (1Kor. 1:9; 2Tim 2: 13). Dia adalah sumber bahagia yang kekal dan sumber damai yang abadi (Mat. 5:1-12). Ketika kita menggantungkan harapan pada Yesus, maka yang kita dapatkan adalah damai yang tidak dapat diberi oleh apapun juga. “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati”, (Yoh. 11:25).
Kedua pesan Yesus itu menawarkan gaya hidup yang harus dimiliki para murid-Nya, yaitu gaya hidup salib, di mana kita dituntut untuk meninggalkan segala sesuatu dan mengambil hidup menurut pola Yesus, yaitu hidup hanya dengan mengandalkan Allah. Karena ketika kita dibaptis, kita sudah berjanji untuk setia pada Allah dan menolak setan. Yesus menegaskan “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”, (Mat. 16:24). Semoga Tuhan memberkati. Amin!
*). Guru Agama Katolik mengajar di Seminari Menengah Mario Jhon Boen Pangkalpinang