Pekan III Adven
Bacaan 1,Yesaya 45:6b-8,18,21b-25, Hai langit, teteskan keadilan dari atas; Mazmur 85:9ab-10,11-12,13-14, Hai langit, teteskanlah keadilan, hai awan, curahkanlah keadilan; Bacaan Injil Lukas 7:19-23, Katakanlah kepada Yohanes apa yang kalian lihat dan kalian dengar.
Tobat, Cara Kita Menjawabi Kedatangan Yesus
RD. Fransiskus Paskalis *)
Sanak keluarga yang terkasih…
Membaca bacaan pertama hari ini, saya ingat akan sepenggal lagu advent dalam buku Puji Syukur kita. Salah satu bait lagu ini, bunyinya demikian, “hai langit turunkan embun, hujankanlah yang adil”. Lagu ini bukan hanya mengungkapkan kerinduan umat manusia akan Dia yang menciptakan semesta untuk menyatakan belas kasih dan keadilan bagi semua ciptaan-Nya, melainkan sebuah ratapan akan situasi dosa dan kerapuhan manusia di hadapan Sang Penciptanya.
Karena itu, Nabi Yesaya menegaskan kepada kita semua tentang kekuasaan Tuhan. Melalui nabi Yesaya, Tuhan berulang kali memproklamasikan diri-Nya, “Akulah Tuhan”, yang dinanti-nantikan oleh seluruh umat manusia. Dialah yang akan datang untuk membawa manusia pada keselamatan, dan menghendaki agar manusia meninggalkan dosa dan berpaling pada-Nya.
Dia yang dirindukan, dinanti-nantikan oleh semua umat manusia, semakin memperlihatkan diri-Nya secara jelas sebagaimana dikisahkan dalam Injil hari ini. Yohanes Pembaptis tahu, jika dirinya bukan yang dinantikan itu, karena itu dia menyuruh dua orang muridnya untuk berjumpa dengan Yesus. Yohanes tahu bahwa Yesus-lah yang dinanti-nantikan itu, maka dua orang yang diutusnya itu bukan untuk memastikan tentang identitas Yesus. Melainkan agar mereka melihat sendiri dan membangkitkan kepercayaan mereka akan semua wartanya. Bahwa pewartaannya untuk mempersipakan kedatangn Yesus. Dan perjumpaan kedua murid Yohanes dengan Yesus menjadi jawaban atas semuanya.
Dalam perjumpaan itu, Yesus tidak langsung menjawab pertanyaan mereka, “apakah Engkau yang kami nantikan, ataukah haruskah kami menanti orang lain lagi”?, tetapi meminta mereka untuk menjawab sendiri. Sebab ada tanda-tanda yang sudah ada bahwa orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan, dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.
Yesus mengakhiri jawabannya dengan mengatakan, “berbahagilah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku”. Dengan penegasan Yesus ini, Ia mau mengatakan bahwa Dialah yang dinantikan itu, Dialah yang kedatangan-Nya dipersiapkan oleh Yohanes Pembaptis, Dialah Tuhan.
Dua bacaan suci yang dikumandangkan hari ini, semakin mempersiapkan hati kita akan kelahiran Yesus. Kendati kita mulai sibuk dengan berbagai persipan jasmani menyongsong kelahiran Dia. Tetapi jauh lebih penting adalah bagaimana kita harus mempersiapkan diri secara batin. Hari-hari ini, di paroki kita masing-masing tentu dibuka kesempatan bagi umat untuk menerima sakramen tobat.
Tobat merupakan suatu waktu khusus yang diberikan oleh Gereja. Agar kita berhenti sejenak untuk merenungkan dosa kita, berusaha untuk berdamai dengan Tuhan, untuk memperoleh rahmat-Nya, dan membangun niat baru untuk menjalani hidup dengan lebih baik lagi. Hanya dengan sikap seperti ini, Kelahiran-Nya akan bermakna dan hati kita yang bersih akan menjadi palungan yang layak untuk Dia berbaring. Selamat memperbaharui diri….. Tuhan memberkati kita. Amin!
*). Imam Keuskupan Pangkalpinang, Kini Pastor Paroki Paroki Regina Pacis Tanjungpandan Belitung