Bacaan 1, 1Sam. 2:9-20, Tuhan mengabulkan doa Hana, dan ia melahirkan Samuel; Mazmur, 1Sam.2:1.4-5.6-7.8abcd, Hatiku bersukaria karena Tuhan, penyelamatku; Bacaan Injil, Markus 1:21b-28, Yesus mengajar sebagai orang yang berkuasa.
“Aku telah Memintanya dari Tuhan”, dan “Diam, keluarlah dari padanya!
RD. Sakarias L. Ujan *)
Kita membaca kedua kalimat kutipan di atas dengan perlahan. Masing-masing kita berusaha mendengarkan gema suaranya sendiri dengan nada vibrasi yang perlahan keluar dari hatimu…
Kudua kutipan itu berasal dari sumber yang berbeda. Siapa orangnya dan setingnya pun tentu berbeda.
Kita membaca Kitab Pertama Samuel (1:9-20). Dan di sana kita tentu mendapatkan kutipan ini. “Aku telah memintanya dari Tuhan.” Kalau membaca dan mendengarkan kutipan itu sepintas, kita berhadapan dengan kondisi kehidupan keluarga Elkana dan Hana. Keluarga ini belum dikaruniai anak oleh Tuhan. Dan itu merupakan aib bagi mereka.
Kita melihat perjuangan keluarga untuk keluar dari aib tersebut. Bacaan 1Samuel hari senin kemarin (10/1/2022), Tuhan belum memberikan anak kepada Hana. Hana hidup dalam ketidakadilan dan sombongannya Penina. 1Samuel hari ini (11/1/2022) sebuah keajaiban hadir dalam keluarga Elkana dan Hana. Mereka mendekatkan diri pada Tuhan lewat kehadiran Imam Eli. Hana tekun menjalani doa dan nazarnya. Kesedihan meliputi hatinya. Hana dengan rendah hati dan jujur menyampaikan permintaannya yakni untuk mendapatkan seorang anak laki-laki. Dan tak lama berselang, hanya setahun menanti, Hana dan Elkana dikaruniai Tuhan. Maka jelaslah bagi kita ungkapan hati Hana dengan pernyataan iman “Aku telah memintanya dari Tuhan.” Suatu pernyataan yang menegaskan iman dan harapan pada Tuhan. Tuhan pun tidak tinggal diam. Tuhan menjawab doa dan nazarnya.
Selanjutnya kita masuk ke konteks yang agak berbeda. Kita pun diajak membaca Injil Markus (1:21b-28). Kita menemukan pernyataan Yesus yang berbunyi “Diam, keluarlah dari padanya!” Seperti biasanya Yesus mengajar di rumah ibadat. Orang takjub dengan pengajaran-Nya karena Yesus mengajar dengan wibawa dan berkuasa.
Wibawa dan kuasa Yesus nampak semakin jelas, ketika dihadapkan kepada-Nya orang yang kerasukan roh jahat. Yesus merasa bahwa diri-Nya berurusan dengan roh jahat. Maka dengan tegas, Yesus menghardik roh jahat itu kata-Nya “Diam, keluar dari padanya!”
Orang takjub kepada Yesus. Rasa takjub disertai dengan munculnya iman dan sekaligus penegasan akan kuasa ilahi dan keallahan Yesus. Yang terakhir ini merupakan bukti nyata bahwa Yesus menjalani misi kemanusiaan dimana kuasa ilahi-Nya bersentuhan dengan kondisi manusia yang sakit dan akhirnya menampilkan kebahagiaan diendingnya.
Kita manusia hidup dengan kondisi konkrit kita masing-masing. Ringan atau berat. Besar atau kecil. Semuanya meminta ketekunan, dalam berdoa minta pertolongan Tuhan. Iman mengajarkan kita bahwa Tuhan menjawab kita sesuai dengan apa yang kita minta. Tuhan pun menyembuhkan dan membebaskan kita kala kita ditawan setan dan dosa.
Semoga kita semakin berani duduk dekat dan berdoa kepada Tuhan. Tuhan mendengarkan doa kita dan menjawab kerinduan dan permohonan kita. Amin. ***
*). Imam Keuskupan Pangkalpinang, kini di Keuskupan Pangkalpinang