Pekan Biasa XXXIII
Bacaan 1, 2Mak. 6:18-31, Aku meninggalkan teladan baik,bila aku dengan sukarela mati demi hukum Taurat yang mulia dan suci; Mzm. 3:2-7, Tuhanlah yang menopang aku; Bacaan Injil: Luk 19:1-10, Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.
Menjadi Seperti Pohon Berkat Bagi Yang Lain
RD. Zakarias L. Ujan, Imam Keuskupan Pangkalpinang
Dikisahkan dalam Kitab Kedua Makabe (6:18-31) tentang Eleazar, seorang ahli Taurat yang terkenal. Dia memilih mati secara terhormat dari pada hidup ternista gara-gara makan daging haram. Ia hidup jernih sejak masa mudanya maka tidak bisa berpura-pura. Kalau berbuat demikian, banyak pemuda disesatkan dan keturunannya ternoda dan mendapat aib. Baik hidup atau mati, dia tidak bisa lolos dari tangan yang Mahakuasa.
Maka dia meninggalkan teladan luhur bagi kaum muda dan mati dengan sukarela demi hukum Taurat yang mulia dan suci. Dia menderita semuanya itu karena takut akan Tuhan. Eleazar teladan keluhuran budi dan kebajikan bagi banyak orang dari bangsanya dan bagi kaum muda. Eleazar rela mati dan tidak mau mengkhianati Tuhan dengan makan daging haram. Ia mati terhormat. Dia tetap taat kepada hukum Taurat.
Dari tokoh Eleazar ini, kita coba meneropongi hidup Zakheus. Kita mengenal tokoh ini, hidup dan karyanya. Namun ada sisi lain dari figur ini yang tersentuh bagi saya. Bahwa demi sebuah “perjumpaan” Zakheus rela memanjat pohon. Pendek orangnya. Dia mempunyai kerinduan mendalam untuk berjumpa dengan Yesus.
Disinilah kita berhadapan dengan, menurut hemat saya, “Pohon Perjumpaan”. Di satu sisi, kita percaya kalau Yesus telah melihat Zakheus lebih dahulu. Tetapi di sisi lain, boleh saya katakan “untunglah ada pohon di pinggir jalan” yang menjadi bagi Zakheus penopang, anak tangga. Berkat adanya pohon itu, Zakheus memanjatnya dan bisa melihat Yesus. Pohon itu bagaikan anak tangga yang mepermudah Zakheus naik dan melihat Yesus dan akhirnya “berjumpa” dengan-Nya. Terpenuhilah niatnya yang suci. Dan sekaligus dipertegas dengan “satu metanoia” bagi seluruh keluarganya.
Itulah wajah dari misi kemanusiaan Yesus. Yesus datang untuk “mencari dan menyelamatkan yang hilang”.
Percayalah bahwa Yesus sudah melihat kita lebih dahulu. Syukurlah kalau ada niat suci untuk berjumpa dengan Yesus. Tetapi sebagai seorang anggota umat nasrani kiranya kita menjadi seperti Eleazar yang hidupnya diwarnai dengan kebajikan-kebajikan dan nenjadi seperti “pohon perjumpaan” bagi sesama yang juga rindu bertemu dengan Yesus. Amin! ***