Home KATEKESE Renungan Harian Selasa 26 Oktober 2021

Renungan Harian Selasa 26 Oktober 2021

by Alfons Liwun

Pekan Biasa XXX

Bacaan 1, Rom. 8: 18-25, Seluruh mahluk dengan rindu menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan; Mzm. 126:1-2cd-3.4-5.6, Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita; Bacaan Injil 13: 18-21, Biji itu tumbuh dan menjadi pohon.

Iman Sebesar  Biji Sesawi dan Sejumlah Kecil Ragi

RD. Zakarias Ujan, Pastor Keuskupan Pangkalpinang

Kita bersentuhan dengan dunia petani sayur dan pembuat roti.  Seorang petani sayur tentunya mengenal sejumlah bibit sayur. Apalagi jenis sayur kesukaan orang-orang tetangga atau jenis lain yang laku terjual di pasar. Maka bibitnya menjadi tidak asing baginya. Lebih lagi kalau sayur yang disebut “sawi putih”. Untuk jenis yang terakhir ini bibitnya tergolong kecil. Sedangkan seorang pembuat roti akrab dengan ragi dan adonan. Kedua jenis bahan dasar itu ketika dicampur akan menghasilkan adonan yang membesar dan siap dibakar menjadi roti. Dan selanjutnya untuk dinikmati hasilnya.

Pohon Sesawi Tumbuh Subur, dan Menjadi Rumah Bersama (foto:sesawi.net)

Bagaimana bisa terbayangkan kalau iman itu dikiaskan dengan biji sawi putih dan atau sejumlah kecil ragi yang mengkhamirkan seluruh adonan.  Sayur sawi putih yang bibitnya berukuran kecil diangkat Yesus sebagai bandingan dengan iman Kristiani. Demikian pula sejumlah ragi dan adonan roti itu. Bagi seorang petani sayur mungkin jelas proses penanaman, perawatan bibit sayur putih tersebut. Mungkin jelas juga bahwa proses tersebut menyita cukup waktu untuk sampai pada saatnya memanen. Tapi pastilah memuaskan hati seorang petani sayur apabilah hasil yang terlihat mata memuaskan dan dipasarkan lalu mendatangkan keuntungan dan rezeki bagi konsumen dan petani produsen. Demikian juga sejumlah ragi dan adonan. Hasil campuran keduanya dengan melewati proses pemasakannya diharapkan mendatangkan hasil yang memuaskan.

Iman kristiani sebesar biji sesawi atau sayur sawi putih atau sejumlah ragi dan adonan. Itu menampilkan kepada kita “perkara besar yang dikerjakan Allah bagi kita”. Itu juga mengungkapkan kondisi iman kita. Tidak besar tetapi kecil. Walau demikian sebutannya tetapi iman itu kuat, keras, dan mendalam. Dan karena kondisinya demikian maka akan menjadi “lebih” kalau terawat baik. Artinya dikondisikan lingkungan hidupnya, lahan tanah untuk penanamanya, unggul tidaknya bibit tersebut dan juga oven dan dapur api yang tidak lain mengilustrasikan sikond hidup umat beriman.

Maka imannya menjadi lebih hidup, aktif, dan berbudaya dalam langkah laku dan tindak perbuatan umat beriman tersebut. Dengan itu, iman dan sari-sarinya terasa dan terlihat daya resap larut dan daya guna bagi hidup dan dalam perbuatan umat beriman. Selanjutnya akan terbias daya hidupnya dalam lingkungan hidup sesama yang lebih meluas.

Umat Bedukang Dengan Pakaian Khas Flores Merayakan Ekaristi Bersama Bapa Uskup, 24 Oktober 2021 (foto:mega)

Perlukisan besar, dalam dan tinggi nilai iman dengan bibit sesawi itu dan atau sejumlah ragi dan adonan mengantar kita pada rahasia Kerajaan Allah. Misteri Kerajaan Allah pada giliran dan waktunya berkembang membesar dan meluas dan berada disemua belahan bumi. Dan dengan sendirinya menjadi tempat tampungan bagi semua umat beriman untuk berada, hidup dan bergerak bebas layaknya anak-anak Allah.

Kita patut bersyukur atas iman yang kita miliki dan kita besarkan sampai sekarang ini. Semoga Roh Kudus mendaya hidup dan mendaya gunakan iman kita yang sebesar biji sesawi itu atau dan sejumlah ragi dan adonan pada musim hidup kita sampai pada masa menuai hasilnya. Dan semoga kita menjadi berkat iman bagi sesama. Amin. Salam Komunio. ***

Related Articles

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.