Bacaan pertama, 1Samuel 15: 16-23, Mengamalkan Sabda Tuhan lebih baik daripada kurban sembelihan. Maka Tuhan telah menolak engkai sebagai raja; Mazmur 50: 8-9.16bc-17.21.23, Orang yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah; Bacaan Injil, Markus 2: 18-22, Pengantin itu sedang bersama mereka.
Mengamalkan Sabda Tuhan, lebih dari kurban dan puasa
Oleh: Alfons Liwun *)
Bacaan pertama Samuel menegur raja Saul. Teguran Samuel kepada raja Saul, karena Raja Saul tidak mendengarkan suara Tuhan. Dampak dari Raja Saul yang tidak mendengarkan suara Tuhan ialah mereka menjarah domba-domba dan lembu-lembu yang terbaik dari orang-orang yang kalah dalam perang, yaitu Amalek. Jarahan domba-domba dan lembu-lembu, menurut Raja Saul untuk dipersembahkan kepada Allah.
Namun, Samuel justru melawan hal itu, menguatkan sabda Tuhan bahwa Tuhan lebih memilih orang-orang mengamalkan sabda daripada melakukan kurban persembahan. Samuel menegaskan ini juga karena Raja Saul membela orang-orangnya yang melakukan penjarahan itu. Dengan kata lain, Raja Saul mendukung orang-orang yang berbuat jahat. Disinilah, Saul disadarkan oleh Samuel, bahwa kejahatan yang dilakukan orang-orangnya semestinya ditindak oleh raja bukan raja mendukung kejahatan itu.
Dalam bacaan pertama, Markus mengisahkan bahwa murid Yohanes Pembaptis dan orang-orang Faris berpuasa, sementara murid-murid-Nya tidak. Yesus membela murid-murid-Nya, dengan mengatakan “selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa”.
Kata-kata Yesus dengan sangat tegas, yaitu menantang kaum Farisi. Kata-kata yang menentang kaum Farisi ini, sebenarnya Yesus menegaskan tiga hal yang mendasar ini.
Pertama, dengan menentang kaum Faris, Yesus mau mengatakan bahwa “kebersamaan dan sukacita” jauh lebih penting daripada puasa dipandang sebagai sebuah peraturan. Dimana, ketika orang-orang tidak menjalankan puasa, boleh dibilang melawan aturan, melawan kebiasaan, melawan adat istiadat Yahudi.
Kedua, dengan menentang kaum Farisi, Yesus mau mengatakan bahwa Yesus tidak anti puasa. Yesus juga melakukan puasa. Misalnya dalam Matius 4: 2, dikatakan Yesus berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam. Dan dalam Matius 6: 6, Yesus mengajakan tentang puasa bahwa apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik.
Ketiga, dengan menentang kaum Farisi, Yesus mau mengatakan bahwa sangat baik mengamalkan Sabda Tuhan, ketimbang melakukan hal-hal fisik supaya dilihat orang. Justru Tuhan lebih mendukung dan menerima orang-orang yang mengamalkan Sabda-Nya dalam hidup setiap hari, daripada melakukan hal-hal fisik supaya dilihat dan dipuji orang.
Bagaimana dengan kita? Mau mengutamakan yang mana? Mengamalkan Sabda Tuhan atau menjalankan hal-hal fisik seperti puasa dan mempersembahkan kurban persembahan seperti dalam bacaan pertama tadi? Berpuasa juga penting. Mempersembahkan kurban persembahan pun penting. Namun yang lebih penting dan lebih diutamakan ialah mengamalkan Sabda Tuhan dalam hidup bersama, dalam hidup bermasyarakat. ***
*). Staf PIPA Keuskupan Pangkalpinang