Bacaan I, Yes 7:10-14, Seorang perempuan muda akan mengandung; Mzm 24: 1-2.3-4ab.5-6, Tuhan akan datang: Dia sendirilah Raja Kemuliaan; Bacaan Injil, Luk 1:26-38, Engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki.
Allah Menyertai Umat-Nya
Oleh: Alfons Liwun *)
Dalam bacaan pertama Yesaya menggambarkan bahwa dialog Tuhan dengan Raja Ahas. Dialog itu Tuhan meminta Raja Ahas meminta tanda dari Tuhan. Namun, permintaan ini ditolak Raja Ahas. Raja menolak dengan alasan, ia tidak mau mencobai Tuhan. Hal yang sama pun dikatakan Yesaya sendiri, bahwa selama ini keluarga Daud telah menyusahkan banyak orang termasuk menyusahkan Tuhan dengan cara hidup mereka.
Allah seakan membuka ruang dialog dan memberikan kesempatan untuk Raja. Tetapi secara personal, Raja menyadari akan maksud Allah. Cara Raja menjawabi perminta Allah ini pun perlu dilihat secara positip, bahwa membiarkan Allah bekerja dengan cara-Nya menjawabi keselamatan keluarga Daud.
Yesaya kemudian dengan tegas bahwa akan ada tanda, tanda itu akan ditunjukkan Allah. Bahwa seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki. Tanda ini tidak perlu lagi dibaca dan ditafsir secara sendiri-sendiri. Tanda ini adalah tanda yang hidup. Memiliki kata-kata Allah, Allah hidup dalam diri-Nya, dan Dia akan mengajar dan bertindak dalam kebenaran.
Tanda yang dimaksudkan Yesaya, yang berasal dari Allah sendiri itu, nyata dalam bacaan Injil. Penginjil Lukas melukiskan bahwa tanda Allah itu hadir ditengah manusia dan dunianya. Tanda itu ialah manusia. Tanda itu ialah Sabda nyata dalam daging, seorang pribadi. Pribadi Allah, In persona Dei, Yesus.
Penginjil Lukas melukiskan bahwa in persona Dei itu hadir dengan cara manusiawi. Dari seorang perawan dari Nasaret, Maria. Pilihan kepada Maria adalah pilihan Allah. Pilihan Allah dengan kriteria yang ditentukan oleh Allah sendiri juga. Iya, semacam hak prerogatif Allah. Karena hak pilihan ada pada Allah, maka lukis penginjil Lukas tercata bahwa Maria sendiri kaget, dan mempertanyakan maksud salam yang disampaikan oleh malaikat Gabriel.
Supaya tidak menjadi keraguan bagi Maria, maksud salam itu pun dijelaskan oleh malaikat. Malaikat tidak hanya pembawa warta Allah, tetapi juga mau meyakinkan kebingungan Maria. Bahwa salam yang disampaikannya ialah salam dari Allah. Maria bersedia menjadi “Ibu Sang Sabda” walaupun secara logika sehat, menjadi bingung untuk manusia waras. Iya, disinilah cara Allah hadir. Nampak dalam dunia yang tak dapat dipahami oleh logika manusia. Pada titik ini, Allah menawarkan sisi kepercayaan, iman. Bahwa tidak semua yang disampaikan Allah, harus logis berdasarkan pemikiran manusia. Ada titik batas cara Allah dan manusia. Dan pada titik logika manusia terbatas, manusia dituntun untuk percaya. Peran Roh Kudus akan membimbing-Nya, manusia dituntun untuk hidup dalam kasih karunia pada Sang Sabda.
Yang terpenting dari cara Allah hadir untuk manusia dan dunianya ialah bahwa manusia harus selamat dalam hidup di dunia dan di akhirat. Anak Manusia, yang kita nantikan dalam Natal itu, wujudnyata.
Natal merupakan peristiwa yang menakjubkan bagi dunia. Allah hadir dan mengundang manusia untuk selamat dalam hidup. Dan melalui kita pula, Allah melanjutkan natal dalam dunia ini, dengan membawa salam malaikat. Sehingga salam, damai natal tidak menjadi esklusif, melainkan inklusif. Damai natal bukan menjadi titik nyaman untuk diri dan keluarga, melainkan berbagi sehingga dunia selama utuh mengalami kedamaian, kasih karunia yang diwartakan malaikat Gabriel. Semoga, Tuhan menyertai kita, membagi damai natal bagi dunia ini.***
*). Staf PIPA Keuskupan Pangkalpinang