“Mari kita bersyukur atas perayaan Ekaristi kita hari ini. Kita bersyukur juga atas pelantikan WKRI se-BaBel. Mari kita dukung mereka” ungkap Mgr. Adrianus Sunarko ofm dalam kata pengantar Misa Pelantikan dan Peneguhan terbentuknya WKRI se-BaBel di gereja Katedral pada senin (18/12/2023)
Di gereja Katedral St. Yosep Pangkalpinang, Mgr. Adrianus ofm bersama 10 imam memimpin misa pelantikan dan peneguhan, terbentuk lagi WKRI Kepulauan Bangka Belitung. Hadir dalam misa itu Ketua DPC WKRI Propinsi Kep. Riau, Ibu Nursalam. Ibu Nursalam melantik 90 ibu, anggota WKRI dari cabang Kota Pangkalpinang, Bangka, Bangka Selatan dan Bangka Tengah. Setelah dilantik, seluruh kepengurusan dari cabang-cabang mengungkapkan janji kemudian diteguhkan oleh Bapa Uskup, Mgr. Adrianus.
Dalam kotbahnya, Uskup Keuskupan Pangkalpinang mengungkapkan suasana yang tidak seperti biasa di depan matanya. Di depan ini biru-biru semua ya. Mata agak silau. Ibu-ibu yang hadir ini, WKRI cabang Kota Pangkalpinang, Koba, Toboali, dan Sungailiat.
Lanjut Mgr. Adrianus, yang barusan merayakan HUT ke-57 tahun, dalam kedua bacaan tadi, terdengar bahwa ada kontradiksi. Namun sebenarnya tidak begitu. Ada dua tema pokok dalam bacaan yang kita dengar tadi. Tema kemerdekaan atau kebebasan dan tema ketaatan. Ketaatan yang harus kita jalankan dan karena itu, ketaatan akan membebaskan atau memerdekakan kita.
Israel dalam bacaan suci dilaporkan bahwa mereka dijajah sebanyak dua kali dan dibebaskan pun sebanyak dua kali. Israel diperbudak di Mesir kemudian dibebaskan Tuhan dari Mesir. Ini yang pertama. Kedua, Israel kemudian berdosa dan mereka dibuang ke Babel. Bukan Bangka Belitung. Tapi Tuhan masih membebaskan mereka lagi, tegas Uskup Keuskupan Pangkalpinang lagi.
Lebih dalam lagi, Mgr. Adrianus, menjelaskan bahwa Israel menjadi orang yang merdeka, ketika telah dibebaskan Tuhan. Pengalaman Israel juga menjadi teladan untuk pengalaman kita. Kita dijajah atau dibelenggu dengan berbagai kepentingan, tapi Tuhan akan membebaskan kita. Yusuf sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan Tuhan. Mengambil Maria sebagai isterinya. Perbuatan Yusuf demikian merupakan sikap taatnya pada Tuhan. Sikap taat yang dijalankan Yusuf ini, memerdekakannya dan keluarganya.
Rupanya situasi WKRI yang “tertidur pulas” telah lama, sebelum hadirnya Bapa Uskup, Mgr. Adrianus di Pangkalpinang. Waktu awal menjadi uskup, saya dibisik untuk mengaktifkan lagi WKRI Kepulauan Bangka Belitung. Lambat laun, akhirnya bangun lagi WKRI Kepulauan Bangka Belitung. Kehadiran Rm. Agus msf dan utusan WKRI dari Kepulauan Riau sungguh membantu sehingga WKRI BaBel terbentuk hari ini. Harapannya, semoga WKRI Kepulauan BaBel tetap berdiri dan tidak terkungkung oleh berbagai kepentingan, sharing singkat Bapa Uskup Keuskupan Pangkalpinang.
Ramahtamah WKRI Kepulauan Bangka Belitung
Setelah dilantik dan diteguhkan ibu-ibu WKRI melakukan syukuran di aula Paroki Katedral Pangkalpinang. Jumlah WKRI yang dilantik dan diteguh malam ini sebanyak 90 orang ibu. Dilantik dan diteguhkan demi untuk pelayanan yang terbaik untuk gereja dan masyarakat, ungkap Nursalam, Ketua DPC Kepulauan Riau.
Lanjut Nursalam lagi, “WKRI Kepulauan Bangka Belitung sudah berdiri. Maka harus berdiri sendiri. Walau kita sama dalam satu keuskupan, namun karena berbeda propinsi, maka semestinya struktur dan kerja WKRI kita mengabdi dalam propinsi masing-masing. Jangan tidur lagi. Biarlah kepengurusan yang telah dilantik dan diteguhkan, dapat melayani gereja dan masyarakat.”
Lain dengan Ibu Nursalam, Marlita, Ketua DPC Kabupaten Bangka Induk yang dipercayai untuk membawakan kata sambutan, mewakili kabupaten lain mengungkapkan harapan WKRI di masa depan demikian. “Kami siap melayani untuk gereja dan masyarakat. Mohon dukungan untuk bapak-ibu, pastor dan suster. Kami butuh pendampingan yang membangun biar untuk menjadi berkat bagi semua. Kami siap berbhakti untuk negara.”
Hadir dalam ramahtamah syukur terbentuk lagi WKRI Kepulauan Bangka Belitung, Subekty, Asisten 1 wali Kota Pangkalpinang, Bartolomeus Suharto, Kabid Dinas LH, dan Bimas Katolik, Gregorius Heri Eko Prasojo. ***